Kisah hebatnya Kapten Iriyanto saat masih jadi pilot tempur TNI
Iriyanto adalah mantan pilot pesawat tempur TNI AU yang kemudian pensiun dini dan memilih jadi penerbang sipil.
Keberadaan AirAsia QZ 8501 masih jadi misteri. Pesawat ini dipiloti oleh Kapten Iriyanto dan first officer First Officer Remi Emmanuel Plesel.
Kapten Iriyanto adalah pilot berpengalaman. Dia mengantongi 20.537 jam terbang.
Kapten Iriyanto juga mantan pilot pesawat tempur TNI AU. Dia menerbangkan pesawat buru sergap F-5 Tiger. Iriyanto juga pernah menjadi instruktur buat para pilot pesawat tempur.
Danlanud Adi Sucipto Marsekal Pertama TNI Yadi Indrayadi adalah salah seorang junior Iriyanto. Dia mengatakan sewaktu di pendidikan penerbangan, Iriyanto adalah lulusan terbaik.
"Saya ingat beliau itu, dia salah satu senior yang dekat dengan junior dan bertanggung jawab mengajari juniornya sampai mahir," katanya saat ditemui wartawan, Senin (29/12).
Saat itu, Iriyanto adalah salah seorang penerbang F-5 yang handal. Sebagai instruktur dia pun benar-benar memperhatikan junior-juniornya saat latihan.
Yadi menuturkan, kenangan yang hingga kini berkesan dengan Iriyanto yaitu saat dia tengah latihan intercept dengan pesawat F-5 bersama Iriyanto.
"Waktu saya latihan itu, beliau menjadi target yang akan saya intercept, waktu saya split, beliau mengikuti saya, lalu split juga. Untung saja tidak menabrak. Tiba-tiba saya kehilangan pesawat target yang dipiloti beliau. Saya cari tidak ada, ternyata terbang di bawah saya," kenangnya.
Kedekatan Yadi dengan Iriyanto tetap terjaga hingga sekarang. Terakhir kali mereka saling kontak melalui media sosial Facebook.
"Beliau terakhirnya like status saya dua minggu lalu. Saya tanggal 24 kemarin sempat buka Facebook dan beliau bikin status sedang di gudeg kikil Seturan," ujarnya.
Seingatnya, Iriyanto bergabung dengan TNI AU selama 10 tahun dengan pangkat Letnan Satu. Pada tahun 1993 Iriyanto memutuskan untuk bekerja di pesawat komersil.
"Dulu pernah di Adam Air, Lion kalau tidak salah, lalu AirAsia," tambah jenderal bintang satu itu.
Kepala Basarnas FX Sulistyo juga membenarkan Iriyanto adalah mantan pilot pesawat tempur TNI AU yang kemudian pensiun dini dan memilih jadi penerbang sipil.
"Dulu penerbang tempur kemudian setelah keluar dari TNI AU lalu menerbangkan pesawat Foker milik Merpati," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya FX Sulistyo, kepada merdeka.com, Minggu (28/12).
Pesawat F-5 Tiger sempat jadi andalan TNI AU. Si Macan buatan Northrop, AS mulai tahun 1980 sudah memperkuat Skadron Udara 14.
Pesawat ini bisa dikategorikan pesawat tempur strategis pada zaman itu dengan kemampuan serangan darat dan pertempuran udara ke udara yang cukup baik di samping mampu mencapai 1.6 Mach (Kecepatan Suara).
Bentuknya yang kecil dan lincah, mudah dioperasikan dan dirawat serta mampu mendarat di sebagian besar landasan udara di tanah air.
Pada zamannya pesawat F-5E/F Tiger II memiliki daya penggentar yang cukup ampuh.
Skadron Udara 14 melakukan berbagai jenis operasi antara lain: operasi pertahanan udara, operasi serangan udara strategis, operasi lawan udara ofensif. Selain itu operasi dukungan udara seperti penyekatan udara, serangan udara langsung, bantuan tembakan udara, perlindungan udara dan pengintaian.
Baca juga:
Basarnas Aceh siap diperbantukan cari pesawat AirAsia QZ 8501
Waspadai gelombang laut setinggi 4 meter di Riau dan Belitung
Polairud cek benda diduga serpihan AirAsia di Pulau Belinyu
Seorang nelayan di Babel temukan serpihan benda warna merah
Ini garansi pemerintah cari AirAsia QZ 8501 sampai ketemu
Bantu cari QZ 8501, 7 kapal asing tiba di Perairan Manggar
Basarnas bawa 2 nelayan cari AirAsia yang dengar suara dentuman
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kenapa kontrak kerja Qorry di Air Asia tidak diperpanjang? Pertemuan Zoom itu diadakan jam satu siang. Pertemuan itu berlangsung 30 menit. Di situ chief atau atasan Qorry meminta maaf karena situasi penerbangan tidak memungkinkan, sehingga kontrak Qorry tidak diperpanjang.