Kisah Buya Hamka Tolak Pangkat Mayor Jenderal & Dubes Arab Saudi Demi Dakwah
Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal sebagai Buya Hamka adalah sosok ulama besar Indonesia. Beliau banyak meninggalkan cerita soal keteladanan.
Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal sebagai Buya Hamka adalah sosok ulama besar Indonesia. Beliau banyak meninggalkan cerita soal keteladanan. Jika orang lain silau dengan pangkat dan jabatan, tidak demikian dengan Buya Hamka.
Ceritanya sekitar tahun 1970an. Buya Hamka dipanggil oleh Menteri Agama kala itu, Mukti Ali, ke kantornya. Buya langsung diberi selamat. Dari semua nama yang diusulkan pada Presiden Soeharto, Buya Hamka dinilai paling tepat untuk menempati posisi istimewa sebagai duta besar Indonesia di Kerajaan Arab Saudi.
-
Apa saja acara yang diadakan oleh Kuningan City untuk memeriahkan Ramadan Kareem? Dengan tema "Ramadhan Kareem," Kuningan City mengundang pengunjung untuk menikmati momen berharga bersama keluarga dan orang terdekat dengan penuh keceriaan dan makna.
-
Apa yang dimaksud dengan bulan Ramadan? Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang paling ditungg-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Ramadan adalah waktu refleksi, pertumbuhan spiritual, dan kedisiplinan diri.
-
Apa yang dimaksud dengan ucapan menyambut Ramadhan? Kata-kata ucapan menyambut Ramadhan 2024 dapat menjadi perekat silaturahmi, sekaligus disisipi doa-doa baik untuk Ramadhan esok.
-
Apa tradisi unik yang dilakukan di Masjid Al-Mahmudiyah Suro saat bulan Ramadan? Mengutip dari kanal Liputan6.com, masjid tertua di Palembang ini memiliki sebuah tradisi yang dilaksanakan ketika bulan puasa tiba, yaitu berbagi Bubur Suro gratis kepada masyarakat.
-
Apa yang dirasakan saat Ramadan berakhir? Seiring dengan terbenamnya matahari di akhir Ramadan, kita merasakan campuran perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
-
Apa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Batubara untuk menyambut bulan Ramadan? Terakhir, ada yang namanya Pesta Tapai yang digelar sebelum Ramadan. Mungkin, tradisi ini masih terdengar asing di telinga, pasalnya Pesta Tapai hanya dilakukan oleh masyarakat Batubara. Tradisi ini masyarakat Batubara akan menjual berbagai macam jajanan di pasar. Bahkan, di beberapa gerainya terdapat pedagang lemang. Secara umum, kegiatan ini akan berlangsung selama 22 hari sebelum puasa dan tutup dua hari sebelum puasa pertama.
Anak-anak Buya Hamka yang mendengar kabar tersebut sangat gembira. Mereka dapat tinggal dan belajar di Arab Saudi.
Namun, istri Buya Hamka menolak tawaran mentereng sebagai duta besar untuk Arab Saudi. Dia memberi saran, lebih baik Buya Hamka melanjutkan dakwah di masjid dekat rumahnya. Masjid itu adalah Masjid Agung Kebayoran, yang kini diubah namanya menjadi Masjid Al-Azhar. Demikian ditulis Irfan Hamka dalam bukunya, Ayah..., Kisah Buya Hamka yang diterbitkan oleh Republika Penerbit tahun 2013.
Lebih Baik Berdakwah
Hj Siti Raham binti Rasul Sutan Endah yang biasa dipanggil Ummi ini mengingatkan kegiatan sebagai duta besar akan sangat sibuk. Lalu kapan waktu untuk Buya Hamka belajar dan mengajarkan agama lagi?
"Hampir tiap malam nanti Angku Haji harus menghadiri jamuan makan malam yang diselenggarakan duta besar lain. Lalu kapan waktu mengaji Alquran yang tidak pernah ditinggalkan sejak kecil?" kata istrinya.
Sang istri mengingatkan dakwah yang dimulai oleh Buya Hamka di Masjid Agung Kebayoran sudah mulai semarak. Dia menilai mengembangkan dakwah di sana lebih bernilai daripada menjadi Duta Besar di Arab Saudi.
"Lebih baik masjid di depan rumah saja Angku Haji kelola dengan baik. Pahalanya dapat dirasakan oleh umat dan InsyaAllah diridhai oleh Allah SWT," kata Ummi, dengan lembut.
Mendengar pandangan dari pasangan hidupnya, Buya Hamka pun kembali ke Kantor Kementerian Agama dan menolak jabatan duta besar tersebut dengan halus.
Menolak Pangkat Mayor Jenderal Tituler
Bukan kali ini saja Buya Hamka menolak pangkat dan jabatan. Sebelumnya sekitar tahun 1960an, Buya Hamka dipanggil menghadap Jenderal AH Nasution yang saat itu menjabat Panglima Angkatan Bersenjata dan Menteri Pertahanan.
Buya akan dianugerahi pangkat mayor jenderal tituler. Hal ini diberikan mengingat jasa-jasa Buya dalam perang kemerdekaan dulu di Sumatera Barat dan Riau. Pangkat Mayjen tituler adalah pangkat kehormatan. Namun hak dan fasilitas yang diberikan tetap sama dengan pangkat mayor jenderal karir.
Sang istri memberi pertimbangan pada Buya Hamka untuk menolak. Menurut Ummi, lebih mulia jika Buya Hamka tetap berada di jalan dakwah saja. Buya pun menerima pertimbangan tersebut.
"Saya sudah dianggap ulama oleh masyarakat dan hobi saya hanya menulis. Tentu hal-hal tersebut sedikit banyak akan mengganggu tugas saya sebagai mayor jenderal walau Tituler," demikian alasan Buya yang disampaikan pada Jenderal Nasution.
Nasution pun menerima pertimbangan tersebut.
Sikap Buya Hamka
Irfan Hamka yakin sebenarnya ayahnya bisa langsung menolak kedua jabatan tersebut. Namun sudah menjadi kebiasaan ayahnya untuk mengabarkan ke keluarga serta meminta masukan dari istrinya.
Dari dua cerita di atas, dapat ditarik kesimpulan betapa Buya menghargai pendapat istrinya. Walau pun sebenarnya Buya sudah bisa menebak apa masukan dari istrinya soal tawaran jabatan tersebut. Keduanya bukanlah pasangan suami istri yang mudah silau akan jabatan.
Berdakwah di tengah masyarakat dinilai lebih berarti daripada pangkat dan jabatan yang sifatnya hanya sementara. Semoga kisah ini bisa menjadi pengingat.
(mdk/ian)