Klaster Sekolah Calon Perwira AD Pemicu Melonjaknya Kasus Covid-19 di Jawa Barat
Ribuan kasus positif ini terdiri dari peserta didik dan tenaga pelatih yang ada di Secapa AD. Yurianto memaparkan, dari 1.262 kasus positif yang berhasil identifikasi, 17 di antaranya dirawat dan diisolasi di Rumah Sakit Dustira Cimahi karena ada keluhan.
Juru Bicara Pemerintah Percepatan Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan Provinsi Jawa Barat menyumbang kasus baru Covid-19 terbanyak hari ini. Berdasarkan data yang dihimpun sejak kemarin pukul 12.00 WIB, ada 962 kasus baru Covid-19 di Jawa Barat.
Sehingga total keseluruhan kasus Covid-19 di Jawa Barat menjadi 4.843. Setelah ditelusuri, ternyata peningkatan klaster Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Kota Bandung.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Di mana virus dapat menyebar? Virus juga dapat menyebar melalui udara, air, makanan, dan kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
"Penambahan cukup banyak untuk Jawa Barat ini didapatkan dari klaster yang sudah selesai kita lakukan penyelidikan epidemiologi sejak tanggal 29 kemarin berturut-turut, yaitu klaster di pusat pendidikan Sekolah Calon Perwira TNI AD yang kita dapatkan keseluruhan kasus positif dari klaster ini sebanyak 1.262 orang," jelasnya dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Kamis (9/7).
Ribuan kasus positif ini terdiri dari peserta didik dan tenaga pelatih yang ada di Secapa AD. Yurianto memaparkan, dari 1.262 kasus positif yang berhasil identifikasi, 17 di antaranya dirawat dan diisolasi di Rumah Sakit Dustira Cimahi karena ada keluhan.
"Meskipun dalam derajat keluhan ringan. Di antaranya yang paling banyak dari 17 orang ini adalah demam dan beberapa di antaranya mengeluh di pernapasannya. Baik batuk maupun agak sesak," sambungnya.
Sementara itu, 1.245 orang lainnya disebut tanpa keluhan apa pun. Mereka kini dikarantina di wilayah Secapa AD Bandung.
Yurianto memastikan, seluruh komplek pendidikan Secapa AD Bandung sudah diisolasi. Aktivitas dalam bentuk apa pun sudah dilarang. Bahkan, tidak ada lagi pergerakan orang, baik masuk ke dalam atau pun keluar dari komplek.
"Pengawasan ini dilakukan secara ketat oleh unsur kesehatan Kodam III Siliwangi yang memantau terus menerus sepanjang hari," ucapnya.
Yurianto melanjutkan, sampai hari ini, dia mendapatkan laporan bahwa seluruh peserta yang melaksanakan isolasi dalam keadaan baik. Karena itu, dia meminta seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan jangan panik.
Dia memastikan, tidak akan terjadi penularan Covid-19 keluar kompleks Secapa AD.
"Karena kita menjaga dengan ketat agar betul-betul pelaksanaan karantina kewilayahan bisa dijalankan secara maksimal. Tentunya, dengan monitoring yang ketat yang dilaksanakan oleh Dinkes Jabar, Dinkes Kota Bandung dan dari kesehatan Kodam Siliwangi," terangnya.
"Oleh karena itu, kami mohon masyarakat tenang, tidak perlu panik karena ini sudah ditangani secara profesional, sesuai dengan standar internasional," imbuhnya.
Khusus kepada orang tua peserta didik Secapa AD, Yurianto meminta untuk memahami proses isolasi Covid-19. Dia juga berharap, para orang tua tetap berkomunikasi melalui saluran telepon dengan keluarganya yang sedang dikarantina.
"Kami berharap, keluarga para peserta didik yang berasal dari seluruh Indonesia memahami ini, memaklumi ini dan masih tetap melaksanakan kontak komunikasi telepon atau sarana media lain dengan keluarganya yang saat ini sedang kita karantina," pungkasnya.
Baca juga:
Pemerintah Target RI Produksi 400.000 Alat Rapid Test di Agustus
Pemerintah Jamin Harga Alat Rapid Test Buatan Indonesia Lebih Murah dari Impor
Takut Hasil Rapid Test Reaktif, 33 Petugas KPU Pekalongan Mengundurkan Diri
Sebaran Pasien Positif Covid-19 di 34 Provinsi Per 9 Juli 2020
Hari Ini, Jawa Barat Tertinggi Laporkan Kasus Baru Covid-19