KNKT tersinggung kemampuan Indonesia investigasi AirAsia diragukan
Dia mendapat pertanyaan itu sepanjang proses investigasi berjalan dari media asing.
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi mengaku tersinggung lantaran mendapat sejumlah pertanyaan dari wartawan asing yang meragukan Indonesia mampu menyelidiki black box AirAsia QZ8501. Dia mendapat pertanyaan itu sepanjang proses investigasi berjalan.
"Kejadian AirAsia membuat saya terhenyak. Banyak wartawan luar negeri bertanya 'Mampu nggak Indonesia?' Sampai laboratorium kita yang sederhana mereka pantau," ujar Tatang dalam konferensi pers catatan akhir tahun 2014 di gedung KNKT, Jakarta, Kamis (29/1).
Tatang menegaskan Indonesia memiliki kemampuan yang mumpuni dalam membaca black box. Bahkan Indonesia diakui menjadi salah satu dari 29 negara yang mampu membaca black box.
"Kasus AirAsia, Black box kita buka dalam waktu 1 x 24 jam, dua-duanya bagus," kata Tatang.
Selanjutnya, terang Tatang, sejak 2008 KNKT Indonesia telah memiliki laboratorium pembaca black box sendiri. Atas hal itu, KNKT Indonesia menjadi rujukan bagi negara-negara lain dalam hal investigasi kecelakaan pesawat.
"Terhitung sejak Agustus 2009 sampai hari ini, Indonesia dalam hal ini KNKT telah berhasil membaca puluhan black box dari berbagai jenis pesawat, dengan total jumlah 157, terdiri dari 84 CVR dan 73 FDR," ungkap dia.