Kisah Bung Hatta di Pengasingan Ajar Anak-anak Hingga Minta Dikirim Buku dari Belanda
Proklamator dan juga Wakil Presiden pertama RI, Mohammad Hatta pernah dibuang penjajah Belanda ke Banda Neira, Maluku, pada 1936 hingga menjelang Jepang datang 1942. Meski menjalani masa pembuangan, di sana Hatta tetap aktif mengajar.
Proklamator dan juga Wakil Presiden pertama RI, Mohammad Hatta pernah dibuang penjajah Belanda ke Banda Neira, Maluku, pada 1936 hingga menjelang Jepang datang 1942. Meski menjalani masa pembuangan, di sana Hatta tetap aktif mengajar.
Sebagai orang buangan, Hatta tidak bebas kemana-mana. Dia hanya bisa beraktivitas di sekitaran hutan. Untuk kebutuhan mengajar, Hatta memerlukan buku-buku penunjang.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Bagaimana Heru Budi Hartono ingin menyelesaikan masalah kemacetan di Jakarta? Menurut Heru, kondisi ini perlu dievaluasi bersama. Hal itu disampaikan Heru saat membuka focus group discussion (FGD) terkait penanganan kemacetan di Ibu Kota di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pada Kamis (6/7). "Hari ini kita kumpul karena tuntutan dari masyarakat untuk diskusikan bagaimana salah satunya mengatasi kemacetan. Banyak masukan-masukan bagaimana kalau jam kerja dibagi. Terutama pada saat saya diskusi dengan Pak Kapolda, Pak dirlantas. Kalau jam 6 itu seperti air bah. Dari bekasi, Tangerang, Depok, jam yang sama menuju Jakarta."
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
Hatta pun mulai membuka kembali jejaringnya yang tinggal di Eropa, guna mencari bantuan pengiriman buku-buku ke pengasingannya. Hal ini tergambar dari salah satu suratnya yang dituliskan untuk teman baiknya, Johannes Eduard Post, seorang pengusaha perusahaan import di Amsterdam yang juga merupakan tokoh aktif dalam gerakan perdamaian dan anti-kolonial.
Dalam surat itu, Hatta meminta agar Johannes mencarikannya buku untuk digunakan sebagai modul mengajar bagi anak-anak di sana.
"Apakah Anda bisa memberi beberapa judul dari buku-buku untuk anak lelaki, misalnya untuk anak lelaki sekitar umur 15-16? Saya ingin merekomendasikan kepada dokter Tjipto untuk keponakan dia yang diajar oleh Sjahrir dan saya. Anak itu tidak punya apapun untuk membaca," tulis Hatta dalam suratnya 22 Februari 1938.
"Selain itu saya mau minta judul buku-buku untuk anak-anak di bawah umur 10 dan untuk perempuan-perempuan antara 15 dan 20 tahun," tulis Hatta dalam surat yang sama.
Dalam surat lainnya teruntuk Johannes bertanggal 8 September 1939, Hatta juga kembali meminta agar dikirimkan buku 'Das Kapital' karya Karl Marx.
"Terkait ini, saya harus mengganggu Anda sekali lagi. Apakah mungkin bahwa saya mengambil hanya jilid II dari salah satu kawan, yang tidak butuhnya lagi? Seperti Anda tahu saya memiliki jilid I dan III lengkap. Apakah ibu Holst bisa bantu dalam hal ini? Dia kenal seluruh karya Marx dan tidak butuh Marx lagi untuk pekerjaan dia," kata Hatta dalam surat yang ditulisnya.
Surat Bung Hatta Museum Nasional"Buat pekerjaan teoritis saya, saya membutuhkannya. Saya harus menggunakan karya lengkap, khususnya kalau saya mengutip Marx atau saat saya membahas karya teoretis dia secara kritis. Saya berterima kasih banyak kalau Anda beruntung membelikan eksemplar lengkap dari jilid II dari Das Kapital," ungkap Hatta.
Masa pengasingan yang dialami Hatta bukan menjadikannya sosok yang tertutup dari dunia luar. Dia tetap mencari informasi dan menjaga kualitas intelektualnya melalui buku-buku dan berkorespondensi dengan teman-teman asingnya di Belanda yang dia kenal ketika kuliah di sana.
(mdk/dan)