Kronologi Siswi SD Tewas Usai Diduga Dibakar Teman Saat Gotong Royong di Sekolah
Korban AR meninggal dunia diduga dibakar temannya saat membakar sampah dalam kegiatan gotong royong di sekolah.
Korban AR meninggal dunia diduga dibakar temannya saat membakar sampah dalam kegiatan gotong royong di sekolah.
- Kronologi Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Ditembak Polisi
- Kronologi Siswi SMP di Muara Enim Dibully Teman Sekelas hingga Terbentur Meja, Endingnya Begini
- Insiden Siswi SD Tewas Diduga Dibakar Teman Saat Gotong Royong di Sekolah, Siapa Harus Bertanggung Jawab?
- Kronologi Siswi SD Tewas Usai Pankreas Pecah karena Jatuh Diduga Dibully Teman
Kronologi Siswi SD Tewas Usai Diduga Dibakar Teman Saat Gotong Royong di Sekolah
Polisi menyelidiki kasus kematian seorang siswi sekolah dasar di Sumatera Barat (Sumbar). Siswi tersebut diketahui berinisial AR (11), murid kelas empat SDN 10 Durian Jantung, Kabupaten Padang Pariaman.
AR meninggal dunia diduga dibakar temannya saat membakar sampah dalam kegiatan gotong royong di sekolah. AR meninggal dunia pada Selasa (21/5) lalu di RSUP M. Djamil Padang.
Kronologi
Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, peristiwa itu terjadi pada 28 Februari 2024 lalu. Korban dan teman-temannya dibawa guru sekaligus wali kelas untuk olah raga sekaligus gotong royong membakar sampah.
Setelah sampah ditumpuk, guru tersebut mengambil satu botol berisi minyak untuk membakar sampah tersebut.
"Setelah terbakar dan apinya membesar, minyak tersebut diletakkan ke dalam ruang kelas," kata Rinto dihubungi merdeka.com, Jummat (24/5).
Korban Disiram Teman
Setelah itu, salah seorang teman laki-laki korban mengambil minyak yang diletakkan guru tersebut dan dibawa keluar.
"Ketika akan menyemprotkan ke tumpukan sampah, saat itu langsung diambil oleh pelaku yang juga teman korban. Dengan jahilnya, namanya anak-anak langsung disemprotkan ke tubuh korban dan kemudian korban tersambar api mulai dari kaki sampai ke badan karena semprotan minyak itu," ujar Rinto.
Korban Sempat Lari ke Toilet
Usai terbakar korban langsung berlari ke toilet, namun karena tidak bisa dibuka korban berlari ke ruang kelas.
"Di ruang kelas tersebut baru diketahui guru. Kemudian guru olah raga langsung membuka baju yang dipakainya dan memadamkan api di tubuh korban dengan baju tersebut," tutur Rinto.
Setelah beberapa saat api berhasil dipadamkan, korban langsung dibawa ke puskesmas setempat.
Korban kemudian langsung dirujuk ke RSUD Agam dan sorenya dirujuk ke RSUP M.Djamil Padang.
Diselesaikan Kekeluargaan
Keesokan harinya setelah peristiwa itu, pihak sekolah dan keluarga pelaku melakukan musyawarah dengan keluarga korban untuk diselsaikan secara kekeluargaan.
"Di mana pihak sekolah dan keluarga pelaku bertangung jawab untuk membiaya kesembuhan korban. Sehingga saat ini belum ada laporan masuk ke Polres," kata Rinto.
Korban Meninggal
Sementara itu, korban ditemani pihak keluarga dirawat selama satu bulan lebih di RSUP M Djamil. Korban kemudian diizinkan pulang. Namun setelah menjalani perawatan lanjutan di rumah, kondisi korban memburuk. Korban meninggal dunia pada Selasa (21/5).
Ditemukan Potensi Kelalain Pihak Sekolah
Beberapa hari kemudian, keluarga korban membuat laporan ke Polres Kota Pariaman.
Setelah memeriksa keluarga korban dan saksi, polisi menemukan pada saat kejadian itu guru atau wali kelas dan olah raga tidak berada bersama korban.
Pengakuan Saksi
Keterangan saksi, ketika api mulai redup, guru wali kelas membersihkan toilet dan guru olah raga membersihkan perkarangan di belakang toilet.
"Api sudah mulai redup, kemudian murid ditinggalkan guru. Bagaimanapun mereka (murid) butuh pengawasan. Artinya ketika kejadian pembakaran itu tidak ada guru yang mendampinggi di lokasi, guru tidak bersama korban," tutur Rinto.
Polisi Usut Jenis Minyak Disiramkan ke Korban
Polisi belum bisa memastikan jenis minyak yang disiramkan pelaku ke korban.
"Keterangan saksi ada warna kuning (bensin), ada juga warna biru (pertalite). Ini belum kita pastikan," ujar Rinto.
Namun polisi menilai kuat dugaan adanya unsur kelalaian dari pihak sekolah karena kurangnya pengawasan oleh para guru.
"Diduga kuat kita ada potenasi kelalaian dari pihak sekolah. Terutama dari guru olahraga dan wali kelas," kata Rinto.
Polisi berencana memeriska sekolah minggu depan.
"Semua akan kita panggil untuk melakukan pemeriksaan. Laporan masuk ke Polresta baru beberapa hari yang lalu, tepatnya pada Selasa (21/5/2024)," kata Rinto.