Komnas HAM investigasi penyiraman Novel, sebut kasus luar biasa
Komnas HAM investigasi penyiraman Novel, sebut kasus luar biasa. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membahas kasus penyiram kepada penyidik senior Novel Baswedan.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membahas kasus penyiram kepada penyidik senior Novel Baswedan. Komnas HAM menyebut, perkara Novel sebagai kasus luar biasa.
"Kasus Novel bukan kasus biasa, tetapi kasus luar biasa. Kalau dia kasus biasa harusnya sudah ditemukan siapa yang harus bertanggung jawab," imbuh Komisioner Komnas HAM, Maneger Nasution di Gedung KPK, Jakarta, Senin (5/6).
Menurutnya, sejak tim investigasi penyelidikan dibentuk, Komnas HAM sudah mendatangi tempat kejadian perkara hingga meminta keterangan keluarga Novel, tokoh masyarakat di lingkungan setempat, hingga pengurus masjid di lokasi penyidik KPK itu Salat Subuh.
Tak hanya itu, tim investigasi yang diketuai Maneger juga sudah bertemu penyelidik Polda Metro Jaya yang menangani kasus Novel. Apalagi Polda Metro sempat menangkap orang yang diduga pelaku, namun dilepaskan kembali.
"Komnas HAM akan menguatkan investigasi tersebut. Kami sampaikan ke pimpinan KPK bahwa ini ujian bangsa, ujian buat KPK dan kepolisian," imbuh Maneger saat melakukan jumpa pers.
Maneger juga menyebut, ujian buat kepolisian atas penanganan kasus Novel ini akan muncul ketidakpercayaan masyarakat terhadap pihak kepolisian. Karena sudah 55 hari sejak teror air keras tersebut, polisi belum berhasil mengungkap pelaku dan dalang penyiraman air keras kepada Novel.
"Kami khawatir lembaga kepolisian tak dipercaya di tengah publik. Kami mendorong agar ini cepat selesai dan terusut apa motif serta siapa dalangnya," katanya.
Terkait penyiram air keras ke wajah Novel yang hingga kini belum terungkap, Komnas HAM menilai negara belum hadir. "Negara belum hadir agar tak terjadi pengulangan kasus ini. Dalam perspektif HAM, negara gagal untuk memastikan peristiwa ini tak terulang," ujarnya.
Selain Maneger, Komisioner yang turut hadir dalam pembahasan kasus Novel dengan pimpinan KPK di antaranya Natalius Pigai, Hafid Abbas, Ansori Sinungan, dan Siane Indriyani. Selain berkoordinasi, pihaknya ingin memberikan dukungan kepada KPK terkait penyelesaian kasus ini.
Seperti diketahui, Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal usai melaksanakan salat subuh di masjid dekat rumahnya di Jakarta Utara 11 April silam. Siraman air keras tersebut menyebabkan luka parah pada kedua mata Novel. Kini, Novel masih menjalani perawatan usai melakukan operasi di Singapura.
Baca juga:
ICW desak pemerintah jangan diam soal kasus Novel
Usai operasi, Novel Baswedan tes melihat huruf dan angka
Novel diserang, KPK makin semangat berantas korupsi
Polisi rutin laporkan hasil penyidikan penyiraman Novel ke KPK
Dokter lepas membran dan lensa kontak di mata kiri Novel Baswedan
KPK tunggu info dari Polri soal dugaan Miryam di balik teror Novel
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kapan Air Rumi lahir? Air Rumi, anak dari pasangan Irish Bella dan Ammar Zonni lahir pada 17 September 2020.
-
Kapan air liur anjing dianggap najis? Air liur anjing tergolong sebagai najis berat atau mughaladhah, yang artinya harus dibersihkan dengan cara yang khusus agar suci kembali.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Bagaimana Novel Baswedan mendapatkan informasi tentang keinginan Agus Rahardjo untuk mundur dari KPK? “Tetapi detailnya saya gak tahu, jadi saya waktu itu sedang sakit di Singapura sedang berobat. Ceritanya, tentunya saya tidak langsung ya. Jadi cerita itu saya denger-denger, dari Pegawai KPK lain yang bercerita. Jadi mestinya yang lebih tahu, pegawai yang ada di KPK,” ucapnya.