Kisah Putri Nelayan, Sang Atlet Tinju Asal Riau yang Akan Berjuang di PON Papua
"Bapak saya seorang nelayan. Saya anak kedua dari 5 anak-anaknya. Saya semangat mengejar cita-cita dan mengharumkan nama kampung," ujar Chindy Jumat (25/6).
Hidup serba pas-pasan tak membuat Chindy Chinora pesimis dalam mengukir prestasi. Wanita 22 tahun asal Desa Tambak, Kecamatan Kuala Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu itu kini mewakili Riau sebagai atlet olahraga tinju.
Dia akan dikirim ke Papua untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 di Papua. Anak nelayan yang memiliki sejumlah prestasi itu menargetkan medali emas di kelas 51 Kg.
-
Di mana PON XXI diselenggarakan? Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara dijadwalkan pada 8 hingga 20 September 2024.
-
Di mana PON XXI Aceh-Sumut akan diselenggarakan? Event olahraga multi-event yang berlangsung setiap empat tahun ini akan diadakan di Banda Aceh, Aceh, dan Medan, Sumatera Utara.
-
Kapan penutupan PON XXI Aceh-Sumut? Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak menghadiri penutupan Pekan Olahraga Nasional XXI Aceh-Sumatera Utara di Stadion Utama Sumut, Sport Center, Deli Serdang, Jumat (20/9).
-
Kapan PON XXI 2024 akan berlangsung? Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 akan berlangsung pada 8-20 September 2024.
-
Kapan PON XXI Aceh-Sumut diresmikan? Presiden Joko Widodo turut membuka PON XXI Aceh-Sumut yang dipusatkan di Stadion Harapan Bangsa, Kota Banda Aceh. Dalam sambutannya, Jokowi berpesan agar seluruh atlet menunjung tinggi sportivitas.
-
Di mana PON XXI 2024 akan diselenggarakan? Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 akan berlangsung pada 8-20 September 2024. Ajang yang diadakan setiap empat tahun ini akan diselenggarakan di Banda Aceh, Aceh, dan Medan, Sumatera Utara.
Anak kedua dari pasangan suami istri Masri Girin dan Mastuti itu mengejar mimpinya menjadi seorang petinju profesional mewakili Indragiri Hulu, Riau di kancah nasional.
"Bapak saya seorang nelayan. Saya anak kedua dari 5 anak-anaknya. Saya semangat mengejar cita-cita dan mengharumkan nama kampung," ujar Chindy Jumat (25/6).
Chindy tak ingin menjadi beban orang tua. Dia memilih untuk menjadi pembantu Polisi Pamong Praja untuk membantu perekonomian keluarganya.
Jika tiba waktu kosong, dia memanfaatkannya untuk berlatih tinju di atas ring. Memegang sarung tinju sudah dilakukannya sejak tahun 2014. Kala itu dia masih berusia 15 tahun
Berkat kegigihannya, kini Chindy menjadi salah satu dari 2 orang atlet kebanggaan Riau. Pendapatan orang tuanya dalam mencari ikan tak pasti. Kondisi perairan di Riau kadang tak bersahabat untuk ayahnya.
"Pendapatan perhari tak bisa dipastikan. Tergantung air sungai, apakah sedang pasang ataupun surut. Malah kadang gak ada dapat sama sekali," kata dia.
Meski sering nihil dalam mencari ikan, Chindy dan ayahnya tak pernah berkeluh kesah. Mereka tak kehabisan akal demi dapur supaya tetal mengepul.
Namun, saat namanya tercatat mewakili Riau untuk bertarung di atas Ring PON Papua, Chindy terkendala dana. Peralatan untuk pertarungan di Papua tak dapat dibelinya.
Berkat bantuan sejumlah pihak, akhirnya Chindy dibelikan apa yang dibutuhkannya menjelang berangkat ke Papua. Sebuah perusahaan sawit di Kabupaten Indragiri Hulu, yakni PT Swakarsa Sawit Raya (SSR) dan PT Sawit Inti Raya (SIR) yang dipimpin Hendry Endy dan Maria Fransisca Endy.
Mereka membeli perlengkapan alat tinju itu kepada Chindy. Chindy pun kini menjadi anak angkat atau anak asuh oleh kedua pengusaha itu.
"Kami merasa salut dan bangga memiliki Chindy. Dia punya semangat dan skil yang tidak kami miliki. Dia bisa mengharumkan nama daerah yang tidak bisa kami lakukan. Semoga Chindy berkenan dengan peralatan yang tidak seberapa itu," ujar Direktris PT SSR, Maria Fransisca Endy.
Maria mengaku kagum dengan perjalanan dan perjuangan hidup Chindy yang tak pernah menyerah dengan keterbatasan. Keinginan kuat serta gigih yang dimiliki Chindy menjadi motivasi bagi generasi muda lainnya.
Hendry Endy sependapat dengan Maria. Sebagai orang tua yang juga memiliki anak, Hendry merasa terpanggil dengan kisah Chindy. Dia tak ingin Chindy gagal berangkat ke Papua hanya gara-gara kondisi ekonomi.
"Makanya kami sampaikan ke Chindy, jangan cemas. Baik orang tuanya maupun Chindy, kami tanggung jawab dengan kehidupannya. Yang penting Chindy bisa fokus berlatih, semoga menang," katanya.
Dia berharap Chindy terus dapat maju dalam mengejar cita-cita membawa nama daerah di tingkat nasional. Tak sedikit atlet Indonesia juga berangkat dari ekonomi yang sulit. Namun, kualitas para atlet membawa mereka ke kehidupan yang sejahtera.
"Prestasi atlet mengangkat martabat keluarganya serta dan membanggakan nama daerah. Saya percaya mental pertarungan itu juga ada pada diri Chindy," ujarnya.
Supri Handayani Ando, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Inhu menyampaikan, pihaknya menyumbang tiga atlet untuk mengikuti PON Papua mendatang. Selain Chindy pada cabor tinju, dua atlet lainnya juga siap memberikan yang terbaik pada cabor panjat tebing.
"Untuk ketiga atlet ini kita optimis akan mendapatkan medali emas di PON Papua mendatang," ucap Ando.
Sejumlah prestasi Chindy yang membanggakan kedua orangtuanya tidak sedikit. Berikut prestasi Chindy sebagai atlet tinju.
- Juara 2 Porprov Inhu 2014
- Juara 1 Kejurda Pelalawan 2015
- Juara 1 Kejurda Bengkalis 2015
- Juara 3 Kejurnas PPLP Sumatera Utara 2016
-Juara 2 Kejurnas PPLP Nusa Tenggara Timur 2016
- Juara 1 Porprov Kampar 2017
- Juara 1 Popnas Semarang 2017
- Juara 1 Kejurnas PPLP Ambon 2017
- Juara 1 dan Petinju PUTRI Kejurwil Sumatera Barat 2017
- Juara 1 Porwil Bengkulu 2019.
Baca juga:
100 Hari Jelang Pembukaan, Tokoh Papua Dukung dan Sambut PON XX Papua
Panitia Besar Nyatakan PON XX Papua 2021 Siap Digelar
Berkunjung ke Papua, Kasal Cek Kesiapan Lantamal X di PON XX
Belum Ada Kepastian Anggaran, Bupati Mimika Hentikan Seluruh Persiapan PON XX
Kawal Pelaksanaan PON XX di Papua, Moeldoko Terjunkan Tiga Tim
Pemprov Jabar Siapkan 2.000 Vaksin Covid-19 buat Atlet Ikut PON XX di Papua