Kepala BNPT: Ada Sejarahnya Al-Zaytun Terafiliasi NII
Sepanjang Ponpes Al-Zaytun tidak bertentangan dengan aturan hukum, maka tidak ada masalah
Rycko mengatakan, afiliasi NII dan Ponpes Al-Zaytun adalah sejarah masa lalu.
Kepala BNPT: Ada Sejarahnya Al-Zaytun Terafiliasi NII
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) Komjen Rycko Amelza Dahniel bicara mengenai afiliasi Pondok Pesantren Al-Zaytun dengan Negara Islam Indonesia (NII).
Rycko mengatakan, afiliasi NII dan Ponpes Al-Zaytun adalah sejarah masa lalu.
- Tersangka Achsanul Qosasi Kembalikan Rp31,4 Miliar Terkait Korupsi BTS Kominfo
- Kekecewaan Panglima TNI Usai Kepala Basarnas Jadi Tersangka Korupsi di KPK
- Kepala Basarnas Henri Alfiandi Jadi Tersangka Suap, Punya Aset Rp10,9 Miliar hingga Pesawat Terbang
- Ponpes Al-Zaytun Diduga Berafiliasi dengan NII
"Afiliasi itu kan sejarah ya. Kita kan tidak bisa menghukum sejarah. Kalau bapak saya ada masalah, masa saya mau dihukum? Kan kita tidak bisa menghukum sejarah," kata Rycko di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Rabu (5/7).
"Ada, ada sejarahnya, ada (Al-Zaytun terafiliasi NII) jangankan BNPT, buka di Google saja ada kok," tambahnya Rycko.
Meski begitu, Rycko menjelaskan, dalam kontesk masa kini, Ponpes Al-Zaytun menggunakan perangkat dan sistem hukum yang ada sekarang.
"Sejarah itu menunjukkan memang mereka ada afiliasi pada waktu itu, tapi itu sejarah,"
Menurut Rycko, sepanjang Ponpes Al-Zaytun tidak bertentangan dengan aturan hukum, maka tidak ada masalah. Sebab Indonesia adalah negara demokrasi.
"Selama mereka tidak bertentangan dengan aturan hukum, tidak mengajarkan tentang kekerasan, apalagi melakukan aksi kekerasan, termasuk berhadap hadapan dengan ideologi negara, tentunya tidak ada masalah. Ini kan negara demokrasi."
- Kepala BNPT Rycko.
Menkopolhukam, Mahfud MD mengatakan, Pondok Pesantren Al-Zaytun akan dibina di bawah pengawasan Kementerian Agama. Dengan begitu, Al Zaytun bisa menjadi lembaga pendidikan yang beroperasi sesuai visi dan misi. "Kita sementara ini berpendapat itu supaya diselamatkan sebagai lembaga pendidikan untuk dibina menjadi lembaga pendidikan yang sesuai dengan visi dan misinya yang tertulis," katanya di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (4/7). Dia menuturkan, lembaga pendidikan Al-Zaytun terdiri dari dua kelompok. Satu adalah pondok pesantren dan kedua sekolah mulai dari Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah hingga perguruan tinggi. "Itu akan dibina di bawah pengawasan kementerian agama yang selama ini memang menjadi pembinaannya," ujarnya.