Ketua DPP: 33 DPD II dan DPD I Provinsi Dukung Airlangga jadi Ketum Golkar
Menurut dia, prestasi Airlangga salah satunya mampu menjadikan Golkar peringkat dua peroleh kursi di parlemen pada pemilihan umum legislatif (pileg), 17 April 2019 lalu. Apalagi prestasi tersebut saat elite partai dijerat kasus korupsi.
Partai Golkar tengah menghadapi gejolak di internal terkait ketua umum di masa yang akan datang. Ada kader yang mendukung Airlangga Hartarto dan ada juga yang mendukung Bambang Soesatyo.
Salah satu Ketua DPP Partai Golkar Lamhot Sinaga akhirnya angkat bicara terkait gejolak tersebut. Dia mengklaim, Airlangga masih diinginkan stakeholder untuk jadi Ketum Golkar periode mendatang.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
"Menurut saya, Airlangga Hartarto ketua Umum yang sekarang masih diinginkan oleh seluruh stakeholder Golkar pada Musyawarah Nasional (Munas) mendatang," ujar Lamhot di Jakarta, Rabu (3/7).
Menurut dia, prestasi Airlangga salah satunya mampu menjadikan Golkar peringkat dua peroleh kursi di parlemen pada pemilihan umum legislatif (pileg), 17 April 2019 lalu. Apalagi prestasi tersebut saat elite partai dijerat kasus korupsi.
"Di tengah badai keras yang menerpa Partai Golkar, setelah dualisme kepengurusan ditambah kasus hukum yg mendera elite partai yang mengantarkan mantan ketum dan mantan sekjen kebalik jeruji, DPP Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto mampu 'survive' menjadikan Golkar di peringkat dua peroleh kursi di parlemen," jelas dia.
"Prestasi ini tidak boleh diabaikan, dan hal inilah yang dilihat para pengurus daerah (pemilik suara) yang menjadi kelebihan sekaligus prestasi Airlangga sebagai ketua umum," tambah dia.
Sepanjang pengetahuannya, dia mengatakan ada 33 DPD II dan DPD I Propinsi Sumut masih solid dan setia mendukung Airlangga.
"Kebetulan sebagai Ketua DPP, saya sering berkomunikasi dengan mereka dan semua mengatakan masih ingin kepemimpinan Airlangga dilanjutkan untuk masa bakti mendatang," tandasnya.
Baca juga:
Wasekjen Golkar Era Ical Nilai Tudingan Rizal Mallarangeng ke Bamsoet Tak Elok
Rapat Pleno, MKGR Putuskan Dukung Airlangga Hartarto Sebagai Calon Ketum Golkar
Golkar Butuh Kepemimpinan yang Kuat Agar Dipercaya Lagi
Rizal Mallarangeng Sebut Bamsoet Cari Dukungan di Munas Pakai Intimidasi
Bambang Soesatyo Singgung Banyak Plt Isi Posisi Strategis di Golkar
Rizal Mallarangeng: Bamsoet Sudah Dapat Ketua DPR, Enggak Usah Maju Ketum Golkar