Kursi mengambang mahasiswa UPH dipuji di ajang desain dunia
Karya Kevin yang berhasil meraih penghargaan runner-up adalah floating chair dan penetrating lounge chair.
Mahasiswa jurusan Interior Design UPH meraih prestasi bergengsi dalam kompetisi internasional. Kevin Elika, mahasiswa Design Interior UPH angkatan 2010 menjadi Runner-Up dalam kompetisi A’ Design Award 2012 yang diselenggarakan di Italia. Dua karya yang dikirimkan Kevin dinilai berdasarkan berbagai aspek, seperti kegunaan, ergonomi, inovasi, dan teknologi.
A' Design Award and Competitions adalah kompetisi internasional bergengsi tahunan berbasis di Italia, yang menyoroti karya-karya design terbaik dari seluruh dunia. Karya Kevin yang berhasil meraih penghargaan runner-up adalah floating chair dan penetrating lounge chair.
Menurut Kevin, struktur dari floating chair sangat unik. Tempat duduk pada bangku tersebut seperti mengambang di udara. Sedangkan untuk penetrating lounge chair, Kevin mengaku terinspirasi dari huruf X. Perpotongan pada bangku tersebut menciptakan system struktur baru, di mana ide penetrasi pada kayu yang dia gunakan dapat menciptakan sebuah bentuk struktur baru.
Kedua karya Kevin ini juga dimuat dalam Annual Award Winning Designs' Yearbook 2011-2012, sebuah buku tahunan berisi kumpulan karya design dari para pemenang. Buku tahunan ini dijual dengan harga sekitar 39,95 euro.
Sebelumnya Kevin juga pernah berprestasi dalam International Furniture Design Competition 2011 di Indonesia yang diselenggarakan oleh American Hardwood Export Council (AHEC). Dia yang masih duduk di bangku kuliah, mendaftarkan karyanya ke dalam kategori professional dan ternyata berhasil masuk ke 15 besar.
Tiga orang mahasiswi jurusan Interior Design UPH, yaitu Valentine Kurniawan, Janetta Indrayani, dan Fransiska Tiffany juga tak ketinggalan berhasil meraih juara 1, 2, dan 3 dalam kompetisi “Decoding Design in Traditional Culture Heritage” yang diadakan majalah Living Etc dan Domus Design School Italy. Uniknya, kompetisi ini diadakan dalam sebuah Workshop One day Design School yang diikuti 200 mahasiswa jurusan Interior Design dari 6 perguruan tinggi, yaitu Untar, Binus University, Lasalle College, Raffles Design School, dan Universitas Trisakti. Setelah workshop, para peserta diminta untuk membawa akar budaya yang mereka kuasai untuk mereka angkat dan kemudian diterjemahkan ke dalam design.
"Di kelas mereka dibekali mengenai konsep dengan luar biasa keras, di mana design tidak boleh maju sebelum konsepnya bagus," kata Ketua Jurusan design interior UPH Martin Katopo dalam rilis yang diterima merdeka.com, Rabu (18/7).