Kepala BNPT: Nasionalisme dan NKRI Harus Kita Pertahankan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius mengingatkan pentingnya merawat NKRI dari berbagai gangguan kelompok teror. Dia juga memaparkan bagaimana mengidentifikasi masuknya paham-paham radikal.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius mengingatkan pentingnya merawat NKRI dari berbagai gangguan kelompok teror. Dia juga memaparkan bagaimana mengidentifikasi masuknya paham-paham radikal.
"Saya memberikan harapan besar kepada mereka (mahasiswa). Mereka generasi muda, generasi penerus yang harus kita selamatkan dari paham-paham tidak benar. Saya jelaskan bagaimana merawat NKRI," kata Suhardi.
-
Apa yang dilakukan BPIP untuk memperkuat Ideologi Pancasila di wilayah perbatasan? Menurutnya, perlu adanya sosialisasi tentang pemahaman dan pentingnya Ideologi Pancasila kepada masyarakat, terutama tentang pentingnya ekonomi Pancasila.
-
Bagaimana Pancasila berperan dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia? Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter atau kepribadian bangsa. Hal ini yang kemudian membedakan antara bangsa Indonesia dan bangsa lainnya. Pancasila disahkan dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang terdiri dari wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia.
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila? Pada hari ini, kita mengenang kembali lahirnya Pancasila sebagai dasar negara yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila pada sidang BPUPKI? Kemudian pada sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepat pada 1 Juni 1945.
-
Kenapa BPIP mendorong penguatan Ideologi Pancasila di wilayah perbatasan, khususnya di Entikong? Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menyebut, perlu penguatan Ideologi Pancasila bagi masyarakat dan pelajar di wilayah lintas batas negara.
Hal ini disampaikan Suhardi saat memberi kuliah umum 'pencegahan dan penanggulangan intoleransi, radikalisme, dan terorisme' di depan 4.000 mahasiswa baru (Maba) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Jumat (6/9).
Lima mahasiswa baru asal Papua juga mengikuti acara ini. Mereka menyanyikan Lagu 'Indonesia Raya' dan petikan lagu 'Kita Semua Bersaudara Indonesia Manise'. Suhardi mengaku bangga dengan keberadaan lima mahasiswa ini.
"Mereka adalah saudara-saudara se-bangsa harus berintegrasi dengan baik, bukan malah dicabik-cabik," tegasnya.
Mantan Sestama Lemhanas ini berharap, setelah mendapat paparan ini, para mahasiswa menjadi tidak takut bila melihat adanya gejala penyebaran paham-paham tidak baik itu di lingkungan kampus. Mereka harus berani melaporkan itu ke dosen atau rektor, kalau perlu ke Polda.
"Nanti kalau belum bisa, kami (BNPT) siap turun membantu mereduksi dan membersihkan paham negatif tersebut," tuturnya.
Mantan Kabareskrim Polri ini mengajak para mahasiswa untuk belajar dari peristiwa yang terjadi di Papua beberapa waktu lalu. Menurutnya, apa yang terjadi di Papua kemarin akibat lemahnya kemampuan literasi, verifikasi, dan filterisasi masyarakat sehingga begitu mendapat berita dari media sosial langsung disebar. Padahal isi berita itu adalah berita bohong (hoaks) yang merusak disintegrasi bangsa.
"Makanya kaum terdidik ini tabayyun-lah, bertanyalah. Kita bersaudara kok, tadi saya katakan tidak ada Indonesia tanpa Papua, tidak Indonesia tanpa Aceh, semua 34 provinsi jadi satu. Dicubit satu kita merasa sakit semua. Ini kita tanamkan bagaimana nasionalisme dan NKRI itu harus kita pertahankan dengan baik," ujarnya.
Lima mahasiswa baru UNG asal Papua, yakni Suzeth Hatting Fakdawer dari Fakfak (Fakultas Ilmu Pendidikan Bimbingan dan Konseling), Emilia Jaharudin Tanggahma dari Fakfak (Fakultas Bahasa Jurusan Sastra Inggris), Arincu Suhun dari Kabupaten Sarmi (Fakultas Kesehatan Masyarakat), Oktovina Womsiwor dari Fakfak (Fakultas Ekonomi), dan Florentinus B. Kapi dari Asmat (Fakultas MIPA jurusan biologi).
Suzeth mengaku bangga sebagai bangsa Indonesia. Menurutnya, materi wawasan kebangsaan yang diberikan Kepala BNPT sangat membangun motivasi anak-anak Papua, terutama dia dan rekan-rekannya yang menuntut ilmu di UNG.
"Kami hidup di Papua dengan posisi seperti itu. Setelah mendengar paparan tadi, kami mahasiswa Papua di Gorontalo merasa tenang. Kami bisa belajar dengan baik. Kami berharap nanti setelah lulus, kami bisa pulang membangun Papua dan Indonesia," ujar Suzeth yang memimpin menyanyikan lagu 'Kita Semua Bersaudara Indonesia Manise'.
Hal senada diungkapkan Florentinus. Sebagai anak asli Suku Asmat, ia merasakan ketenangan dan kenyamanan setelah mendapat paparan wawasan kebangsaan. "Kami merasa tenang dan nyaman melanjutkan studi sampai nanti selesai," kata Florentinus yang menjadi dirijen saat menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Plh Rektor UNG, Mahludin H. Baruadi menilai apa yang disampaikan Kepala BNPT sangat substantif, filosofis, dan bagaimana bukti nyata ancaman radikalisme, terorisme, dan anti NKRI.
"Mudah-mudahan para mahasiswa memiliki referensi yang betul-betul nyata, agar mereka terhindar dari paham radikalisme, terorisme, dan anti NKRI," tandasnya.
Baca juga:
BNN, BNPT, LPSK Hingga Komnas HAM Ajukan Penambahan Anggaran Kerja Tahun 2020
BNPT Sebut Ancaman Paham Terorisme Mulai Masuk ke SMA Bahkan PAUD
Jihad Sesat Penyerang Anggota Polsek Wonokromo
BNPT Sebut Penyerang Polsek Wonokromo Tipe 'Lone Wolf'
BNPT Manfaatkan Pesantren untuk Lawan Radikalisme
Kepala BNPT Sempat ke Suriah untuk Pulangkan Eks ISIS ke Indonesia