Kisah tragis siswa SMP meninggal saat hindari razia guru
Peristiwa tragis itu terjadi pada Jumat (10/10) sekitar pukul 10.00 WIB sebelum jadwal istirahat sekolah.
Sungguh malang nasib Putra Perdana Hermawan. Siswa kelas VII-D SMP Negeri 163 Pasar Minggu Jakarta Selatan itu tewas mengenaskan di sekolahnya. Peristiwa tragis itu terjadi pada Jumat (10/10) sekitar pukul 10.00 WIB sebelum jadwal istirahat sekolah.
Banyak yang prihatin dan menyesalkan kejadian ini. Sebab tak seharusnya nyawa Putra hilang sia-sia hanya karena ketakutan menghindari razia para gurunya. Seyogyanya kasus semacam ini bisa menjadi pelajaran bagi dunia pendidikan Indonesia.
Berikut kisah Putra Perdana Hermawan meninggal seperti dirangkum merdeka.com, Sabtu (11/10) pagi:
-
Kenapa para tentara salib ini tewas? Menurut sejarah Perang Salib, saat itu Sidon sedang dikepung dan dihancurkan pada tahun 1253 oleh tentara Mamluk dan tahun 1260 oleh bangsa Mongol. Kemungkinan besar para prajurit ini tewas dalam salah satu pertempuran ini.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Apa yang paling dibenci tikus? Ternyata, tikus tidak menyukai bau bawang, seperti bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay. Bau bawang yang sangat kuat membuat mereka tidak nyaman. Untuk mengusir tikus, cobalah memotong bawang dan meletakkannya di jalur yang sering dilewati tikus atau di tempat mereka sering bersembunyi.
-
Bagaimana Alwi Fadli tewas? Korban sempat melihat pelaku mengambil senjata tajam jenis badik dari kamar kekasihnya. Kemudian terjadi perkelahian antara pelaku dan korban, namun pelaku berhasil mengambil senjata tajam miliknya dari saku jaketnya dan langsung menikam korban secara berulang kali yang mengakibatkan korban meninggal dunia," kata mantan Kapolresta Palembang ini.
-
Di mana pelempar tombak tertua ditemukan? Perkakas purba ini ditemukan di situs arkeologi Maisières-Canal di Belgia selatan.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama di Tukad Cepung? Inilah efek visual yang menyerupai tirai yang menjadi daya tarik utama.
Jatuh dari lantai 4
Penyebab Putra tewas karena terjatuh dari lantai 4 gedung sekolahnya. Peristiwa ini langsung membuat siswa lainnya panik dan berhamburan keluar ruangan kelas.
Menurut penuturan Guru Olahraga bernama Angkodo, kejadian itu begitu sangat cepat. Putra terjatuh sekitar pukul 10.00 WIB sebelum istirahat sekolah dan langsung mengeluarkan banyak darah.
"Pas jatuh langsung keluar banyak darah dari hidung sama telinga," ujarnya saat ditemui di lokasi.
Pada saat kejadian, Angkodo mengaku langsung mengangkat anak itu dengan mobil pinjaman warga sekitar untuk segera dibawa ke Rumah Sakit (RS) Siaga Raya Jakarta Selatan. Namun nahas, siswa itu ternyata tak dapat ditolong lagi sesampainya di RS.
Hindari razia HP
Informasi yang dihimpun merdeka.com, pihak SMP Negeri 163 memang menerapkan peraturan melarang siswa-siswinya membawa HP. Putra panik dan ingin menyembunyikan HP-nya di sela-sela genteng sekolah lewat kelasnya, lalu terpeleset hingga terpelanting ke bawah.
"Anak itu jatuh dari lantai 4 karena anak itu mau ngumpetin HP. Terus lari-lari nggak tahu kesenggol atau gimana terus dia jatuh dari lantai 4," kata Guru Olahraga SMPN 163, Angkodo.
"Waktu dia jatuh emang udah parah tapi belum meninggal, cuma banyak keluar darah. Setengah 12 keluarga udah dateng ke rumah sakit dan dokter bilang anak ini udah nggak bisa ditolong," tambah dia.
Guru sebut tak ada razia HP
Menurut Guru IPS SMP Negeri 163, Sulasri, pada saat kejadian itu pihaknya sama sekali tak mengadakan razia HP. Namun diduga Putra sudah parno kemudian menjadi panik.
"Karena takut ada razia, padahal enggak ada razia. Dia karena anak baik, jadi bantuin temennya ngumpetin HP di sela-sela genteng," ujar Sulasri.
Putra dikenal siswa yang baik dan pintar
Menurut penuturan beberapa guru, Putra ternyata dikenal sebagai siswa yang baik dan berprestasi di kelasnya.
"Putra itu anak baik, pinter, nilainya tertinggi dari teman sekelas," kata Guru IPS SMPN 163, Sulasri, saat ditemui di lokasi, Jumat (10/10).
Sepengetahuan Sulasri, Putra jatuh terpeleset dari lantai 4 karena mau membantu menyembunyikan handphone (HP) milik temannya. Sebab pihak sekolah memang melarang siswa-siswinya membawa HP saat ke dalam lingkungan sekolah.
Usai kejadian itu, sebagian besar siswa tampak tegang dan ketakutan. Polisi pun masih menyelidiki kasus ini.