Ilmuwan Ungkap Makin Tua Umur, Kepribadian Orang Narsis Bakal Berubah
Penelitian ini baru dilakukan di Eropa Barat dan Amerika Serikat.
“Gangguan” kepribadian narsistik adalah suatu kondisi kesehatan mental di mana rasa pentingnya seseorang sangat tinggi. Kepribadian ini ternyata sangat umum terjadi, bahkan hingga 5 persen populasi manusia di dunia mengidapnya.
Menariknya berkat sebuah penelitian baru, kita tahu bagaimana mereka yang didiagnosis dengan kondisi tersebut berubah seiring waktu. Mengutip ScienceFocus by BBC, Selasa (6/8), para peneliti menemukan bahwa orang cenderung menjadi kurang narsistik seiring bertambahnya usia dan penurunannya terjadi seiring masa kanak-kanak hingga dewasa.
-
Apa itu Gangguan Kepribadian Narsistik? Dilansir dari Cleveland Clinic, Gangguan Kepribadian Narsistik adalah kondisi kesehatan mental yang mempengaruhi cara seseorang melihat dirinya dan berinteraksi dengan orang lain. Individu dengan NPD seringkali memiliki kebutuhan yang berlebihan untuk mendapatkan pujian dan merasa penting, yang dapat menyebabkan perilaku yang merugikan diri mereka sendiri maupun orang lain.
-
Bagaimana narsistik terselubung bisa terlihat? Seseorang dengan narsistik terselubung biasanya terlihat suportif, baik dan rendah hati di muka umum. Padahal, dalam hati atau secara personal dirinya mungkin meremehkan dan merasa lebih unggul.
-
Apa ciri utama dari narsistik terselubung? Ciri utama seseorang dengan narsistik terselubung di antaranya, introvert, hipersensitif, self-absorbed, mementingkan diri sendiri, anxious, defensif, insecure secara sosial, tidak punya kegembiraan, kerap merasa sedih atau bahkan tertekan.
-
Siapa yang menunjukkan tanda narsistik? Individu dengan NPD seringkali memiliki kebutuhan yang berlebihan untuk mendapatkan pujian dan merasa penting, yang dapat menyebabkan perilaku yang merugikan diri mereka sendiri maupun orang lain.
-
Apa itu narsisme? Narsisme adalah salah satu gangguan kepribadian yang menarik perhatian banyak peneliti dan psikolog. Gangguan ini dikenal dengan istilah lengkapnya, yaitu Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau Gangguan Kepribadian Narsistik.
-
Siapa yang meneliti CEO narsis? Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Manajemen Charles A. O’Reilly, tahun 2014 itu mengungkapkan dalam penelitiannya yang diterbitkan dalam The Leadership Quarterly bahwa secara khusus, CEO narsis dibayar lebih besar daripada rekan-rekan mereka yang tidak narsis atau hanya percaya diri.
“Temuan ini memiliki implikasi penting mengingat tingginya tingkat narsisme mempengaruhi kehidupan seseorang dalam banyak cara baik kehidupan individu narsistik itu sendiri dan mungkin lebih jauh lagi, kehidupan keluarga dan teman-temannya,” kata periset utama Prof Ulrich Orth dari The National Interest, Universitas Bern, Swiss.
Menerbitkan hasilnya di jurnal Psychological Bulletin, Orth dan timnya menganalisis data dari 51 penelitian, yang semuanya mengukur bagaimana tingkat narsisme partisipan berubah seiring waktu. Studi-studi ini melibatkan total 37.247 peserta yang berusia antara 8 hingga 77 tahun dengan jenis kelamin yang hampir sama yakni 52 persen perempuan dan 48 persen laki-laki.
Setiap studi mengidentifikasi mana dari tiga jenis narsisme yang dilacak: agentic, antagonis, dan neurotik. Narsisme agenik mencakup perasaan keagungan, superioritas, dan kebutuhan akan kekaguman. Narsisme antagonis melibatkan kesombongan dan kurangnya empati, sedangkan narsisme neurotik ditandai dengan hipersensitivitas dan disregulasi emosional.
Para peneliti menemukan bahwa ketiga jenis tersebut menurun sejak masa kanak-kanak hingga usia tua. Penurunannya kecil pada narsisme agentic, sedangkan penurunannya lebih moderat pada narsisme antagonis dan neurotik. Di sisi lain, ada fakta bahwa narsisme seseorang dibandingkan rekan-rekannya tidak berubah secara signifikan.
Hal itu pun dibenarkan Orth. Kata dia, ada beberapa kasus yang membutuhkan waktu yang lama untuk melunturkan sikap narsismenya itu. Namun, salah satu keterbatasan penelitian ini adalah sebagian besar penelitian dilakukan di AS dan Eropa Barat.
Tim berharap untuk mempelajari lebih lanjut narsisme di lebih banyak negara untuk memperluas hasilnya. Meskipun menemukan penurunan narsisme seiring bertambahnya usia, alasannya masih belum jelas.
“Satu teori menyatakan bahwa peran sosial yang kita ambil di masa dewasa, misalnya sebagai pasangan, orang tua, karyawan, dan sebagainya, mengarah pada pengembangan karakteristik kepribadian yang lebih matang, termasuk tingkat narsisme yang lebih rendah,” kata Orth.