Kisah relawan Ganyang Malaysia asal Bangli menuntut status veteran
Sejatinya mereka murni berjuang untuk NKRI dalam menumpas penjajah tanpa meminta jasa dan belas kasih pemerintah. Namun, masih banyak mantan pejuang kemerdekaan yang belum sepenuhnya mendapat perhatian pemerintah.
Sejatinya mereka murni berjuang untuk NKRI dalam menumpas penjajah tanpa meminta jasa dan belas kasih pemerintah. Namun, masih banyak mantan pejuang kemerdekaan yang belum sepenuhnya mendapat perhatian pemerintah.
Nasib itu dialami oleh veteran I Wayan Karma (75) asal Banjar Kawan di Kelurahan Kawan Bangli, Bali. Saat berumur 13 tahun, dia sudah mengangkat senjata melawan penjajah. Dia pernah menjadi sukarelawan semasa operasi Ganyang Malaysia ditahun 1963.
"Waktu itu saya sudah taruna (remaja), dengar ada rekrutmen langsung daftar. Tidak asal terima, semua harus melewati tahapan tes, bukan modal nekat," kenangnya saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (16/8).
Semua yang lolos tes diberangkatkan naik truk ke Denpasar dari Bangli. "Di Denpasar kita semua para sukarelawan dari berbagai daerah, ada juga yang dari Lombok dan NTT," cerita Karma.
Setelah itu, para sukarelawan menuju pelabuhan Gilimanuk hingga sampai Jawa Timur baru naik kereta api menuju Cijantung untuk mengikuti pendidikan kemiliteran.
"Dilatih kemiliteran selama 2 bulan. Setelah itu naik kapal laut ke pulau Bangka, saya sempat sampai kena malaria. Di pulau Bangka tinggal tunggu perintah siap berangkat perang," ujarnya.
Namun, Karma tidak jadi berperang karena saat itu seluruh pasukan ditarik setelah ada pernyataan damai. Diapun dikembalikan pulang ke kampung halamannya di Bangli.
Kariernya tidak berlanjut di militer. Karma menjadi tukang bangunan dan tukang panjat kelapa serta tebang pohon.
Kini seiring bertambahnya usia dan menderita penyakit diabetes, Karma mengaku tidak bisa lagi beraktivitas. Sejujurnya dia sangat ingin menanyakan soal status kemiliterannya dan pensiunan veteran. Karena selama ini hingga di usianya saat ini, dia mengaku sama sekali tidak pernah mendapat uang pensiunan.
"Tahun 2015 kita sempat mengurusnya, namun hingga kini belum juga keluar," bebernya.
Sementara Kasi Vet Kanminvetcad IX/26 Bangli, I Ketut Mandi mengungkapkan ada beberapa jenis veteran, yakni pembela NKRI dan penugasan. Dia mengatakan, I Wayan Karma masuk golongan pembela, karena mereka menjadi sukarelawan setelah kemerdekaan.
"Untuk I wayan Karma sudah masuk dalam daftar nominasi calon veteran pembela RI, mudah-mudahan akhir tahun ini prosesnya sudah kelar," jelasnya.
Ketut Mandi menambahkan, regulasi pengurusan melalui proses penjenjangan yakni dari usulan di Kaminvetcad langsung dikirim ke Babin Minvet dan selanjutnya diproses di kementerian pertahanan.
"Agar dipahami, dalam hal ini regulasinya seperti itu. Kita sifatnya hanya mengusulkan saja," pungkas Ketut Mandi.