Kepala BPIP Harap Indonesia Jadi Pelopor Pembangunan Berkelanjutan di Forum Dunia
Kepala BPIP berharap, forum tersebut memiliki manfaat besar bagi Indonesia dan dunia dalam pembanguna berkelanjutan.
Kepala BPIP Prof. Yudian Wahyudi memuji Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi Pihak atau High Level Forum on Multi Stakeholder Partnership (HLF-MSP) di Bali.
Kepala BPIP berharap, forum tersebut memiliki manfaat besar bagi Indonesia dan dunia dalam pembanguna berkelanjutan.
- BPIP Kumpulkan Para Pakar Bahas Paradoks Beragama di Indonesia, Hanya Formalitas?
- BPIP Bantah Penggantian Paskibraka Pembawa Baki HUT RI di IKN di Menit-Menit Terakhir
- BPIP Jabarkan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, Jembatan Emas Indonesia Merdeka
- BPIP Harap Masyarakat Tak Mudah Dipecah Belah Perbedaan Budaya dan Agama
Tidak hanya itu, ia juga menyebut Conferensi Asia-Africa Bandung pada tahun 1955 terus disebutkan dan menjadi harapan Dunia peserta HLF MSP untuk terus perkuat.
"Semoga ini menjadi manfaat bagi Indonesia dan belahan Dunia khususnya peserta HLF MSP", ujarnya.
Dalam sambutannya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa menegaskan, diperlukan langkah transformatif dan kerja sama internasional yang lebih kuat antarnegara di belahan bumi selatan untuk mencapai agenda tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) 2030.
"Bahwa langkah-langkah transformatif dan kerja sama internasional yang lebih kuat antar negara-negara di belahan bumi selatan diperlukan untuk mencapai agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030,” papar Suharso.
Tantangan Negara Dunia yang Berat
Suharso menyatakan, langkah tersebut diperlukan karena negara-negara di belahan bumi selatan menghadapi tantangan yang cukup berat.
Seperti pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, defisit infrastruktur, gangguan pada rantai pasokan global, serta maraknya kebijakan proteksionis yang menghambat dan mengikis kepercayaan global terhadap lembaga internasional.
Suharso mengutip penelitian dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang menunjukkan skenario di mana dunia terbagi menjadi dua blok perdagangan yang berbeda.
Pembagian ini berpotensi menyebabkan penurunan 5 persen dalam produk domestik bruto (PDB) global dan fragmentasi perdagangan internasional.
Xanana Gusmao
Dalam acara tersebut, Perdana Menteri Timor-Leste Xanana Gusmao menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Indonesia atas penyelenggaraan HLF MSP.
Dia menyoroti fokusnya pada isu-isu penting bagi negara-negara berkembang dan negara-negara berkembang di belahan bumi selatan, seperti yang ditunjukkan Indonesia pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.
Konferensi Bandung memperkenalkan prinsip-prinsip penting bagi kerja sama Selatan-Selatan, seperti penghormatan terhadap kedaulatan, non-intervensi dalam urusan dalam negeri, penyelesaian sengketa secara damai, dan penerapan hukum internasional secara universal.