Kotak Penyimpan Vaksin Karya Anak Bangsa Diminati Negara Afrika dan Amerika Latin
Distribusi vaksin bukan melulu soal cara pengiriman, tapi juga soal menjaga suhu aman yang sesuai standar.
Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan, distribusi vaksin menjadi salah satu tantangan keberhasilan program vaksinasi nasional. Menurut dia, distribusi bukan melulu soal cara pengiriman, tapi juga soal menjaga suhu aman yang sesuai standar.
"Paling penting memang bagaimana mengelola distribusi rantai dingin ini, sehingga bisa dipastikan vaksin bisa aman sampai di fasilitas kesehatan paling ujung, dan aman ke orang yang menerimanya," kata Maxi dalam keterangan diterima, Selasa (20/4).
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
Maxi menambahkan, prinsip utama yang harus menjadi catatan dalam menjaga vaksin adalah bagaimana bisa dengan benar menjaga tingkat efikasi hingga disuntikkan. Karenanya, dengan pola distribusi yang baik, maka dapat meningkatkan efektifitas vaksin terhadap masyarakat Indonesia.
"Kalau sistem ini bagus, saya kira ke depan ini jadi kekuatan bagi kita melakukan perubahan dalam distribusi vaksin rutin, vaksin dii luar covid, ke depan," jelas Maxi.
Maxi meyakini, Pemerintah terus berkomitmen meyakinkan masyarakat bahwa vaksin yang digunakan, adalah betul-betul aman dan sehat. Yakni dari proses pembuatan, produksi, sampai distribusinya.
"Semuanya dilaksanakan secara profesional dan dijaga ketat suhunya sampai ke daerah dan disampaikan ke masyarakat," kata Maxi.
Cara Menjaga Vaksin Aman dan Efektif
Menjaga vaksin agar tetap sesuai standar suhu, adalah dengan menggunakan kotak dingin khusus penyimpan vaksin Covid-19. Salah kotak itu dibuat langsung oleh karya anak bangsa, bernama Technoplast.
"Kotak ini adalah Insulated Vaccine Carrier (IVC) buatan kami," kata Direktur Utama Technoplast, Ellies Kiswoto, dalam keterangannya saat dalam diskusi virtual interaktif 'Tantangan Distribusi Vaksin Covid-19 ke Seluruh Pelosok Indonesia', Selasa (20/4).
Kotak dingin penyimpan vaksin covid-19 buatan dalam negeri ternyata diminati oleh beberapa negara di Afrika dan Amerika Latin. Khususnya di negara yang wilayah geografisnya besar seperti Indonesia.
Kotak tersebut adalah Insulated Vaccine Carrier (IVC) buatan Technoplast Indonesia yang sudah dipakai oleh Pemerintah Indonesia untuk mendistribusikan vaksin covid-19. Direktur Utama Technoplast, Ellies Kiswoto mengatakan pihaknya sudah menerima permintaan dari beberapa negara untuk menyukseskan vaksinasi covid.
"Yang tertarik untuk produk ini adalah negara yang wilayahnya challenging seperti di Afrika dan Amerika Latin seperti Argentina. Karena secara geografis tersebar mirip seperti Indonesia," kata Ellies Kiswoto, dalam diskusi virtual interaktif 'Tantangan Distribusi Vaksin Covid-19 ke Seluruh Pelosok Indonesia', Selasa (20/4).
©2021 Merdeka.com
Ellies mengisahkan bahwa produk ini sebenarnya dimulai dari keinginan membantu masyarakat dan Pemerintah Indonesia yang harus menerima vaksin sebagai salah satu jalan keluar dari pandemi.
Selain soal produk vaksinnya sendiri, tantangan utama adalah soal distribusi vaksin. Sebagai contoh, vaksin Sinovac yang selama ini dipakai, hanya bisa bertahan jika berada pada suhu 2-8 derajat celcius. Jika selama distribusi, khususnya ke wilayah yang jauh dari Jakarta, suhunya di luar itu, maka vaksin yang langka dan mahal itu bisa rusak.
