Komjen Budi disebut terlibat politik praktis, Polri cek ke Propam
Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Komjen Budi Gunawan menggolkan Jusuf Kalla menjadi cawapres Jokowi.
Mabes Polri berjanji bakal mengkroscek dugaan keterlibatan Kepala Lembaga Pendidikan (Lemdikpol) Polri, Komjen (Pol) Budi Gunawan terjun dalam politik praktis di Pilpres 2014 silam. Polri belum mengetahui apakah pernyataan Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto soal peranan Komjen Budi Gunawan menggolkan Jusuf Kalla menjadi cawapres Jokowi di Pilpres lalu benar atau tidak.
"Ya kita belum tahu kebenarannya soal keterlibatan Pak Budi tersebut," kata Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie saat dihubungi merdeka.com, Kamis (22/1).
Ronny tak banyak bicara soal kabar keterlibatan Komjen Budi dalam politik praktis. Namun saat disinggung apakah pihak Propam Polri sudah menyelidiki informasi yang beredar itu, Ronny mengaku akan meminta keterangan dari Propam.
"Saya harus tanya dulu ke Divisi Propam," ucapnya.
Sebelumnya, Plt Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan Ketua KPK Abraham Samad sengaja menjebloskan Budi Gunawan ke KPK karena sakit hati gagal menjadi cawapres Joko Widodo (Jokowi) jelang Pilpres lalu. Hasto menceritakan Samad pada akhirnya sakit hati karena PDIP lebih memilih Jusuf Kalla sebagai wapres Jokowi.
Padahal Samad sudah beberapa kali melakukan lobi-lobi pada petinggi PDIP untuk maju mendampingi Jokowi. Disebutkan bahwa sosok Komjen Budi Gunawan adalah salah satu orang yang menggagalkan Samad jadi cawapres. Budi Gunawan yang punya hubungan dekat dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri disebut-sebut sebagai sosok yang menentang Samad maju bersama Jokowi.
Padahal kala itu jelas-jelas Komjen Budi Gunawan masih menjadi polisi aktif dan masih menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Polisi (Kalemdikpol). Pengakuan ini secara tak langsung menunjukkan bahwa PDIP membenarkan Budi Gunawan masuk politik praktis membela PDIP, ikut mendukung Jusuf Kalla daripada Abraham Samad.
Hasto mengaku pada saat itu sudah menjelaskan kepada Samad soal keputusan PDIP memilih Jusuf Kalla sebagai cawapres Jokowi. Namun Samad kecewa dan mengaku sudah mengincar seseorang yang menggagalkannya melenggang bersama Jokowi, yakni Komjen Budi Gunawan. Samad mengetahuinya karena sudah memasang alat sadap untuk memantau perkembangan pemilihan cawapres Jokowi.
Baca juga:
Hasto ngaku disadap, ini kata KPK
KPK sebut tak haram Abraham Samad dicalonkan jadi cawapres
PKS minta Jokowi bentuk komisi etik KPK ungkap skandal Samad-PDIP
KPK tantang PDIP beri bukti manuver politik Abraham Samad
Politisi PDIP: Kalau Samad datang kan enggak bisa kita ditolak
Komisi III DPR: Ketemu PDIP, Abraham Samad lakukan korupsi besar
Tjahjo mengaku tak tahu Samad pernah masuk bursa cawapres Jokowi
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kenapa keenam Caleg terpilih PDIP diminta mundur? Adapun penyebab keenam caleg terpilih itu diminta mundur karena terkena sistem Komandante, rata-rata mereka (para caleg) sudah membuat surat pengunduran diri ketika sebelum waktu pencoblosan.
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Kapan Ganjar Pranowo hadir di Rakernas PDIP? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).