KLHK sebut banjir bandang bukti kerusakan lingkungan makin parah
KLHK sebut banjir bandang bukti kerusakan lingkungan makin parah. Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut, banjir bandang di Kabupaten Garut, Jawa Barat merupakan representasi belum berhasilnya upaya pemulihan daerah aliran sungai (DAS).
Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut, banjir bandang di Kabupaten Garut, Jawa Barat merupakan representasi belum berhasilnya upaya pemulihan daerah aliran sungai (DAS).
Banjir bandang yang menewaskan 24 warga dan 17 orang hilang itu terjadi akibat meluapnya sungai Cimanuk setelah diguyur hujan lebat. Hal itu mengindikasikan kondisi DAS terutama di bagian hulu dalam kondisi rusak parah.
"Sebelum kejadian lokasi di sana diguyur hujan sangat deras dengan intensitas mencapai 225 milimeter per jam. Padahal, angka rata-rata curah hujan di wilayah itu hanya 100 milimeter per jam. Kejadian serupa juga pernah terjadi di Kalimantan," ujar Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK, Henry Bastaman saat membuka Seminar Nasional Peran Pengelolaan DAS untuk Mendukung Ketahanan Air di Kota Solo, Kamis (22/9).
Henry mengatakan, hujan dengan intensitas sangat tinggi itu merupakan dampak dari cuaca ekstrem yang saat ini siklusnya semakin singkat. Dulu, lanjut dia, siklus badai El Nino dan La Nina masih 20 tahunan lalu pada 1997 menjadi 10 tahunan, dan sekarang ini menjadi 5 tahunan.
"Ini mengindikasikan bahwa kerusakan lingkungan dari waktu ke waktu semakin parah. Perilaku manusia yang kurang bertanggung jawab membuat dampak yang ditimbulkannya semakin parah," tandasnya.
Henry menambahkan, kurangnya kesadaran untuk memelihara DAS membuat daya dukung dan daya tampungnya semakin berkurang.
Pola pemanfaatan lahan, kata Henri, seringkali menyebabkan kawasan tutupan hutan di daerah hulu terus berkurang. Daerah atas yang semestinya menjadi hutan lindung justru ditanami sayuran atau tanaman semusim. Akibatnya, kemampuan untuk menyerap air semakin rendah.
Dalam kesempatan sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung, Murdiyono menyatakan, selain Cimanuk kondisi serupa juga terjadi pada 15 belas DAS lainnya.
"Ada 15 DAS Di Indonesia menjadi prioritas untuk dibenahi. Di antaranya DAS Cimanuk, Bengawan Solo, Citandui, serta Batanghari. Sebagian besar DAS berada di Pulau Jawa," jelasnya.
Kerusakan DAS, menurut dia, di antaranya disebabkan sistem pengelolaan yang buruk serta terjadi pengalihan pemanfaatan lahan di daerah tangkapan air. Hal ini juga yang terjadi di DAS Cimanuk yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir dan longsor di Garut, Jawa Barat.
Meskipun pihaknya telah memiliki peta rawan bencana dan memiliki early warning system, tetapi ada hal yang ekstrem yang menyebabkan terjadinya banjir dan longsor di Garut. Kondisi ekstrem tersebut tidak bisa diprediksi oleh sistem yang normal.
"Bencana banjir bandang di Garut itu merupakan momentum untuk melakukan introspeksi diri. Pemerintah dengan dukungan masyarakat harus memulihkan fungsi DAS," pungkasnya.
Baca juga:
Bantu korban banjir, JK kirim hagglund dan mobil tangki air ke Garut
Mensos harap korban longsor Sumedang cepat direlokasi
Bantu korban, kereta kesehatan dikirimkan ke Garut
Korban tewas banjir bandang Garut menjadi 24 orang
Baguna PDIP terjunkan 100 personel bantu korban banjir bandang Garut
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
-
Apa yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi untuk mengatasi banjir di kawasan Kampung Lebak? “Rumah pompa dibangun untuk mengantisipasi banjir. Harapannya, ketika hujan deras, warga di sini tidak kebanjiran,” ungkapnya.
-
Dimana lokasi retakan tanah yang membentang di Garut? Retakan tampak membentang sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter. Sudah dua bulan terakhir masyarakat di Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut hidup dalam ketidaktenangan.
-
Kenapa Waduk Gajah Mungkur dibangun? Waduk ini dibangun pada tahun 1978 dengan maksud untuk menyediakan sumber daya air bagi irigasi, perikanan, dan energi listrik.
-
Bagaimana kesan lingkungan sekitar rumah Ganjar Pranowo? Namun hal itu tidak menghilangkan kesan asri dan sejuk lingkungan di sekitar rumah baru Ganjar Pranowo. Apalagi halaman belakang rumah itu juga berbatasan langsung dengan sawah. “Kalau cerah itu bakal langsung terlihat view Gunung Merapi,” kata pemilik kanal YouTube KakaTV.