Kronologi Bus Rombongan Santri Gontor Masuk Jurang di Sulteng, 3 Orang Meninggal
Bus berisi rombongan santri Pondok Pesantren Gontor masuk jurang di kilometer 5 Tobolo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), Rabu (3/5) pukul 22.00 WIB. 29 santri dilaporkan menjadi korban.
Bus berisi rombongan santri Pondok Pesantren Gontor masuk jurang di kilometer 5 Tobolo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), Rabu (3/5) pukul 22.00 WIB. 29 santri dilaporkan menjadi korban.
Bus ditumpangi santri melintas dari arah Kota Palu menuju Pondok Pesantren Gontor di Kabupaten Poso. Bus masuk ke dalam jurang akibat rem blong dan santri yang menjadi korban berasal dari Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Dari laporan polisi, mobil ditumpangi puluhan santri masuk ke jurang dengan kedalaman sekitar 20 meter, sejummlah korban dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Anuntaloko Parigi di Ibu Kota Kabupaten Parigi Moutong.
Dari peristiwa itu, arus lalu lintas di jalur tersebut mengalami kemacetan. Kepala Subseksi Operasi dan Siaga SAR Kantor Basarnas Palu Andi Sultan mengemukakan pihaknya telah mengerahkan personel dari Pos SAR Parigi membantu proses evakuasi.
"10 personel SAR gabungan kami libatkan membantu evakuasi, terdiri dari empat personel Basarnas dan enam orang potensi SAR," ucapnya.
Dalam peristiwa tersebut, tiga orang meninggal dunia. Jenazah para korban kecelakaan dipulangkan ke daerah asal.
"Korban meninggal dunia tiga orang. Sudah dikomunikasikan dengan keluarga korban, jenazah akan dijemput keluarga masing-masing," kata Kapolres Parigi Moutong AKBP Yudy Arto Wiyono.
Kronologi Kejadian
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (3/5) malam sekitar Pukul 21.30 WITA di kilometer 4 Toboli jalur kebun kopi, yang mana bus membawa 33 penumpang sudah termasuk sopir dan kernet.
Bus melintas dari arah Kota Palu menuju Pesantren Gontor di Kabupaten Poso. Bus hilang kendali lalu masuk ke dalam jurang akibat rem blong.
"Tiga korban meninggal dunia atas nama Muhamad Rizky Pratama asal Provinsi Riau, Gustian Erlangga asal Palembang, Provinsi Sumatera Selatan dan Muhamad Fathir asal Manado, Sulawesi Utara," ucapnya.
Kepala Subseksi Operasi dan Siaga SAR Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Palu Andi Sultan mengemukakan, proses evakuasi oleh tim SAR gabungan cukup menyita waktu karena korban berada di dasar jurang.
Proses evakuasi dilakukan sekitar tiga jam oleh tim SAR gabungan atau dimulai sekitar pukul 21.45 WITA hingga pukul 01.30 WITA dengan menggunakan alat evakuasi khusus.
"Korban dievakuasi ke RS menggunakan ambulans. Tim SAR gabungan sebanyak 30 orang terdiri dari empat personel Pos SAR Parigi, 13 personel Polres Parigi Moutong, satu personel Babinsa dan sisanya potensi SAR," ucap Andi.
Keterangan Pengurus Gontor
Pihak Yayasan Pondok Modern Darussalam Gontor di Ponorogo menyatakan sebanyak 29 penumpang bus adalah alumni santri PMD Gontor, yang diperbantukan ke daerah dengan status guru pengabdian.
Hal ini disampaikan juru bicara PMD Gontor Ahmad Saiful dalam konferensi pers di Pondok Modern Darussalam Gontor di Ponorogo, Jawa Timur, Kamis.
"Namanya guru pengabdian. Mereka ini sudah lulus tahun ini dan kebetulan mendapat tugas pengabdian di Poso (Sulteng)," kata Saiful menjelaskan.
Daftar penumpang bus yang mengalami kecelakaan itu menurut versi kepolisian disebutkan ada 33 orang, termasuk sopir dan kernet. Dati jumlah itu, alumni PMDG yang tur dalam rombongan dengan status guru pengabdian ada 29 orang.
Mereka ini santri PDM Gontor yang baru lulus pada 2023 dan ditugaskan menjadi tenaga pengajar di PMDG kampus 11 Ittihadul Ummah yang terletak di Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
"Rombongan ini dilaporkan dalam perjalanan dari Bandara Mutiara Sis Al-Jufri menuju Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 11 Putra Ittihadul Ummah Poso 19.00 WITA. Sempat berhenti untuk makan malam bersama pada pukul 20.30 WITA, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan sekitar pukul 21.00 WITA menuju pondok," terangnya menceritakan kronologi dari awal sampai terjadinya kecelakaan.
Dalam perjalanan menuju pondok itulah, sekitar pukul 22.00 WITA bus yang ditumpangi rombongan guru pengabdian dari PMD Gontor mengalami kecelakaan di kilometer 5 daerah Toboli, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Insiden itu, menurut keterangan Saiful, mengacu informasi resmi dari kepolisian, bahwa supir bus yang ingin mendahului mobil di depannya, kemudian salah berbelok ke arah jurang.
