Komisi III DPR minta Amerika tak diberi ruang ikut buru Santoso
Desmond minta pasukan elite TNI juga dilibatkan dalam perburuan Santoso, bukan hanya Densus 88 saja.
Anggota Komisi III DPR Desmond J Mahesa mengatakan, Pemerintah tak boleh memberi ruang kepada Amerika Serikat (AS) untuk memburu Santoso di Indonesia. Meski sudah menjadi target AS, kata dia, perburuan terhadap Santoso harus dilakukan dengan operasional gabungan Densus 88 dengan pasukan khusus TNI.
"Kenapa AS targetkan Santoso, apa dia udah teror sampai ke AS sana? Jangan diberi ruang, kalau diberi ruang saya gak habis pikir nantinya," kata Desmond ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Kamis (24/3).
Pasukan keamanan, baik dari Tentara Nasional Indonesia maupun Kepolisian, kini masih memburu kelompok Santoso di Sulawesi Tengah. Operasi ini berjalan sejak Januari lalu. Menurut politisi Gerindra ini, operasi perburuan Santoso harus melibatkan pasukan khusus, bukan hanya Densus 88 dan TNI biasa.
"Densus 88 udah jelek di mata masyarakat. Kalau hanya andalkan mereka saja kesannya egoisme sektoral. Harus libatkan semua agar tidak terkesan Santoso ini dipelihara. Juga jangan kirim TNI yang biasa tapi ada Kopassus, ada Denjaka, kenapa mereka tidak dikirim?" bebernya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat kemarin memasukkan nama Santoso ke dalam daftar Teroris Global. Santoso dikenal sebagai militan asal Indonesia yang pernah berbaiat kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Santoso alias Abu Wardah diyakini bersembunyi di hutan Sulawesi. Dia merupakan pemimpin dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Kelompok MIT juga masuk dalam daftar Teroris Global versi AS.
"Keputusan hari ini memberitahukan kepada warga AS dan komunitas Internasional bahwa Santoso terlibat aktif dalam terorisme," kata pernyataan Kemlu AS kemarin, seperti dilansir kantor beritaReuters, Rabu (23/3).
"Dengan demikian segala properti dalam wilayah AS yang punya kaitan dengan Santoso diblokir dan setiap orang Amerika dilarang melakukan transaksi apa pun dengan Santoso," kata pernyataan itu lagi.
Pasukan keamanan, baik dari Tentara Nasional Indonesia maupun Kepolisian, kini masih memburu kelompok Santoso di Sulawesi Tengah. Operasi ini berjalan sejak Januari lalu.
Ahli terorisme mengatakan MIT adalah kelompok teror turunan dari Jamaah Islamiyah (JI), cabang Al Qaidah di Asia Tenggara yang menjadi dalang Teror Bom Bali pada 2002 dan 2005.
Santoso menyatakan berbaiat kepada ISIS dalam sebuah rekaman suara yang dirilis MIT pada Juli 2014. MIT diduga beranggota 30 orang, termasuk tiga perempuan yang dilaporkan bergabung pada 2012 setelah suami mereka terbunuh di Poso akibat konflik sektarian.