Kepala Bandara dipukul pejabat, Bandara Wamena berhenti operasi
Pemukulan menyebabkan para pegawai Bandara Wamena melakukan aksi mogok, dengan tidak melayani penerbangan hari ini.
Salah seorang pejabat penting di Kabupaten Jayawijaya dan beberapa pejabat setempat diduga memukul Kepala Bandara Wamena, Papua, Junikar Pakondo, beserta salah seorang staf apron, pada Minggu (7/7). Aksi pemukulan ini pun segera memicu aksi protes yang mengakibatkan penerbangan terhenti.
Pemukulan yang terjadi pada Minggu (7/7) ini menyebabkan para pegawai Bandara Wamena melakukan aksi mogok, dengan tidak melayani penerbangan sehingga aktivitas penerbangan lumpuh total. Ratusan penumpang dikabarkan terlantar di Bandara Wamena.
Junikar Pakondo ketika dihubungi melalui telepon selularnya dari Jayapura, Senin, membenarkan kejadian tersebut. Dia juga membenarkan, selain dirinya, salah seorang pegawai di bagian apron bernama Edi Yohanes Purba atau Edi Horas juga menjadi korban pemukulan.
"Saya dan seorang pegawai ATC dipukul. Saya sudah membuat laporan polisi dan hingga sekarang belum ada negosiasi atau penyelesaian dengan pihak yang diduga melakukan pemukulan," kata Pakondo seperti dikutip dari Antara, Senin (8/7).
Dia mengaku, bukan dirinya yang menghalangi pesawat untuk terbang, namun pilot pesawat Walesi Air yang tidak mau terbang karena tidak ingin melanggar regulasi penerbangan berkenaan dengan hari sudah petang.
"Jadi pesawat tidak terbang bukan karena saya, tapi pilot yang tidak mau menerbangkan pesawat karena hari sudah petang. Kita tahu sendiri bagaimana kondisi cuaca di wilayah Pegunungan," katanya.
Salah satu tokoh gereja di Wamena, Pastor John Djonga yang dihubungi secara terpisah pada Senin menuturkan, ratusan penumpang yang akan berangkat dari Bandara Wamena terutama peserta Pesparawi terlantar karena tidak adanya penerbangan.
"Aktivitas bandara Wamena lumpuh, tidak ada penerbangan. Ratusan penumpang terlantar pasca pemukulan itu, terutama peserta Pesparawi," ujar Pastor melalui telepon selularnya.
Pastor John Djonga mengatakan, masalah ini harus segera diselesaikan. Jika tidak ratusan peserta Pesparawai akan terlantar karena panitia sudah membubarkan kegiatan sehingga peserta yang tidak lagi dalam tanggungan panitia.
"Ya ini harus segera diselesaikan, kalau tidak peserta Pesparawi dari beberapa kabupaten akan terlantar karena kan kegiatan sudah ditutup," pungkasnya.
Peristiwa pemukulan terjadi di Apron 1 Bandara Wamena, pada Minggu (7/7) sekitar pukul 17.45 WIT. Kronologisnya saat itu Pesawat Walesi Air dipaksa untuk berangkat ke Jayapura Oleh pejabat penting di daerah itu, namun pilot Walesi Air tidak bersedia karena pegawai ATC (Apron) atas nama Edi Yohanes Purba (29) tidak bersedia memandu penerbangan tersebut.
Pegawai apron tersebut berusaha memberikan penjelasan bahwa sudah di luar jam penerbangan atau sudah malam. Tetapi pejabat penting itu, tidak terima penjelasan tersebut dan langsung memukul serta menendang Edi Purba.
Melihat kejadian tersebut, Kepala Bandara Wamena, Junikar Pakondo berusaha melerai dan menanyakan masalah yang terjadi, namun ia justru ikut menjadi korban pemukulan.