Komisi III Apresiasi Kinerja Polisi Amankan Demo Buruh Tolak Omnimbus Law
Massa dari Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB) dan Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) menggelar demonstrasi
Massa dari Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB) dan Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) menggelar demonstrasi di depan Istana Kepresidenan RI dan Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta, Kamis (10/8) hingga pukul 23:35 WIB.
Komisi III Apresiasi Kinerja Polisi Amankan Demo Buruh Tolak Omnimbus Law
Mereka mendesak agar Pemerintah segera mencabut Omnibus Law UU No.6 tahun 2023 tentang Cipta Kerja. Unjuk rasa yang mulanya dijadwalkan selesai pada pukul 18.00 WIB, ternyata baru terlihat membubarkan diri pada pukul 23.35 WIB, dini hari. Meski begitu, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan, pihaknya bersama tim gabungan tetap mengedepankan langkah-langkah humanis dalam menjaga kondusifitas demonstrasi hingga akhir kegiatan. Menurut keterangannya, tidak ada satu pun pihak yang diamankan pada aksi kemarin.
- Jenderal Polisi Tegas di Depan Buruh yang lagi Demo 'Ayo Berunjuk Rasa di Kantor Gubernur, Saya Kawal'
- Demo Buruh di Bekasi, Tol Jakarta-Cikampek Sempat Ditutup Polisi
- Kapolda Jelaskan Alasan Sejumlah Mahasiswa Demo di Medan Merdeka Sempat Diamankan, Kini Sudah Dilepas
- Demo Ganti Rugi Lahan Tambah Emas Ricuh, Tujuh Polisi Terluka
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengapresiasi pengamanan oleh aparat kepolisian. Menurutnya, mereka mengedepankan aspek humanisme di tengah perubahan situasi di lapangan. “Komisi III memberi apresiasi kepada seluruh jajaran tim Polda Metro Jaya yang telah memberikan pengamanan maksimal dan humanis dalam aksi demonstrasi buruh kemarin. Walaupun terjadi beberapa perubahan kondisi di lapangan, tapi aparat tetap bisa meng-handle situasi dengan baik. Terima kasih telah berikan waktu dan ruang bagi teman-teman buruh untuk bersuara hingga larut malam,” ujar Sahroni dalam keterangan (11/8).
Lebih lanjut, Sahroni juga menilai, langkah aparat yang kepenuh hati-hatian, sudah sangat tepat. Karena jika tidak, akan banyak sekali momen yang dapat dipolitisasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Hal tersebut, bisa saja dimaksudkan untuk menyudutkan salah satu pihak, termasuk aparat dan pemerintah.
“Di saat sekarang ini, kita sadar, banyak hal sensitif yang rawan dipolitisasi atau ‘digoreng’ untuk menyudutkan pihak tertentu. Jadi langkah aparat semalam untuk tidak memukul mundur massa, saya kira sudah sangat tepat. Karena jika kedapatan terjadi tindak kekerasan sedikit saja, itu pasti akan dimanfaatkan oleh provokator,” tambahnya. Terakhir, Sahroni juga turut memuji rekayasa lalu lintas yang telah dipersiapkan oleh pihak Polda Metro Jaya. Karena memang, aksi demonstrasi yang melibatkan massa dalam skala besar, biasanya memberi dampak kemacetan bagi beberapa ruas jalan di lokasi sekitar.
“Polisi sangat sigap dalam mempersiapkan rekayasa lalu lintas. Imbas kemacetan itu tentu pasti tetap ada, tidak mungkin tidak. Terlebih itu kan bertepatan pada jam-jam masyarakat pulang kantor,” pungkas Sahroni.