Akibat insiden itu, dari total 29 orang guru PMD Gontor, tiga orang di antaranya meninggal dunia, sementara 26 orang lainnya mengalami luka berat dan ringan.
Evakuasi korban setelah peristiwa kecelakaan tersebut dibantu tim SAR, petugas kepolisian, IKPM terdekat, dan masyarakat setempat.
Seluruh korban dibawa ke RSUD Anuntaloko Parigi menggunakan ambulans RSUD dan puskesmas setempat untuk mendapatkan penanganan medis.
Untuk korban meninggal, pihak pondok sudah menghubungi wali masing-masing korban via telepon dan panggilan video untuk mengabarkan keadaan almarhum. Pihak pondok juga telah menanyakan lokasi pemakaman jenazah kepada keluarga korban.
"Keluarga korban meminta untuk di bawa ke rumah masing-masing, yaitu Palembang dan Riau. Adapun keluarga korban asal Manado meminta jenazah agar diantarkan ke Mamuju," papar Saiful.
Mengenai proses pengiriman jenazah, PMD Gontor memastikan akan mengurus seluruh proses administrasi yang dibutuhkan untuk memulangkan jenazah ke kampung halaman masing-masing.
Ketiga korban meninggal telah diperiksa oleh dokter dan tim forensik, kemudian dilanjutkan dengan proses pemandian, pengafanan dan menshalatkan jenazah.
"Untuk korban luka-luka, sejak tadi malam sudah mendapatkan penanganan di UGD RS Anuntaloko Parigi. Kemudian pihak pondok masih berusaha mendata korban selamat yang mengalami luka ringan, sedang maupun berat untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif atau dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar untuk perawatan lebih lanjut," katanya.
Polisi Olah TKP
Kepolisian Resor (Polres) Parigi Moutong melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan lalu lintas bus Bus milik PT Rappang Marannu tersebut.
"Tujuan olah TKP bagian dari penyelidikan penyebab Bus Rappang Marannu bernomor polisi DP 7604 KA jatuh ke jurang," kata Kapolres Parigi Moutong AKBP Yudy Arto Wiyono.
Menurut dia, pihaknya belum bisa memastikan apakah peristiwa kecelakaan tunggal ini murni akibat rem blong. Oleh karena itu perlu langkah-langkah penyelidikan guna memperoleh informasi akurat.
Pada proses olah TKP, polisi melakukan pengamatan terhadap bekas ban kendaraan tersebut di aspal hingga mengukur ke dalaman jurang, termasuk memeriksa secara detail komponen bangkai bus.
"Kami telah membentuk tim dalam penanganan peristiwa ini," ucapnya.
Ia mengemukakan Polres Parigi Moutong telah berkoordinasi dengan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sulteng, Dinas Perhubungan menyangkut uji kelayakan bus, dan Jasa Raharja mengenai asuransi kepada keluarga ahli waris.
Ia menambahkan pascaperistiwa nahas itu bangkai bus belum dievakuasi dari dasar jurang karena polisi masih berkoordinasi dengan Perusahaan Otobus (PO) terkait mengingat proses evakuasi membutuhkan peralatan khusus.
"Butuh alat derek khusus karena jurang cukup dalam dan ini membutuhkan waktu. Diupayakan proses evakuasi secepatnya dilakukan supaya tidak menjadi tontonan masyarakat maupun dari sisi keamanan bus jangan sampai ada komponen-komponennya yang hilang," tutur Yudy.
Korban Dirawat di Rumah Sakit
Pondok Modern Darussalam Gontor menyatakan semua korban luka, baik yang luka ringan, sedang maupun luka berat dalam insiden kecelakaan bus menjalani perawatan di RS Anuntaloko Parigi.
"Sementara untuk (semua) korban luka-luka masih dirawat di rumah sakit. Kami yang di Gontor 11 Poso terus memantau (penanganan) itu semua," kata Saiful.
Dia memastikan penanganan semua korban luka maupun yang meninggal dunia berjalan baik. Satu dari tiga korban meninggal sudah diantar sampai Mamuju sesuai permintaan keluarga.
Sedangkan dua jenazah lain juga sudah sampai di RS Bhayangkara Palu untuk selanjutnya dihantarkan ke keluarga masing-masing pada Jumat (5/5).
Saiful memastikan seluruh konsekuensi biaya penanganan hingga evakuasi pengiriman jenazah dalam insiden kecelakaan bus rombongan guru pengabdian PMDG ditanggung sepenuhnya oleh Pondok Modern Darussalam Gontor.
Tanggung jawab itu melekat sebagai komitmen dasar pemberian layanan serta pertanggungan terhadap para korban yang masih alumni PMDG. Terlebih, para koran mengalami kecelakaan saat dalam menjalankan tugas sebagai guru pengabdian di PMDG kampus 11 Ittihadul Ummah yang terletak di Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
(mdk/cob)