Kisah di balik Kue Keju Kastengel untuk lebaran
Kue kastangel yang berasal dari Belanda ini, telah mengalami modifikasi.
Keju sudah menjadi kegemaran masyarakat Indonesia, baik dimakan secara langsung maupun diolah menjadi makanan lain. Bahkan keju juga sering dicampurkan dalam adonan kue-kue kering untuk mendapatkan cita rasa gurih.
Kue kering dengan variasi keju yang sering dijumpai di Indonesia adalah kastengel. Kue ini berasal dari Belanda dengan nama kaasstengels, yang berasal dari kata kaas (keju) dan stengels (batangan).
Di Belanda, kue kastengel memiliki bentuk yang lebih panjang sekitar 30 sentimeter. Namun di Indonesia tidak ada oven yang besar, maka bentuk kastengel diubah menjadi lebih kecil.
Mulanya kastengel disajikan sebagai pelengkap sup dan salad di acara-acara makan malam, namun perlahan kue ini dimakan begitu saja seperti yang dijumpai saat ini. Orang Indonesia juga mengenal resep kue ini dari nyonya-nyonya Belanda di masa kolonial penjajahan Hindia Belanda.
Selain kastengel, ada pula cheese stickatau stik keju yang menjadi kegemaran masyarakat Indonesia. Kue kering yang bila diterjemahkan menjadi stik keju ini diciptakan pada 1393 di Eropa pada abad pertengahan, sedangkan di Inggris kue ini lebih dikenal dengan nama pipefarces.
Di Indonesia, stik keju biasanya disajikan dengan saus sambal sebagai pelengkap, atau juga bisa disajikan sebagai pelengkap pada makanan. Karena rasanya yang gurih, stik keju sangat cocok disantap dengan menu utama lainnya, seperti bubur ayam, nasi goreng, hingga steak.
Cara pembuatannya yang mudah dan hanya menggunakan sedikit bahan baku, membuat kue kering ini dikategorikan sebagai makanan ringan. Kini, baik stik keju maupun kastengel telah menjadi pilihan masyarakat Indonesia sebagai penganan di Hari Raya Idul Fitri.