Kesaksian warga, bengkel ketok magic dijadikan praktik ilmu kebal
Warga akui kerap ada pengajian yang dihadiri puluhan ABG bermotor di Bengkel Ketok Magic itu.
Aparat Polsek Jagakarsa membongkar praktik ilmu kebal di bengkel ketok magic depan Stasiun Tanjung Barat Jl. Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Kasus ini melibatkan puluhan anggota geng motor yang diberi nama 'Inggris' dari kelompok Mahesa Kurung. Agar tidak dicurigai, kelompok ini membuka praktik di bengkel ketok magic depan Stasiun Tanjung Barat.
Ternyata para geng motor menimba ilmu di sana untuk melakukan kejahatan. Tercatat sudah dua kali geng ini berkeliaran di Pasar Minggu dan Jagakarsa untuk menyerang kelompok lain atau warga yang berada di pinggir jalan.
Polisi telah mengamankan Bayu Aji Prakoso yang mengaku sebagai pemimpin kelompok Mahesa Kurung bersama dua pengikutnya yang masih di bawah umur, Jumat (2/9) malam lalu.
Warga sekitar membenarkan bahwa Bayu sempat dibawa oleh polisi, walaupun tidak ada yang mengaku melihat proses penangkapannya. Namun, ia sudah kembali ke rumah pada Sabtu siang.
"Bayu itu sebagai saksi doang, bukan tersangka. Tahu dari suami saya, ngomong sama Bayu. Jumat jam 11 malam pergi, tapi Sabtu siang udah balik lagi," cerita seorang ibu penjaga warung yang tidak mau disebutkan namanya kepada merdeka.com, Minggu (4/9).
Warungnya terletak persis di depan bengkel ketok magic tempat Bayu tinggal. Berdasarkan pengakuannya, Bayu sering membeli makanan di sana.
Menurutnya dan beberapa warga lain, di sana Bayu menempati rumah nenek dan kakeknya. Ia tinggal sendiri, menjaga kontrakan milik bapaknya yang juga berada di lokasi yang sama. Bengkel ketok magic pun hanya berstatus kontrak dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan dirinya.
"Salah besar kalau bawa-bawa ketok magic. Yang punya bapak-bapak tua. Ngontrak di sini, berangkat pagi pulang sore. Nggak tahu apa-apa. Ini kan hanya gosip, makin digosok makin sip" lanjut si ibu.
Nino, seorang pemilik warung yang berjarak dua rumah dari rumah Bayu/bengkel ketok magic juga memberikan keterangan serupa. Ia yakin bahwa Bayu adalah anak baik-baik yang tidak mungkin melakukan apa yang dituduhkan kepadanya.
"Nggak ada yang begitu-begitu. Ibu kan deket juga sama Bayu. Nggak masuk akal, belajar gitu nggak mungkin di tempat sembarangan," ujarnya.
Namun, Nino dan beberapa warga lain membenarkan bahwa rumah Bayu memang seringkali digunakan sebagai tempat berkumpul anak baru gede (ABG). Mereka berkumpul di sana dalam rangka mengikuti pengajian. Siapa yang mengadakan pengajian dan apakah anak-anak tersebut berhubungan dengan Bayu, mereka tidak tahu.
"Pengajian mah biasa aja ngaji. Anak-anak muda pakai baju koko, kopiyah. Dateng pakai motor," ceritanya.
ABG-ABG tersebut dinilainya selalu berlaku sopan. Berapa jumlah orang yang berkunjung tidaklah pasti. Ada warga yang menyebut 10, belasan, bahkan sampai 30 orang.
Bayu sendiri dikabarkan baru lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) beberapa tahun belakangan. Sejak itu, ia tidak diketahui memiliki pekerjaan lain selain menjaga kontrakan milik bapaknya.
Rumah Bayu terlihat sepi pada Minggu (5/9). Di balik pagar seng bertuliskan 'ketok magic buka', terdapat dua bangunan tua. Keduanya adalah rumah yang ditinggali Bayu dan bangunan kontrakan yang disewakan sebagai kos-kosan. Ketika siang, sebagian rumah tersebut juga disewakan kepada pemilik bengkel ketok magic untuk menjalankan usahanya.
Baca juga:
[Video] Ini cara mudah terapkan ketok magic sendiri di rumah
Kerja ketok magic, mobil ditutup kain hitam, diurut & mulus lagi
Ketok magic, diminati tapi sulit dicari
Isu keranda terbang, warga rela menunggu sampai Subuh mau lihat
Zaman sudah modern masih ada kejadian mistis hebohkan warga