KPU Bali Melayat ke Rumah Ketua KPPS Kuta Korban Tewas Tabrakan Beruntun
Jhon menjelaskan, untuk santunan kepada almarhum sudah masuk kedalam laporan di KPU RI dan sudah tercatat bahwa almarhum adalah penjuang demokrasi yang meninggal dalam proses tugas.
Suasana duka nampak di kediaman I Putu Rudi Artawan (31) yang berlokasi di Jalan Karang Semaja, nomor 3, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (24/3) sore.
I Putu Rudi Artawan yang merupakan Ketua KPPS TPS 11, Banjar Temacun, Kuta, Badung, meninggal dunia akibat terlibat kecelakaan beruntun di Jalan Raya Tuban, Badung, Bali, Jumat (19/4) lalu, sekitar pukul 04.30 Wita.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
"Kejadiannya memang diluar dari tanggal 17 April 2019. Tetapi ini, adalah suatu rangkaian akibat kelelahan. Kami dari KPU Provinsi melayat hari ini untuk membesarkan hati keluarga bahwa KPU tidak diam dalam proses ini," kata I Gede Jhon Darmawan selaku Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali.
"Karena ini, menjadi bagian dari keluarga besar kami dan dalam rangkaian ini memang kehilangan nyawa akibat kecelakaan dan hari ini kita tengok bahwa kami secara kelembagaan turut berdukacita dan berbela sungkawa," imbuh Jhon.
Jhon menjelaskan, untuk santunan kepada almarhum sudah masuk kedalam laporan di KPU RI dan sudah tercatat bahwa almarhum adalah penjuang demokrasi yang meninggal dalam proses tugas.
"Jadi berdasarkan dari keterangan keluarga, karena ada proses acara keagamaan jadi mereka memprosir waktunya. Jadi kalau di Bali ada upacara dan segala macam, jadi selesai bergadang, istirahat sebentar sudah mengambil pekerjaan adat," ujarnya.
Jhon juga menjelaskan, KPU Bali per sore ini sudah mendata 9 orang penyenlenggara pemilu dari pihaknya yang sudah sakit karena kelelahan dan satu orang yang meninggal.
"Baik itu yang meninggal dunia maupun yang di rawat di rumah sakit. Sampai hari ini ada dua orang yang terkena stroke pada saat proses pemungutan suara tanggal 17 April 2019. Dan data-data dari KPPS, PPS maupun PPK karena akibat kelelahan. Akhirnya, harus diberikan pengobatan. Semua sudah kami data dan kami laporkan dan untuk di Bali satu orang meninggal dunia," jelasnya.
"Teman-teman yang masuk rumah sakit itu memang ada hari H yang masuk rumah sakit, ada yang sehari masuk rumah sakit ada yang dua harinya masuk rumah sakit. Karena tidak langsung dibawa, jadi ketika proses pemungutan perhitungan suara di TPS yang selesai tanggal 18 subuh mereka istirahat setelah itu kondisinya drop dan akhirnya masuk rumah sakit," jelas Jhon.
Jhon juga menjelaskan, yang terkena stroke ada dari KPPS Kabupaten Karangasem Bali dan ada juga KPPS di Kecamatan Pupuan Tabanan.
"Yang stroke itu dari KPPS Karangasem, setelah itu dirawat di rumah Sakit Sanglah dan satu lagi di KPPS di Kecamatan Pupuan yang di rawat di Buleleng. Karena dekat dengan Pupuan," jelasnya.
Jhon juga menjelaskan, jadi KPPS itu tidaklah bekerja dari tanggal 17 sampai tanggal 18 April. Mereka sudah bekerja dari awal H-7 dan sudah bekerja dalam proses penyaluran C-6 kepada para pemilih yang terdaftar di Daftar Pemilihan Tetap (DPT).
Kemudian H-1 sebelum pencoblosan, mereka sudah bergadang untuk penyiapan TPS dan penerimaan logistik. Lalu tanggal 17 April, mereka dari pukul 06.00 pagi, sudah standby di TPS.
"Selesai rata-rata pada pukul 4 atau 5 subuh tanggal 18 (April). Jadi proses rekapitulasi di tingkat kecamatan ini kan panjang dari tanggal 18 April sampai tanggal 4 Mei," ujarnya.
"Kami sudah menghimbau kepada teman-teman kami ditingkat kecamatan mengatur ritme pekerjaan untuk tidak terlalu diporsir karena proses ini estafet," tambahnya.
Jhon juga menjelaskan, dengan adanya kejadian tersebut, pihaknya juga meminta bantuan kepada Gubernur, Bupati dan Walikota untuk meminta Dinas Kesehatan untuk bisa melakukan pengecekan rutin petugas KPPS.
"Kami di PPK dan PPS pada saat rekapitulasi dan disitu sudah dilaksanakan kemarin dan hari ini kawan-kawan dari dinas kesehatan dan puskesmas mengunjungi rekan kami melakukan pengecekan dan pemberian vitamin agar kondisinya vit," ujar Jhon.
(mdk/rhm)