Kesaksian Maharany bantah jadi gratifikasi seks
Maharany mengaku tidak munafik, karena itu dia menerima uang Rp 10 juta dari Ahmad Fathanah. Apa lagi pengakuan Rany?
Mahasiswi Moestopo Maharany Suciyono akhirnya muncul ke hadapan publik. Nama Maharany menjadi buah bibir setelah KPK menangkapnya di Hotel Le Meridien bersama Ahmad Fathanah, orang dekat mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.
Maharany menggelar jumpa pers di Hotel Nalendra di Jl Kebon Nanas, Jaktim, Selasa (5/2). Perempuan yang akrab disapa Rany ini muncul dengan kerudung warna cokelat.
Desas-desus soal Rany dengan cepat beredar luas. Dikabarkan keberadaan Rany di Le Meridien tidaklah cuma-cuma, dia dibayar Rp 10 juta. Uang itu yang diambil dari bagian Rp 1 miliar suap yang akan diberikan kepada Luthfi dari, sebuah perusahaan importir daging.
Maharany mengakui pertemuan itu. Tapi dia membantah melakukan hubungan intim dengan Ahmad Fathanah dan jadi gratifikasi seks. Menurutnya mereka cuma makan malam saja. Maharany juga tak tahu menahu dengan kasus tersebut.
Apa saja yang disampaikan mahasiswa cantik itu soal malam tersebut.
-
Kenapa Pramono Anung menggandeng Puan Maharani? "Sebenarnya saya yang menggandeng Mbak Puan, karena memang Pak Prabowo kan dikerubutin banyak orang yang pasti ada bisik-bisik masa diomongin," kata Pramono kepada wartawan di Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (6/9).
-
Dimana Puan Maharani merasa seperti di dapil sendiri? "Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke Tomohon, seluruh masyarakat di sepanjang jalan Tomohon kenal saya, saya merasa sedang di dapil sendiri," tambah Puan.
-
Kapan sagu mutiara dianggap matang? Setelah direbus selama sekitar tujuh menit, kompor dimatikan, Diamkan sagu mutiara sejenak, paling lama satu menit. Setelah itu, sagu mutiara telah matang sempurna dan dapat disajikan.
-
Mengapa Maharani Gi diangkat sebagai permaisuri? Dalam waktu singkat Gi segera menjadi wanita kesayangan sang raja berkat kecantikan dan kecerdasan yang luar biasa. Gi menggantikan posisi Maharani Danashri yang dihukum mati karena pemberontakan kakaknya.
-
Apa yang diputuskan oleh Puan Maharani mengenai rapat paripurna? Ketua DPR Puan Maharani menjelaskan alasan rapat paripurna DPR tidak lagi menyebutkan jumlah kehadiran anggota dewan secara virtual. Padahal, sebelumnya selama masa pandemi Covid-19 anggota dewan diperbolehkan hadir secara virtual.
-
Di mana sentra kerajinan tembaga yang dikunjungi Puan Maharani? Di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, terdapat sebuah sentra kerajinan tembaga dan kuningan.
Mengaku tidak munafik
Maharany mengakui pertemuannya dengan Ahmad Fathanah. Dia juga tak menolak ketika orang dekat Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq memberinya uang Rp 10 juta di kafe hotel tersebut.
"Namanya manusia, saya tidak munafik, saya terima uang itu," kata Rany dalam jumpa pers di Hotel Nalendra di Jl Kebon Nanas, Jakarta Timur, Selasa (5/2).
Rany mengatakan, dirinya sempat menanyakan maksud pemberian uang tersebut, karena dia baru saja mengenal Fathonah. "Ini uang buat apa? Dan dia (Ahmad Fathanah) bilang kalau uang itu untuk perkenalan," ujar Rany.
Menurut Rany, dia tidak mengenal Fathanah, dia hanya mengetahui kalau orang dekat Luthfi Hasan Ishaaq itu adalah pengusaha. "Yang saya tahu dia (Fathanah) pengusaha," tegasnya.
Mengaku cuma makan malam
Maharany membantah menjadi alat gratifikasi seks bagi politisi yang ditangkap KPK di hotel itu. Dia mengaku cuma makan malam saja.
"Saya ingin meluruskan, saya ditangkap saat berada di kafe bukan di kamar," kata Maharany.
Menurutnya dia dan Ahmad Fathanah hanya makan malam. Tidak melakukan hubungan intim. Dia menepis berita miring seputar dirinya.
Rp 10 juta untuk berkenalan
Maharany mengaku menerima uang Rp 10 juta. Uang sebesar Rp 10 juta yang diterimanya sebagai tanda perkenalan dari Ahmad Fathanah.
"AF (Ahmad Fathanah) bilang ini Rp 10 juta sebagai tanda perkenalan," ujar kuasa hukum Maharany, Wisnu Wardana di Hotel Nalendra di Jl Kebon Nanas, Jaktim, Selasa (5/2).
Menurut Wisnu, saat pertama kali berkenalan Ahmad mengaku sebagai pengusaha. Kala itu Rany sapaan Maharany percaya saja, tanpa bertanya lebih jauh identitas pria yang ternyata sudah memiliki anak dan istri.
"Rani tidak tahu AF terkait partai mana dan politik mana segala macam. Yang Rani tahu AF adalah pengusaha. Rani baru tahu AF dari parpol oleh penyidik KPK," katanya.
Minta maaf pada rakyat Indonesia
Maharany mengaku terpukul dengan kasus suap dan pemberitaan seputar dirinya. Dia juga meminta maaf atas peristiwa itu.
"Rany minta maaf seluruh masyarakat indonesia khususnya kaum perempuan," ujar Rany dalam jumpa pers di Hotel Nalendra di Jl Kebon Nanas, Jakarta Timur, Selasa (5/2).
Rany sadar psikologis ibunya terganggu dengan adanya masalah tersebut. Apalagi ketika nama lembaga pendidikannya disebut-sebut. "Rany juga minta maaf sama kampus karena telah rusak nama baik kampus dengan mencuatnya masalah ini," kata dia.
Rany shock ketika dia juga ikut digelandang KPK atas kasus suap impor daging sapi di Le Meridien. "Saya shock lah kaget, saya enggak tahu bisa seperti itu. Kenal (Ahmad Fathonah) saja baru," tegas Rany.
Kenal di Sency, makan malam di Le Meridien
Seperti pengakuan yang sudah disampaikan Maharany sebelumnya, pengacara Rany Wisnu Wardana menjelaskan, kliennya sebelumnya tidak mengenal Ahmad Fathanah.
"Jadi sebenarnya Rani sebelumnya tidak mengenal siapa AF, dia sedang berada salah satu kafe di Senayan City. Di situ AF melihat Rani, namun dia tidak berani berkenalan dan memberikan nomor telepon atas nama Ahmad di secarik kertas yang diberikan oleh waiters," jelas Wisnu.
Fathanah, lanjut Wisnu, meminta pelayan kafe memberikan nomor telepon itu saat Rani hendak ke toilet.
Saat keduanya bertemu di Hotel Le Meredien, Maharany kemudian menanyakan jati diri Fathanah. "Setelah bertemu dia tanya AF siapa. AF ngaku Ahmad Fathanah dan pengusaha," ujar Wisnu.
Keduanya lalu mengobrol di kafe dan saat itulah penyidik KPK menangkap mereka.