Pria Ini Jalani Hidup Susah Selama 21 Tahun Demi Pensiun Dini, tapi Ujungnya Malah Sia-Sia
Pria ini tinggal di asrama perusahaan dan menggunakan perabotan bekas. Tidak itu saja, dia juga membatasi makannya dengan seirit mungkin.
Viral seorang pria di Jepang berusia 45 tahun karena gaya hidup hematnya yang ekstrem demi mencapai pensiun dini.
Dia rela hidup susah bertahun-tahun dengan berbagai keterbatasan demi mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk memastikan kehidupan hari tuanya terjamin.
-
Kenapa pria Jepang ini hidup hemat selama 21 tahun? Keputusan ini mengejutkan banyak pengguna internet di China, terutama karena pola makannya yang tidak biasa. Pria berusia 45 tahun yang namanya tidak diungkapkan ini memulai rencana tabungannya pada awal tahun 2000-an setelah mendapatkan pekerjaan yang stabil. Perusahaan tempatnya bekerja juga mewajibkan karyawan untuk melakukan lembur. 'Dengan kerja keras dan lembur, Anda bisa meraih kebahagiaan di masa depan,' ujarnya, seperti yang dilaporkan South China Morning Post Juli lalu.
-
Kenapa pria Solo ini menerapkan frugal living? Frugal living berarti mengelola uang dengan sadar, dengan pertimbangan dan analisis yang matang untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan.
-
Kenapa pria Jerman ini memilih hidup hemat? Dia mengaku tidak benar-benar membutuhkan uang untuk bertahan hidup.Heinz lebih senang hidup dengan makanan yang ditemukan di tempat sampah dan menimbun segala macam barang yang dibuang orang lain.'Mungkin saya akan membeli minyak untuk menggoreng atau sesuatu jika habis, tapi saya menemukan sebagian besar makanan di tempat sampah,' kata Heinz baru-baru ini kepada tabloid Jerman, Bild, dikutip dari Oddity Central, Kamis, 22 Februari 2024.
-
Bagaimana pria kaya ini hidup? Namun di tengah kekayaan yang dimiliki, dia mengaku telah hidup hemat sepanjang hidupnya.
-
Bagaimana pria Solo ini berhemat? Dalam salah satu kontennya, pria ini mengungkapkan bahwa dia hanya mengeluarkan Rp3.000 dalam sehari.
-
Apa tujuan pria Jepang ini hidup hemat? Seorang pria di Jepang telah menjalani gaya hidup yang sangat hemat selama 21 tahun demi mengumpulkan dana pensiun sebesar 100 juta yen, yang setara dengan sekitar Rp 10,3 miliar.
Untuk bisa mencapai taraf 'FIRE' (financial independence, retire early), pria yang tak disebutkan namanya ini bertahan hidup dengan cara ekstrem sejak tahun 2000-an dan masih konsisten sampai saat ini.
Pria ini tinggal di asrama perusahaan dan menggunakan perabotan bekas. Tidak itu saja, dia juga membatasi makannya dengan seirit mungkin.
Jika malam hari, pria tersebut hanya makan nasi, sayur, dan plum. Bahkan, dia pernah hanya mengkonsumsi minuman berenergi gratis dari minimarket.
Suatu hari, microwave-nya rusak, pria ini memilih makan ubi sepanjang tahun agar tidak keluar biaya dalam jumlah besar. Menariknya, ubi yang jadi makanannya sehari-hari itu dimasak dengan cara yang unik. Saat Matahari terik, pria itu menjemurnya di atas kaca mobil milik temannya.
Mengutip laman dream.co.id, pria ini juga tak pernah menggunakan pendingin maupun penghangat ruangan. Untuk menghemat biaya pemanas, dia memilih berolahraga squat saat cuaca dingin.
Ketika cuaca terasa panas, pria ini akan memakai kaus yang dibasahi dengan air agar lembap sehingga tidak merasa kegerahan.
Kendati menjalani hidup super hemat, pria ini memiliki penghasilan yang cukup besar, yaitu 5 juta yen (sekitar Rp 524 juta) per tahun.
Dia bekerja di perusahaan yang mendorong budaya lembur dan mengajarkan bahwa kebahagiaan hanya datang dari kerja keras.
Setelah 20 tahun 10 bulan bekerja, dia berhasil mengumpulkan 135 juta yen (sekitar Rp14 miliar). Pria tersebut bahkan menulis buku tentang tips menabung dan menghasilkan uang tambahan.
Namun, kebahagiaan pria ini mulai pudar ketika nilai tukar yen menurun drastis. Tabungannya yang bernilai miliaran rupiah mengalami penurunan yang signifikan.
"Jika yen terus turun, aku tidak akan pernah mencapai kebebasan finansial. Apa yang telah aku kerjakan selama 21 tahun ini? Itu semua tidak ada artinya, tragis sekali," keluhnya.