Lahir 25 Tahun Sebelum Indonesia Merdeka, Nenek Mutiroh Semangat Naik Haji Tahun Ini
Di balik sebuah rumah yang sangat sederhana di Kampung Kabandungan, Desa Pakalongan, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Mutiroh yang saat ini berusia 103 tahun, tinggal. Layaknya rumah-rumah pedesaan, ia tinggal di dalam bangunan berdinding kayu.
Di balik sebuah rumah yang sangat sederhana di Kampung Kabandungan, Desa Pakalongan, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Mutiroh yang saat ini berusia 103 tahun, tinggal. Layaknya rumah-rumah pedesaan, ia tinggal di dalam bangunan berdinding kayu.
Mutiroh selama ini tinggal sendiri sejak suaminya meninggal di tahun 2017. Saat suaminya masih ada, ia tinggal dan tidur di rumah tersebut. Kini, rumah tersebut hanya ditinggal di siang hari, malamnya ia pindah ke rumah salah satu anaknya yang ada di kampung yang sama untuk tidur.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Bagaimana M Halili menjadi viral? Pria asal Sampang, M Halili, menjadi viral di media sosial setelah ia berkaraoke lagu 'Bebas' milik Rhoma Irama. Dalam video tersebut, ia terlihat nyanyi dengan santai namun suaranya yang khas menarik perhatian.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
Mutiroh adalah salah satu calon jemaah haji yang akan berangkat tahun ini. Perempuan yang biasa dipanggil Mak Mut itu pun mengaku sangat semangat dan tidak sabar untuk bisa melaksanakan rukun Islam yang ke lima, meski usianya sudah sangat tidak muda lagi karena lahir 25 tahun sebelum Indonesia merdeka, 1920.
Mutiroh bercerita bahwa sebelum berangkat tahun ini, ketika usianya lebih muda dari sekarang sudah berkeinginan untuk menyempurnakan rukun Islam. Keinginan itu pun akhirnya bisa dimulai dengan memantapkan diri bersama suaminya 10 tahun lalu untuk berangkat ke Tanah Suci.
Hasil pemantapan diri itu, di 2017 ia bersama suaminya mendaftar, atau lebih tepatnya membeli kursi haji. Hal tersebut dilakukan setelah menjual sawah dan kolam ikan.
Setelah mendaftar itu, rupanya suaminya meninggal dunia, dan uang pendaftarannya dikembalikan karena keluarganya memilih jatah haji tersebut tidak diwariskan. Jadinya, keberangkatan Mutiroh untuk ibadah haji tahun ini tanpa pendamping keluarga sama sekali.
Meski begitu, Mutiroh sama sekali tidak takut meski harus berangkat ke tempat yang selama ini hanya dibayangkan.
"Saya mah semangat, tidak takut, karena ke Makkah (ibadah haji) adalah cita-cita saya sejak dulu," kata Mutiroh.
Mak Mut, seharusnya berangkat haji tahun 2021. Namun karena pandemi Covid-19, dia tidak bisa berangkat karena sejumlah aturan. Namun walau begitu ia termasuk orang yang beruntung karena daftar tunggunya tidak terlalu lama.
Mutiroh rencananya akan berangkat ke Tanah Suci 4 Juni 2023. Dia mengaku siap menyempurnakan rukun Islam dan menjalani pemeriksaan dan hasilnya, fisiknya dinyatakan kuat untuk beribadah haji.
"Sangat bahagia akhirnya bisa berangkat. Alhamdulillah Allah memberikan nikmat sehat dan bisa berangkat ke haji," ucapnya.
Mak Mut yang memilih tujuh anak, 20 cucu, dan 14 cicit ini mengaku sama sekali tidak khawatir selama ia melaksanakan ibadah haji. Ia meyakini ada petugas khusus dari Kementerian Agama yang membantunya selama beribadah di tanah suci.
Sementara itu, Suartika (44) anak keenam Mutiroh menyebut bahwa kedua orang tuanya sudah sangat ingin berangkat haji ketika usai mereka masih sangat muda. Namun takdir Allah yang kemudian menentukan ibunya baru bisa berangkat saat usianya 103.
"Tahun 2017 emak daftar sama bapa, pas itu usia emak 97 tahun. Di akhir 2017 bapa meninggal, tapi emak tetap semangat berangkat haji. Sebetulnya harusnya pergi pada 2021, namun terhalang pandemi Covid-19," beber Suartika.
Sejak dinyatakan sebagai salah satu jemaah yang berangkat haji tahun ini, Suartika menyebut bahwa ibunya memang sangat semangat. Hal itu dibuktikan dengan dihadirinya seluruh kegiatan bimbingan manasik haji.
Suartika mengungkapkan bahwa secara fisik ibunya masih sehar, berjalan pun masih normal. "Hanya penglihatan dan pendengaran yang terganggu karena faktor usia, tapi kami tetap mendukung, semoga di sana tetap sehat dan selamat sampai kembali lagi," ungkapnya.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya, Yayat Kardiyat mengatakan bahwa di tahun 2023 ada 1.514 calon haji yang akan berangkat. Dari jumlah tersebut, 20 persennya adalah warga yang berusia lanjut.
"Usia paling tua dari Kabupaten Tasikmalaya 103 tahun. Namun tentunya kami telah menyiapkan penanganan untuk para calhaj lansia agar dapat menjalani ibadah haji dengan lancar. Apalagi, tagline penyelenggaraan haji tahun ini bertema haji berkeadilan dan ramah lansia karena hampir 40 persen calhaj adalah lansia. Jadi sudah disiapkan pembimbing yang sudah terlatih dalam menangani lansia," pungkasnya.
(mdk/cob)