Ketua DPR serukan operasi militer bebaskan WNI disandera di Filipina
Kelompok bersenjata melakukan penyanderaan bukan teroris. Namun, hanya bandit.
Ketua DPR Ade Komarudin (Akom) geram terhadap insiden penyanderaan Warga Negara Indonesia (WNI) dilakukan kelompok bersenjata asal Filipina yang terus berulang. Dia merasa selama ini pemerintah terlalu persuasif dan perlu lakukan operasi militer.
Akom meminta pemerintah bersikap tegas dalam pembebasan sandera. "Kita kemarin pendekatan sudah cukup persuasif ternyata dikasih hati minta jantung. Koordinasi dengan negara lain, sikat, babat habis. Operasi militer kalau perlu," kata Ade di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/7).
-
Kapan WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Mengapa Wawan ditangkap? Wawan ditangkap karena menerima paket sabu dari Pekanbaru dengan modus ekspedisi helm."Awalnya kami menemukan adanya temuan narkotika jenis sabu sebanyak 2 paket sedang dengan berat kotor 202 gram yang dikirim lewat kargo bandara dengan modus ekspedisi helm," ujar Kasat Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru Kompol Manapar Situmeang kepada merdeka.com Senin (20/5).
-
Bagaimana cara Rohingya dan WNI ini akan dibawa ke Malaysia? Kedua pelaku warga Labuhan Batu, mereka meminta Rp5,5 juta per orang dikali 22 orang, untuk diberangkatkan ke Malaysia menggunakan kapal motor.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kenapa WNA itu dideportasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
Politikus Partai Golkar ini berujar bahwa koordinasi Indonesia dengan tiga negara yang berhubungan dengan zona rawan itu tergolong lemah. Dia mendukung agar ada penguatan kembali untuk antisipasi.
"Kita nanti akan minta komisi I untuk proaktif melakukan hal ini pada persidangan yang akan datang," tuturnya.
Ade juga menilai, kelompok bersenjata melakukan penyanderaan tersebut bukan teroris. Namun, hanya bandit biasa yang kerap melakukan perampokan.
"Saya tidak percaya itu teroris, itu bandit berkedok terorisme. Mungkin bekas didikan terorisme tapi mereka tidak lagi melakukan tindakan yang basisnya ideologi tapi soal merampok. Ya harus sikat," pungkasnya.
Baca juga:
Kompaknya Panglima TNI & Wapres JK sebut Filipina bakal susah
WNI disandera lagi, Kemenhub larang pelayaran Indonesia ke Filipina
Wapres JK sebut Filipina terancam mati listrik akibat penyanderaan
Pemerintah tegaskan tak sudi bayar uang tebusan ke Abu Sayyaf
TNI diminta serang Abu Sayyaf karena sudah keterlaluan sandera WNI
Ngototnya Gatot ingin terjunkan TNI ke Filipina belum direstui Luhut