Kondisi Akbar Alamsyah di RSPAD, Korban Demo yang Sempat Koma Selama 2 Pekan
Malang betul nasib Akbar Alamsyah (19). Sempat dikabarkan hilang usai aksi demonstrasi di Slipi, Palmerah, 25 September lalu, Akbar ditemukan orangtuanya sudah terbaring koma di rumah sakit.
Malang betul nasib Akbar Alamsyah (19). Sempat dikabarkan hilang usai aksi demonstrasi di Slipi, Palmerah, 25 September lalu, Akbar ditemukan orangtuanya sudah terbaring koma di rumah sakit.
Hingga 8 Oktober, kondisi Akbar masih belum bisa diajak komunikasi. Dia masih terbaring lemah dengan sejumlah selang di badan saat menjalani perawatan di ruang Cerebro Intensive Care Unit (CICU) RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, sejak Senin (30/9).
-
Siapa yang terlibat dalam demo tersebut? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Apa yang menjadi tuntutan utama mahasiswa dalam demonstrasi tersebut? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya2. Rombak Kabinet Dwikora3. Turunkan Harga-Harga
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
-
Apa yang menjadi tuntutan utama mahasiswa saat melakukan demonstrasi di Trisakti? Mereka menuntut segera dilakukannya reformasi.
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Apa tujuan utama para kepala desa dalam melakukan demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Mereka memandang revisi UU Desa dibutuhkan untuk memberikan kepastian hukum terkait masa jabatan kepala desa dari 6 tahun menjadi 8 tahun atau 9 tahun.
Adang, sang ayah enggan bicara banyak tentang kronologi Akbar bisa ditemukan koma di rumah sakit. Begitu juga soal apakah Akbar merupakan salah satu dari ribuan orang yang ikut Akbar aksi demo atau bukan.
Adang tak berkenan berbincang dengan pihak mana pun. Ia mengaku cukup lelah dengan kondisi yang menimpa keluarganya saat ini.
"Sekarang sudah mulai lumayan lah tensinya, ya mungkin itu saja yang bisa saya berikan," kata Adang, Jakarta, Selasa (8/10).
Ruang perawatan Akbar dijaga ketat, bahkan merdeka.com sejak kemarin mencoba menemui keluarga korban, tapi tak membuahkan hasil. Keluarga tak berkenan diwawancara media. Padahal sebelumnya, sang ibunda Akbar, masih mau bercerita tentang kejadian yang menimpa Akbar.
Adang tengah mendampingi anaknya di ruang perawatan. Dia tak mau keluar, sekalipun merdeka.com, sudah mendatangi rumah sakit. Lewat sambungan telepon, Adang mengatakan, saat ini dokter tengah memeriksa kondisi kesehatan Akbar. Percakapan pun harus dihentikan.
"Saya lagi di Akbar, ini kebetulan ada dokter, lagi ngobrol sama dokter, jadi maaf dulu ya ini saya potong dulu," katanya.
Kondisi kritis Akbar mengundang tuntutan terhadap polisi. Koordinator Kontras, Yati Andriyani meminta polisi mengusut penyebab Akbar koma dan kritis sampai saat ini.
Yati menyampaikan pada Jumat pekan lalu dia dan tim mengunjungi Akbar di RSPAD. Dia menyaksikan kondisi kepala bagian depan dan belakang diperban. Selain itu bibirnya membengkak.
Berdasarkan keterangan keluarga, Yati mengatakan, Akbar sebelumnya dirawat di RS Pelni, Petamburan. Kemudian dibawa ke RS Polri di Kramat Jati dan baru dirujuk ke RSPAD. Keluarga juga belum mengetahui pasti penyebab sampai Akbar koma.
"Keluarga belum mengetahui pasti. Apapun masalah dan sebabnya tidak ada pembenaran tindakan kekerasan dan penganiayaan hingga menyebabkan korban kritis. Oleh karenanya Polri harus mengungkap dan mengusut peristiwa ini siapapun pelakunya," tegasnya.
Yati menambahkan, surat Kepala RS Bhayangkara kepada Kepala RS RSPAD dituliskan biaya perawatan medis Akbar selama 3 bulan ke depan dijamin oleh RS Bhayangkara. Kendati demikian dia meminta polisi mengusut penyebabnya.
"Semua harus dibuktikan secara transparan dan akuntabel," pungkasnya.
Baca juga:
Kontras Minta Polri Usut Penyebab Akbar Alamsyah Koma Setelah Ikut Demo
Fakta-Fakta 6 Polisi Bawa Senjata Api Saat Demo Berujung 2 Mahasiswa Tewas di Kendari
Mahasiswa Tewas Tertembak Saat Demo, Kapolres Kendari Dirotasi
Mahasiswa Jember Gelar Doa dan Salat Gaib Untuk Korban Demo
6 Polisi Pembawa Senjata Api di Kendari Dibebastugaskan Untuk Kelancaran Pemeriksaan
Kasus Mahasiswa Tewas di Kendari, Polisi Uji Balistik ke Belanda dan Australia