Kurangi volume kendaraan di jalan, PT KAI angkut semen Bima
Produsen Semen Bima menggandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menggunakan angkutan kereta api dalam distribusi.
Untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan di jalan raya, produsen Semen Bima menggandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menggunakan angkutan kereta api dalam distribusi ke beberapa daerah di Pulau Jawa. Kesepakatan tersebut diwujudkan dengan pembangunan infrastruktur area pemuatan di Stasiun Kretek Kabupaten Brebes.
Manajer Corporate Communication PT KAI Daop 5 Purwokerto, Surono mengemukakan saat ini pembuatan infrastruktur tersebut berada di lahan seluas 6 ribu meter persegi dengan bangunan seluas 2.960 meter persegi. Nantinya, area pemuatan tersebut akan dijadikan tempat transit sebelum semen diangkut menggunakan kereta api dari stasiun tersebut.
"Pembangunan infrastruktur loading area tersebut saat ini telah mencapai 70 persen. Kami optimis pekerjaan ini akan selesai sesuai target 25 September, sehingga operasional angkutan semen Bima bisa dimulai per 1 Oktober," katanya melalui rilis yang diterima, Senin (14/9).
Pengangkutan semen dimulai dari pabrik yang berada di kawasan Ajibarang, kemudian diangkut menggunakan truk menuju Stasiun Kretek untuk diangkut menggunakan kereta api. Pada tahap awal, ujar Surono, angkutan semen Bima menggunakan kereta api ini hanya ke stasiun tujuan di Klari, Karawang.
Sedangkan, lanjutnya, volume angkutan pada tahap awal ini baru 800 ton setiap dua hari sekali yang akan diangkut menggunakan 20 gerbong dalam satu rangkaian KA. Masing- masing gerbong berkapasitas 40 ton. Nantinya, jelas Surono, secara bertahap volume dan tujuan angkutan semen Bima dengan kereta api akan terus ditingkatkan.
"Di samping ke tujuan Klari untuk distribusi Jawa Barat dan DKI Jakarta, angkutan semen Bima dengan KA ini juga akan dilakukan ke tujuan ke daerah Bangil (Jawa Timur), Tangerang (Jawa Barat) dan Semarang," jelasnya.
Ia mengemukakan, proyeksi volume angkutan semen Bima dengan kereta api pada tahun 2016 akan mencapai 2.500 ton perhari. Kemudian pada tahun 2017, volumenya diproyeksikan meningkat sekitar 3.500 hingga 4 ribu ton per hari.
"Untuk mengangkut semen sebanyak itu nantinya dibutuhkan setidaknya lima rangkaian kereta api setiap harinya. Dengan kapasitas tiap kereta api masing-masingnya mencapai 800 ton dengan menggunakan rangkaian 20 gerbong," tuturnya.
Angkutan semen menggunakan kereta api dengan volume muatan 800 ton semen, ungkap Surono, identik dengan angkutan 40 truk tronton. Lebih lanjut, ia menyebut program yang dimulai tahun ini merupakan jangka pendek. Sebab, nantinya dengan peningkatan kapasitas produksi semen Bima, PT KAI merencanakan membangun jalur simpang langsung dari lokasi pabrik di kawasan Ajibarang Banyumas menuju jalur eksisting terdekat.
"PT KAI Daop 5 telah melakukan survei pendahuluan untuk pembuatan trase jalur simpang sepanjang kurang lebih 16 kilometer ini. Ada dua alternatif untuk titik penghubung jalur simpang dengan jalur rel utama eksisting, yakni di Stasiun Karangsari atau Stasiun Legok," jelasnya.
Dengan pembangunan jalur simpang khusus angkutan semen produksi, diharapkan semakin meningkatkan kapasitas produksi dan melancarkan angkutan semen Bima dengan kereta api, tanpa harus membebani jalan raya yang volume kendaraannya semakin tinggi.