Kumpulkan pembantu rektor, Wiranto ajak kampus perangi paham radikal
Lebih lanjut, Wiranto menegaskan bahwa ideologi bangsa Indonesia ialah Pancasila dan tak bisa ditawar lagi karena sudah harga mati.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, saat ini hampir semua universitas atau sekolah tingkat tinggi, bisa dikatakan menjadi sasaran paham radikalisme yang masuk ke Indonesia. Dengan adanya hal tersebut, Wiranto langsung mengumpulkan seluruh Pembantu Rektor (Purek) Bidang Kemahasiswaan.
"Dari kampus, terutama Purek yang membidangi masalah kemahasiswaan, karena beliau-beliau itu yang langsung berhubungan dengan mahasiswa. Nah, ada kecenderungan bahwa kampus sekarang ini menjadi sasaran dari satu pembinaan-pembinaan, yang saya anggap sebagai bagian ancaman baru Indonesia," kata Wiranto usai mengadakan acara coffe morning bersama para Purek (Wakil Rektor) Perguruan Tinggi di Gedung Menko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (4/5).
Adapun Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan yang hadir dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Seperti dari Uhamka, UIN, UNJ, Gunadarma, Moestopo dan masih banyak lagi yang lain.
Lebih lanjut, Wiranto menegaskan bahwa ideologi bangsa Indonesia ialah Pancasila dan tak bisa ditawar lagi karena sudah harga mati. "Mengapa demikian, karena ada satu masukan-masukan masalah ideologi negara. Padahal sudah kita pastikan dan sudah kita sampaikan bahwa Pancasila sebagai ideologi negara, NKRI harga mati, itukan sesuatu bukan hanya slogan, tapi sesuatu yang memang sangat fundamental karena menjadi bagian dari UUD yang kita sepakati bersama," jelasnya.
Wiranto pun nantinya tidak akan membiarkan bila ada yang mencoba untuk merubah ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila untuk membelokkan ke alternatif lainnya.
"Oleh karena itu tatkala ada satu masukan-masukan lain di kampus yang mencoba untuk membelokkan atau mengganggu atau katakanlah mencoba untuk mengkoperkan, merupakan alternatif, ini yang kita cegah enggak bisa, ini yang tidak bisa kita biarkan," tuturnya.
"Oleh karena itu saya mengundang para pembantu rektor yang membidangi masalah kemahasiswaan untuk menjadikan ini sebagai isu bersama yang kita hadapi. Karena justru di tangan beliau-beliau itulah sebenarnya bagaimana pembinaan mahasiswa ini terus berlanjut," sambung Wiranto.
Di dalam diskusi coffe morning tersebut, Wiranto dan para Wakil Rektor yang datang saat itu sepakat bahwa akan mengadakan atau menambahkan materi Bela Negara di dalam kurikulum atau di dalam mata kuliah (mata pelajaran).
"Kembali tadi kita sepakat bahwa kita akan mengembalikan satu kehidupan kampus yang memang juga diisi dengan satu pembinaan kebangsaan yang terus intens. Tadi disampaikan ada usulan dari rektor, bahwa sebaiknya memang sebelum pelajaran-pelajaran itu disampaikan sebelum para dosen menyampaikan materi pelajarannya, 5 sampai 10 menit bisalah membahas isu-isu kenegaraan, 5 sampai 10 menit bicara bagaimana negeri ini yang dibangun diwariskan harus kita rawat ya," katanya.
Masa depan bangsa ini, lanjut Wiranto, justru ada di tangan para generasi baru yang mengawal negeri ini. Karena hal itu didasari adanya rasa keikhlasan dan juga rasa kasih sayang. "Masalahnya terjadi tatkala rasa memiliki itu tipis, sehingga rasa untuk membelanya tipis, inikan equal," pungkasnya.
Baca juga:
Mencegah paham radikalisme masuk ke kampus
Kerja sama tangkal radikalisme, Menlu Retno bakal ke Amerika
Masyarakat diminta waspada atas upaya pecah belah NKRI
Lindungi perempuan dari doktrin sesat kelompok radikal
Kepala BNPT sebut paham radikal mudah menyasar lembaga pendidikan
Kaum perempuan diminta ikut perangi penyebaran paham radikal
Penyebaran konten damai di dunia maya lawan propaganda terorisme
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Di mana Syawalan Morodemak digelar? Syawalan Morodemak merupakan sebuah ritual sedekah laut yang digelar di Pantai Morodemak, Kecamatan Bonang.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa itu Syawalan Morodemak? Syawalan Morodemak merupakan sebuah ritual sedekah laut yang digelar di Pantai Morodemak, Kecamatan Bonang. Dalam acara ini, warga beserta perangkat adat setempat melarung gunungan tumpeng berisi berbagai jenis makanan.
-
Siapa Pak Warnoto? Saat ditemui, Pak Warnoto baru pulang dari ladangnya.