Jalani Frugal Living Demi Kumpulkan Rp10 Miliar, Pria Ini Selama 20 Tahun Hanya Makan Semangkuk Nasi dan Ubi
Perjuangan tersebut dilakukannya demi bisa segera mencapai kebebasan finansial. Hidup frugal demi bisa pensiun dini.
Seorang pria di Jepang telah menjalani gaya hidup yang sangat hemat selama 21 tahun demi mengumpulkan dana pensiun sebesar 100 juta yen, yang setara dengan sekitar Rp 10,3 miliar.
Keputusan ini mengejutkan banyak pengguna internet di China, terutama karena pola makannya yang tidak biasa. Pria berusia 45 tahun yang namanya tidak diungkapkan ini memulai rencana tabungannya pada awal tahun 2000-an setelah mendapatkan pekerjaan yang stabil.
-
Kenapa pria Solo ini menerapkan frugal living? Frugal living berarti mengelola uang dengan sadar, dengan pertimbangan dan analisis yang matang untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan.
-
Bagaimana pria Solo ini berhemat? Dalam salah satu kontennya, pria ini mengungkapkan bahwa dia hanya mengeluarkan Rp3.000 dalam sehari.
-
Bagaimana pria kaya ini hidup? Namun di tengah kekayaan yang dimiliki, dia mengaku telah hidup hemat sepanjang hidupnya.
-
Kenapa pria Jerman ini memilih hidup hemat? Dia mengaku tidak benar-benar membutuhkan uang untuk bertahan hidup.Heinz lebih senang hidup dengan makanan yang ditemukan di tempat sampah dan menimbun segala macam barang yang dibuang orang lain.'Mungkin saya akan membeli minyak untuk menggoreng atau sesuatu jika habis, tapi saya menemukan sebagian besar makanan di tempat sampah,' kata Heinz baru-baru ini kepada tabloid Jerman, Bild, dikutip dari Oddity Central, Kamis, 22 Februari 2024.
-
Apa itu frugal living? Frugal living atau hidup hemat rupanya mulai menjadi gaya hidup yang semakin populer, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Gaya hidup ini mengedepankan pengelolaan keuangan secara bijaksana, dengan tujuan utama mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada.
-
Apa yang dilakukan dalam frugal living? Seseorang yang mengadopsi frugal living akan memilih memasak makanan sehat daripada membeli makanan di luar, membeli produk lokal berkualitas tanpa harus maniak merek, tidak memusingkan fashion atau gadget yang terus menerus up to date.
Perusahaan tempatnya bekerja juga mewajibkan karyawan untuk melakukan lembur.
"Dengan kerja keras dan lembur, Anda bisa meraih kebahagiaan di masa depan," ujarnya, seperti yang dilaporkan South China Morning Post Juli lalu.
Dalam upayanya untuk mencapai FIRE (financial independence, retire early) atau kebebasan finansial dan pensiun lebih awal, pria yang memiliki penghasilan tahunan sekitar lima juta yen (sekitar Rp520 juta) ini mulai menyusun strategi menabung 100 juta yen secepat mungkin.
Ia kemudian menciptakan nama alias online The Man Who Will Definitely Resign (Orang yang Pasti Akan Mengundurkan Diri) untuk memotivasi dirinya sendiri. Selama lebih dari dua dekade, ia memilih tinggal di asrama perusahaan dengan biaya sewa 30.000 yen per bulan.
Ia juga menerapkan pola makan yang sangat hemat, dengan menu makan malam yang sederhana berupa semangkuk nasi, sayuran asin, dan buah plum asam. Terkadang, ia hanya mengandalkan minuman energi yang diperoleh dari poin gratis di toko serba ada.
Di waktu lain, ia menikmati soda dan biskuit sambil menonton film bertema penjara, bercanda bahwa hidupnya di perusahaan tersebut mirip dengan menjalani hukuman penjara selama 20 tahun.
Tidak memiliki microwave dan pendingin udara
Gaya hidupnya yang hemat terlihat jelas saat microwavenya mengalami kerusakan. Daripada memperbaiki atau membeli yang baru, ia memilih untuk mengonsumsi ubi dari musim dingin hingga musim panas dan memanfaatkan panas alami untuk memasaknya di dalam mobil temannya.
Ia juga tidak pernah menggunakan pendingin udara atau pemanas, melainkan mendinginkan tubuh di musim panas dengan mengenakan kaus basah dan menghangatkan diri di musim dingin dengan berolahraga squat.
Usahanya membuahkan hasil pada awal tahun ini, ketika ia mengumumkan di media sosial bahwa setelah 20 tahun 10 bulan bekerja di perusahaan tersebut, ia berhasil menghemat 135 juta yen. Selain itu, gaya hidup hematnya juga memotivasi dia untuk menulis buku tentang tips menabung, yang menjadi sumber penghasilan tambahan.
Kondisi hidupnya mulai menunjukkan perbaikan
Setelah meraih kebebasan finansial, kualitas hidupnya sedikit meningkat. Kini, ia menyiapkan empat butir telur rebus untuk sarapan dan telah membeli microwave agar bisa menikmati makanan hangat.
Namun, kebahagiaannya tidak berlangsung lama, karena baru-baru ini ia mengungkapkan bahwa tabungannya telah menurun secara signifikan akibat penurunan nilai yen sejak awal tahun ini.
"Jika yen terus melemah, saya tidak akan pernah bisa mencapai kebebasan finansial. Apa yang telah saya lakukan selama 21 tahun ini? Semua itu sia-sia, sangat menyedihkan," katanya.
Pengguna media sosial di China menunjukkan rasa terkejut dan simpati terhadap kesulitan yang dialami pria tersebut.
"Makanan yang dia konsumsi benar-benar mengejutkan. Apakah itu bisa dimakan? Sangat mengherankan dia tidak jatuh sakit setelah bertahun-tahun makan dengan buruk," komentar seseorang.
"Kehidupannya sangat menyedihkan. Gajinya tidak rendah di Jepang. Seandainya dia berinvestasi dalam emas, bukan hanya menabung, dia tidak akan mengalami kerugian sebesar ini," ujar yang lain.