Kisah 3 Jenderal TNI Bersahabat dengan Mantan Musuh di Medan Perang
Beberapa jenderal TNI ternyata memiliki sahabat yang dahulu pernah menjadi musuhnya di medan perang. Inilah mereka:
Banyak cerita dalam medan perang. Kisah para jenderal TNI bersahabat dengan musuh setelah sekian lama tak bertemu benar terjadi. Dulu diburu, sekarang berteman.
Banyak hal yang melatarbelakangi awalnya jadi musuh, kemudian bisa jadi berteman. Berikut cerita detailnya tentang 3 jenderal TNI bersahabat dengan musuh lamanya:
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Apa yang dilakukan Prabowo Subianto terhadap calon perwira remaja TNI-Polri? Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto menghadiri pembekalan kepada calon perwira remaja TNI-Polri pada Jumat, 12 Juli 2024.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Apa yang dilakukan TKN untuk memenangkan Prabowo-Gibran? TKN ucapkan terimakasih kepada para relawan mendukung Prabowo-Gibran. Wakil Komandan Golf Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Gozali Harahap menyampaikan ucapan terimakasih kepada para relawan yang hadir mendukung Prabowo-Gibran.
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
Persahabatan Yusuf Said dengan AM Hendropriyono
Sebelum keduanya bertemu, Bong Kee Chok alias Yusuf Said sempat menjadi target utama pasukan gabungan Indonesia-Malaysia. Ribuan prajurit kedua negara memburunya di hutan Kalimantan. Bong Kee Chok dilatih tentara Indonesia saat konfrontasi dengan Malaysia. Dia mendirikan Pasukan Gerilya Serawak (PGRS) untuk memerangi Inggris bersama tentara Indonesia.
Kemudian kebijakan Orde Baru, berbalik memusuhi PGRS karena dicap komunis. Untuk membela diri, Bong Kee Chok memerangi gurunya sendiri, tentara Indonesia. Untuk bisa menangkap Bong Kee Chok, Indonesia dan Malaysia sampai mengerahkan satuan elitenya.
Salah satu elite itu adalah AM Hendropriyono dan tim pasukan elite baret merah TNI AD. Saat itu Hendro adalah perwira pertama. Baru pada November 1973, akhirnya Bong Kee Chok mau keluar hutan dan menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah Malaysia.
Pada tahun 2005, Hendropriyono yang sudah pensiun dari TNI dan berpangkat jenderal baru bisa melihat wajah Bong Kee Chok. Pertemuan itu digelar di Hotel Four Seasons Singapura berkat jasa kenalan Hendro. Maka setelah 38 tahun, Hendro akhirnya bisa bertemu bekas musuhnya. Tak ada amarah atau dendam, hanya rasa hormat dan kagum dari dua prajurit tua ini.
Prabowo Subianto dengan Muzakir Manaf
Prabowo Subianto dengan Muzakir Manaf ternyata pernah bermusuhan. Saat itu Prabowo yang berpangkat Letjen dan menjabat Panglima Kostrad memburu Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Muzakir Manaf. Sebaliknya Muzakir Manaf ingin menembak bahkan menculik Prabowo untuk dihabisi.
Kini, Muzakir Manaf yang akrab disapa orang Aceh dengan panggilan Mualem tersebut menjadi sahabat dekat dengan Prabowo. Bahkan, saat Mualem ingin bergabung dengan Gerindra, Prabowo sempat menolak karena tak ingin Mualem jadi anak buahnya.
"Saya bilang Anda ini Mualem kalau masuk Gerindra nanti jadi bawahan saya, saya tidak mau, Anda ini harus jadi sahabat saya," kata Prabowo.
Pertemuan Benny Moerdani dengan Dua Prajurit Inggris
Benny Moerdani saat itu menjabat sebagai Kapten Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD). Ia ditugaskan menghadang pergerakan pasukan Gurkha Inggris dan SAS. Benny ditugaskan untuk menyusup dan melewati perbatasan antara Malaysia dan Indonesia. Ketika itu Inggris mendirikan negara Malaya (Malaysia).
Selama menjalani tugasnya di garis depan, seluruh pangkat Benny dilepas. Saat itu pula, Benny bukan lagi prajurit TNI, melainkan relawan dan anggota TNKU. Seragam yang diberikan berbeda dengan seragam TNI. Identitasnya disamarkan warga Kalimantan Selatan kelahiran Muara Teweh, sebuah kota kecil di tepi Kapuas.
Nyawa Benny hampir melayang saat ia menyusup ke perbatasan dua wilayah itu. Kepalanya sudah dibidik dua prajurit Inggris dengan senjata mereka. Namun mereka belum juga mengeksekusi.
Jawaban itu ia temukan pada 1976 saat berkunjung ke Inggris. Benny sudah menjabat sebagai jenderal. Ia tak sengaja bertemu dua prajurit Inggris itu dan menanyakan alasan mereka tak menembaknya.
Dua prajurit itu menjelaskan alasan tak menembak Benny. Mereka tak melakukan itu, karena melihat sebuah Queen Elizabeth (kode untuk kapal yang lebih besar). Mereka menyangka ada kapal besar pengangkut pasukan TNI. Tapi kenyataannya, yang datang adalah kapal kecil pengangkut pasukan TNI. Nyawa Benny selamat karena kejadian itu.