Kisah Soeharto ditahan pasukan Siliwangi karena diduga PKI
Saat tiba di jembatan Jurug, Solo, Soeharto lalu ditahan, dilucuti dan dibawa ke pos Pasukan Siliwangi.
Presiden Kedua Republik Indonesia ternyata punya pengalaman buruk soal PKI. Soeharto pernah ditahan pasukan Siliwangi yang anti PKI. Soeharto yang kala itu masih berpangkat Letkol ditahan lantaran diduga anggota PKI.
Hal ini Soeharto sampaikan dalam buku otobiografinya 'Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya'.
Menurut Soeharto, saat itu dirinya pergi ke jawa Timur dan bertemu dengan Pak Sungkono dan Kretarto. Saat itu suasana di Solo sedang panas. Saat itu di Solo ada Letkol Suadi, sebagai komandan Resimen di Solo dengan komandan batalionnya Mayor Suharto, lalu ada Mayor Slamet Rijadi, Mayor Sunitioso dan Mayor Sudigdo.
Tetapi menurut Soeharto, sebagian pasukan Panembakan Senopati itu sudah dipengaruhi PKI. "Itulah yang menyebabkan bentrok dengan pasukan Siliwangi yang sedang hijrah," ujar Soeharto dalam buku tersebut di halaman 51.
Saat itu Soeharto baru kembali dari Jawa Timur. Saat tiba di jembatan Jurug, Solo, Soeharto lalu ditahan dan dibawa ke pos Pasukan Siliwangi. "Saya dilucuti, senjata saya diambil," beber Soeharto.
Soeharto lalu dibawa ke Markas kesatuan Pasukan Siliwangi yang berada di Gedung Wali Kota Solo sekarang. Soerhato muda pun lalu diinterogasi oleh pasukan dari Jawa Barat itu.
Namun kemudian muncul Kolonel Sadikin, panglima Pasukan Siliwangi yang mengenal Soeharto.
"Lho, mengapa kamu di sini?" tanya Kolonel Sadikin.
Soeharto pun kemudian menjelaskan duduk perkaranya hingga akhirnya dia ditahan oleh Pasukan Siliwangi. mendengar penjelasan Soeharto, Sadikin lalu menerangkan kepada pasukannya bahwa pria mereka tangkap adalah Letkol Soeharto dari Yogyakarta.
"Ternyata karena nama saya Soeharto, saya dikira Mayor Suharto dari batalion Solo," ujar Soeharto.
Setelah dilepaskan, Soeharto lalu meneruskan perjalanan ke Yogyakarta. "Peristiwa inilah yang ditulis orang sekian tahun kemudian. Tetapi peristiwa itu terjadi sebelum meletusnya pemberontakan Madiun," tulis Soeharto.
Baca juga:
Kisah tubuh Soeharto yang wangi cendana
5 Kisah menarik blusukan Soeharto
Juru kunci Astana Giribangun beberkan mistis makam Soeharto
4 Tradisi spiritual dan kebatinan Pak Harto
4 Cerita menarik Soeharto dan hobinya memancing
Emas Astana Giribangun & ledakan saat penggalian makam Soeharto
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Kenapa Soeharto selalu tersenyum? Presiden Indonesia Kedua Soeharto dikenal dengan sebutan ‘The Smiling General’ atau Sang Jenderal yang Tersenyum. Ini karena raut mukanya senantiasa tersenyum dan ramah.
-
Bagaimana Soeharto menghadapi serangan hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto. Meski sering diserang hoaks, Presiden Soeharto memilih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan senyum dan canda tawa.
-
Kapan Soeharto bertugas di Sulawesi Selatan? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Siapa yang diserang oleh hoaks selain Soeharto? Selain Presiden Soeharto, hoaks juga menimpa keluarganya.