Kerugian materiil banjir di Subang capai Rp 32 miliar
Karena masih banjir, jalur Pamanukan kemacetan panjang masih terjadi. Polisi menerapkan buka tutup.
Banjir telah melumpuhkan aktivitas warga di Kabupaten Subang Jawa Barat. Selama empat hari, banjir menyebabkan kerugian materiil hingga Rp 32 miliar. Air yang menggenangi akses utama di Jalur Utara atau Pantura menyebabkan kemacetan parah.
"Akibat dari banjir di Subang ini mengakibatkan kerugian materiil hingga Rp 32 miliar," kata Sekda Kabupaten Subang Abdul Rahman di lokasi pengungsian Kecamatan Pamanukan, Subang, Selasa (21/1).
Sejauh ini ada sekitar 13 kecamatan yang terendam dengan ketinggian beragam. Paling parah berada di Kecamatan Legon Kulon karena terisolasi. Debit air hingga hari ini diperkirakan masih 1,5 meter.
"Di Legon Kulon ini warganya ada 32 ribu, tapi sulit dievakuasi karena terisolir," ujarnya.
Pemerintah Daerah menurut dia telah melakukan sejumlah upaya terkait musibah banjir tersebut. Di antaranya melakukan koordinasi dengan seluruh Muspida, SKPD, Camat untuk menginventarisir seluruh data kejadian bencana banjir.
"Kami di sini mendirikan berbagai posko bencana yang dibutuhkan seperti posko dapur umum, posko kesehatan dan tempat evakuasi," terangnya.
Pantauan merdeka.com di Jalur Pamanukan kemacetan panjang masih terjadi. Polisi menerapkan buka tutup di sekitar Flyover Pamanukan menuju arah Jawa untuk mengatur arus dari kedua arah yang menumpuk.
Dari arah Jakarta ekor kendaraan pun diperkirakan mencapai 20 kilometer. "Saya selama 20 kilometer ini hanya maju dikit-dikit saja," kata sopir truk Juki yang hendak ke Semarang.