Lapan & Nasa kerja sama teliti korona gerhana matahari total
Empat peneliti NASA telah tiba di Indonesia.
Lembaga Penerangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerja sama dengan peneliti NASA Amerika untuk penelitian Gerhana Matahari Total (GMT) di Maba Halmahera, Ternate dan Maluku Utara. Ada empat peneliti NASA yang telah tiba di Indonesia dalam penelitian ini. Rencananya mereka akan didampingi oleh lima peneliti dari LAPAN.
"Kami akan bekerja sama dalam penelitian ini di Maba Halmahera untuk saling membantu dalam penelitian korona saat terjadi gerhana matahari total," kata salah satu peneliti LAPAN, Emanuel Sungging Mumpuni usai menjadi pembicara dalam acara Ekspedisi Gabungan NASA dan LAPAN di @america, Pasific Palace, Jakarta Selatan, Jumat (4/3).
Saat ini, keempat peneliti NASA itu telah tiba di Indonesia dengan membawa sejumlah perlengkapan penelitian. Ada sebuah teleskop yang berukuran 25 cm dengan alat ukur bernama spektograf dan kamera perekam untuk melihat spektrum dari korona. Pada penelitian ini, baik LAPAN maupun NASA bekerja sama untuk meneliti sesuatu yang terjadi pada korona saat terjadi gerhana matahari.
Dari sejumlah penelitian yang dilakukan sebelumnya, dia menyebutkan, Halmahera menjadi tempat yang paling cocok untuk melakukan penelitian. Selain karena letaknya di timur Indonesia dan iklim yang cocok, kemungkinan puncak GMT paling lama akan terjadi di sana di antara tempat yang lainnya.
"Dari Indonesia bagian barat akan terjadi pada jam 7.20, puncaknya hanya berlangsung 2 menit. Sementara menuju timur Indonesia itu akan terjadi pada pukul 9.50 dan berlangsung 3 menit," jelas Emanuel.
Tak hanya itu, keindahan alam Halmahera juga menjadi alasan lain penentuan lokasi penelitian gerhana matahari total.