KPI ingatkan media supaya netral dalam pemberitaan Pilgub DKI
KPI ingatkan media supaya netral dalam pemberitaan Pilgub DKI. KPI meminta media agar memberikan pemberitaan secara proporsional dan objektif.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengimbau media massa, khususnya media penyiaran televisi (TV) dan radio, untuk lebih bertanggung jawab dan objektif dalam memberitakan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 mendatang. Hal ini disampaikan dalam media gathering yang diadakan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Sabtu (24/9), terkait pengawasan Pilgub DKI 2017.
"Pertama, KPI berharap kawan-kawan media bisa lebih bertanggung jawab. Ada self censorship yang kuat di internal media penyiaran sehingga ketika tayangan muncul, sudah aman. Kedua mari berlomba-lomba membuat tayangan pilkada yang seobyektif mungkin, bukannya mengompori," pesan Komisioner KPI Muhammad Sulhi Rawi kepada awak media di Hotel Maharani, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Menurutnya, ada banyak sekali hal yang dapat dipelajari dari Pilgub DKI 2012 lalu. Terdapat pelanggaran-pelanggaran yang rawan terjadi, terutama dalam tayangan media penyiaran. KPI berharap masalah-masalah seperti keberpihakan, narasumber yang tidak berimbang, dan pembiayaan program dari calon tertentu tidak kembali terjadi dalam Pilgub tahun depan.
"Terkait isu-isu yang biasanya berkembang, pertama adalah keberpihakan. Pengalaman 2012 ketika kita terkotak-kotak tidak boleh terjadi lagi. Keadilan dalam lembaga penyiaran juga menyangkut durasi tayang. Kedua, pemilihan narasumber diharapkan lebih berimbang. Jangan narasumber yang jelas-jelas berpihak pada salah satu calon," ujarnya.
"Isu lainnya adalah soal pembiayaan. Peraturan di KPI jelas-jelas tidak memperbolehkan adanya program yang dibiayai salah satu kontestan, kecuali iklan. Terakhir adalah live program. Banyak siaran langsung yang bermasalah karena tidak ada standar operasi yang baku," paparnya lebih lanjut.
Sulhi meyakinkan bahwa KPI akan menindak tegas setiap pelanggaran yang ditemukan. Pemberian sanksi akan dimulai dengan klarifikasi, teguran satu, dua, dan tiga, hingga pengurangan durasi tayangan dan mengusulkan rekomendasi pencabutan acara.
Bawaslu pun ikut berpesan. Sebagai pihak yang sama-sama memiliki fungsi pengawasan, media massa diharapkan dapat membantu Bawaslu dengan sama-sama mengawal Pilgub DKI 2017.
"Pilkada banyak sekali masalahannya, misalnya soal pendataan pemilih dan netralitas birokrasi. Ada dua orang calon incumbent dan satu PNS. Harus diawasi penggunaan fasilitas negara dsb" tandas pimpinan Bawaslu Fahrudin.
Baca juga:
KPI diminta segera beri izin hak siar 10 stasiun televisi swasta
DPR desak KPI segera formulasikan pengawasan stasiun televisi
Kemampuan 9 komisioner KPI diragukan, ini penjelasan Komisi I DPR
9 Komisioner KPI tak memiliki latar belakang penyiaran
Paripurna DPR sahkan 9 Komisioner KPI periode 2016-2019
Paripurna lantik pengganti 2 anggota DPR yang dipecat PDIP
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Mengapa hasil quick count Pilkada DKI 2017 sangat penting? Hasil quick count tersebut menjadi perhatian utama, karena sering kali memberikan indikasi kuat mengenai hasil akhir sebelum perhitungan resmi diumumkan oleh KPU.
-
Apa hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.