Kemenkop Luruskan Kabar Larang Warung Madura Beroperasi 24 Jam
Kemenkop mengaku tidak pernah melarang warung madura untuk beroperasi 24 jam
Kemenkop mengaku tidak pernah melarang warung madura untuk beroperasi 24 jam
Kemenkop Luruskan Kabar Larang Warung Madura Beroperasi 24 Jam
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) Arif Rahman Hakim meluruskan, tidak pernah melarang warung madura untuk beroperasi 24 jam.
Arif mengatakan, telah meninjau Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Klungkung Nomor 13 Tahun 2018 tentang penataan dan pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan.
Kesimpulannya, tidak ditemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam.
“Dalam Perda tersebut, pengaturan terkait jam operasional justru berlaku bagi pelaku usaha ritel modern, minimarket, hypermarket, departement store, serta supermarket, dengan batasan jam operasional tertentu,” kata Arif dalam keterangan resminya, Sabtu (27/4).
Arif menambahkan, pihaknya akan segera meminta penjelasan lebih lanjut kepada pemerintah daerah terkait, mengenai aturan pembatasan jam operasional yang sedang berkembang di masyarakat.
“Kami juga akan mengevaluasi kebijakan daerah yang kontraproduktif dengan kepentingan UMKM, termasuk evaluasi program dan anggaran pemda untuk mendukung UMKM,” imbuhnya.
Arif juga membantah adanya keberpihakan Kemenkop terhadap minimarket atau usaha besar lainnya.
Bahkan, ia menegaskan bahwa Kemenkop akan melindungi UMKM dari ancaman ritel modern yang ekspansif, sekaligus mengajak masyarakat untuk berbelanja di warung-warung milik UMKM.
“Pada prinsipnya, kami terus berupaya untuk memberikan berbagai kemudahan, pelindungan, dan pemberdayaan bagi pelaku UMKM. Hal tersebut juga telah tertuang pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 tahun 2021,” ujarnya.
Kemudian, salah satu amanat dari PP tersebut dijelaskannya, setiap kementerian atau lembaga dan pemerintah daerah memiliki layanan bantuan hukum dan pendampingan kepada pelaku UMKM yang meliputi penyaluran hukum, konsultasi hukum, mediasi, dan penyusunan dokumen hukum.
“Layanan bantuan dan pendampingan hukum tersebut dapat diakses bagi para pelaku UMKM yang merasa dirugikan,” ujar Arif.