Konspirasi Benny Wenda di Balik Rusuh Papua
Nama Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda belakangan ramai menjadi pemberitaan. Pria asli Papua yang kini menjadi warga negara Inggris itu disebut pemerintah Indonesia sebagai aktor intelektual kerusuhan Papua.
Nama Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda belakangan ramai menjadi pemberitaan. Pria asli Papua yang kini menjadi warga negara Inggris itu disebut pemerintah Indonesia sebagai aktor intelektual kerusuhan Papua.
Benny disebut pemerintah RI sebagai provokator yang memicu kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Dia menyebarkan hoaks soal Papua di luar negeri. Selain itu dia juga meminta bantuan negara lain buat ikut campur masalah Papua.
-
Apa itu Ngarak Panganten di Bekasi? Ngarak Panganten sendiri merupakan salah satu prosesi dari keseluruhan rangkaian pernikahan adat di Bekasi.Biasanya warga setempat bebas menentukan akan memakai adat Sunda atau Betawi yang sama-sama kental di sana. Terpenting, prosesi Ngarak Panganten harus dimasukkan sebagai salah satu urutan rangkaian pernikahan di wilayah Bekasi.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Apa itu tradisi bakar batu di Papua? Bakar batu adalah ritual memasak bersama dengan menggunakan batu-batu panas yang ditata di tanah sebagai pengganti kompor.
-
Apa yang dibudidayakan oleh para peternak di Belitung Timur? Budi daya madu yang cukup terkenal dengan perawatan alami dan selalu mengedepankan kualitasnya, yaitu madu heterotrigona itama atau biasa disebut madu teran khas Bangka Belitung.
-
Kodok baru apa yang ditemukan di Papua Barat? Spesies baru itu dikenali berbeda berdasarkan ukuran, warna, bentuk tubuh, dan garis-garis di tangannya.
Ya, Benny Wenda disebut pemerintah RI telah melakukan konspirasi untuk membuat panas atau kacau situasi di Papua. Berikut ulasannya:
Agar Isu Papua Dibahas di Majelis PBB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menuturkan, aksi anarkis di Jayapura pada Kamis (29/8), sengaja diciptakan. Tujuannya agar kerusuhan ini dibawa dalam agenda rapat komisi HAM PBB di Jenewa yang rencananya digelar pada September 2019.
Tito menyebut aktor di balik aksi ini adalah kelompok United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB), serta melibatkan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).
"Benny Wenda dan kelompoknya bermain dalam rusuh di Papua. Mereka sengaja mengejar konflik ini dalam rangka rapat komisi HAM di Jenewa. Nantinya, kelompok perusuh ini akan bersuara di Papua rusuh terjadi," jelas Tito di RS Bhayangkara Kota Jayapura, usai menjenguk polisi korban kerusuhan di Deiyai, Kamis (5/9).
Tito juga menyebutkan Benny Wenda berada di balik aksi rusuh Papua. Ini sengaja dibuat dengan tujuan tertentu. Yakni memasukkan agenda pembahasan Papua dalam sidang Majelis Umum PBB yang akan diikuti oleh semua negara pada 23-24 September.
"Kami melihat ada beberapa negara yang sengaja didekati untuk mengangkat isu Papua. Supaya Papua terangkat, mereka (KNPB dan ULMWP) bikin rusuh di Papua," katanya.
Pemerintah RI Punya Bukti Konspirasi Benny Wenda
Menko Polhukam Wiranto mengklaim memiliki bukti konspirasi yang dilakukan kelompok Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda, untuk membuat panas suasana di Papua dan Papua Barat.
"Ada, ada buktinya. Tapi kan pemerintah tidak semua informasi untuk kepentingan operasional tidak disampaikan ke publik," ucap Wiranto di kantornya, Jakarta, Kamis (5/9).
Menurutnya, konspirasi itu banyak caranya. Mulai dari mempengaruhi sampai ikut merencanakan.
"Namanya konspirasi ini kan banyak cara. Konspirasi itu ada persamaan mindset, kemudian adanya rencana yang menyangkut masalah waktu, masalah kapan dilaksanakan demonstrasi, lalu mana yang harus anarkis mana yang tidak, direncanakan sekarang akan ada lagi hal-hal yang menyangkut mengacau perkotaan. Itu semua ada semua," jelas Wiranto.
(mdk/dan)