Ketua Fraksi NasDem ngaku diutus Paloh dampingi pembebasan 10 WNI
Viktor mengklaim bahwa partainya turut memberikan kontribusi bagi bebasnya para sandera.
Ketua Fraksi Partai NasDem DPR Viktor Laiskodat menjelaskan bahwa 10 WNI yang sebelumnya ditawan kelompok Abu Sayyaf di Filipina, kini telah bebas dalam keadaan sehat. Sejauh ini mereka hanya menderita kelelahan fisik. Hal tersebut lantaran disandera selama sebulan dengan perlakuan tak manusiawi.
"Mengingat selama ditawan sebulan lebih, mereka hanya mendapat makan sehari sekali. Mereka juga tak diberi akses air bersih, sehingga hanya bisa mandi dan membersihkan diri saat hujan turun," kata Viktor dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/5).
Anggota komisi I DPR ini mengklaim bahwa partainya turut memberikan kontribusi bagi bebasnya para sandera. Bahkan dia sendiri mengaku diutus Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh untuk mendampingi proses pembebasan hingga pemulangan 10 WNI tersebut sejak (23/4).
"Tim kemanusiaan Surya Paloh terdiri dari misi gabungan Yayasan Sukma, Media Group, dan Partai NasDem. Yayasan Sukma adalah lembaga kemanusiaan di bidang pendidikan, yang didirikan Februari 2005 atau sekitar dua bulan setelah tragedi tsunami Aceh. Yayasan tersebut fokus di bidang pendidikan. Dalam perkembangannya, yayasan ini terlibat berbagai kerja sama pendidikan, termasuk dengan pesantren-pesantren di Moro Selatan, Filipina," jelasnya.
Atas jaringan itulah, Yayasan Sukma bersama Tim Kemanusiaan Surya Paloh menjalankan misi pembebasan sepuluh sandera Abu Sayyaf. Dalam proses itu, Yayasan Sukma diwakili Ahmad Baedowi dan Dr. Samsu Rizal Panggabean. Sementara Media Grup diwakili CEO Rerie L Moerdijat. Para sandera dibebaskan tanpa ada uang tebusan sepeserpun.
"Proses pembebasan ini murni dilakukan melalui negosiasi. Jadi, tidak ada uang tebusan yang diminta Abu Sayyaf sebanyak 50 juta peso itu," ujarnya.
Proses negosiasi sendiri berjalan lancar. Menurut Viktor, hal ini bisa terjadi lantaran jaringan yang dimiliki Yayasan Sukma. Negosiasi dilakukan dengan pendekatan pendidikan.
Yayasan Sukma mengorganisir jaringan-jaringan kerja sama di wilayah pemerintahan otonom Moro Selatan. Dalam hal ini, para tokoh masyarakat setempat, LSM dan lembaga kemanusiaan daerah Sulu, turut memberi akses terhadap kelompok Abu Sayyaf.
Baca juga:
Siang ini orangtua sandera Abbu Sayyaf jemput anaknya ke Jakarta
Perwira Filipina dan MNLF ikut berjasa bebaskan 10 WNI tanpa tebusan
Cerita di balik bebasnya 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf
Ini cerita tim negosiator bebaskan 10 WNI dari Abu Sayyaf
Fakta-fakta bebasnya 10 WNI setelah 1 bulan lebih disandera
-
Kapan Surya Paloh bertemu dengan Prabowo dan menegaskan dukungan NasDem terhadap pemerintahannya? Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bertemu dengan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto, di Kertanegara, Jakarta, Kamis (25/4). Dalam pertemuan itu, Surya Paloh menegaskan dukungan terhadap pemerintahan Prabowo dengan Gibran Rakabuming Raka nanti
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI saat Jenderal Surono berjuang bersama Barisan Keamanan Raktay (BKR)? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Dimana pasukan yang setia kepada Brigjen Suryo Sumpeno berkumpul untuk melawan komplotan Sahirman? Brigjen Suryo Segera Menuju Magelang, Mencari Kekuatan Untuk Melawan Komplotan Sahirman Pasukan yang masih setia adalah unsur Kavaleri, Zeni Tempur dan Artileri.
-
Kapan Brigjen Suryo Sumpeno bertemu kapten PKI yang ingin menangkapnya? Ketika hendak pulang ke Semarang, di Salatiga dia tiba-tiba ditodong senjata oleh seorang kapten.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.