"Kami menemukan bahwa selama ini cooler box tanpa ada kontrol suhu. Yang tersedia hanya cooler box untuk makanan atau untuk memancing," ujar Ellies sambil tertawa.
Akhirnya, bersama tim riset di Technoplast, Eliies dan kawan-kawan berhasil membangun produk cooler box yang suhunya bisa dipantau dan memastikan suhu bisa bertahan hingga 57 jam. Namun secara resmi, Technoplast mengumumkannya 48 jam.
4 Sistem Penguncian
Ellies lalu menunjukkan langsung kotak IVC miliknya. Kotak tersebut memiliki 4 sistem penguncian sehingga benar-benar kuat. Lalu di bagian atas kotak, ada alat pengukur temperatur dan alarm yang bisa memberi tahu kondisi vaksin di dalamnya. Ada indikator perubahan warna dan bunyi jika terjadi perubahan suhu signifikan.
"Harus dibedakan apakah carrier itu vaccine carrier atau cooler box makanan dan minuman yang dipakai di pasar sekarang. Kalau termometernya tak ada, misalnya, maka bagaimana bisa memantau kondisi suhu vaksinnya?" urai Ellies.
Di dalam kotak, ada aluminium foil untuk menahan temperatur dan antibakteri. Lalu ada insulasi es yang diformulasikan secara spesial sehingga bisa lebih tahan lama mempertahankan suhu. Alarm bahkan akan berbunyi jika penguncian kotaknya tak tepat 100 persen.
"Semuanya demi memastikan keamanan vaksinnya," imbuh Ellies.
Saat ini, kata Ellies, pihaknya bisa memproduksi hingga 60 ribu IVC perbulan. Technoplast juga sudah berhasil membuat IVC untuk vaksin Astrazeneca yang memerlukan suhu minus 20 derajat celcius, serta mengembangkan kotak untuk vaksin Pfizer yang butuh suhu minus 70 derajat celcius.
Yang segera dilaunching adalah kotak IVC baru dengan teknologi geolocation IOT. Setiap kotak akan disertai alat khusus dengan barcode yang bisa dihubungkan dengan smartphone. "Geolocation IOT itu memastikan lokasinya bisa dipantau dimana, suhunya, dan berbagai detail informasi lainnya," imbuh dia.
Satu kotak IVC bisa menampung hingga 500 dosis, dan diproduksi dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) hingga 80 persen. Sejauh ini, sudah dipakai lembaga pemerintahan seperti BNPB, hingga lembaga swasta seperti Halodoc.
Dokter Bettia Bermawi, Kabid Tata Laksana dan Compliance Sentra Vaksinasi Serviam (SVS), mengatakan pihaknya sudah memakai IVC dari Technoplast tersebut. Sejauh ini pihaknya merasa sangat puas. Sebab selain sudah dilengkapi insulasi yang cukup, terbukti suhu dan vaksinnya memang terjaga.
"Untuk Sinovac misalnya, itu tidak boleh beku, dan tidak boleh lewat 8 derajat. Ini sudah kita pakai sehari-hari di Sentra Vaksinasi. Dan ini keuntungannya, kotaknya juga mudah sekali dibersihkan," kata Bettia.
Reporter: M Radityo Priyasmoro
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Vaksinasi Covid-19 Diyakini Jadi Titik Balik Pemulihan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pekerja Seni Mulai Disuntik Vaksin, Perekonomian RI Diyakini Segera Pulih
CEK FAKTA: Tidak Benar Penyintas Covid-19 Langsung Divaksin Tanpa Menunggu 3 Bulan
3.300 Guru di Depok Sudah Vaksinasi Covid
IDI Sebut Perubahan Suhu Tidak Langsung Berdampak Efektivitas Vaksin
Vaksin Gotong Royong Pakai Sinopharm dan Sputnik, Dilaksanakan Mei Pekan Ketiga