Lemhanas Sebut Indeks Ketahanan Nasional Indonesia Cukup Tangguh
Kepala Laboratorium Pengukuran Ketahanan Nasional (Labkurtannas) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Dadan Umar Daihani mengatakan bahwa ketahanan Indonesia cukup tangguh. Menurutnya, indeks ketahanan politik nasional berada dalam kondisi cukup baik.
Kepala Laboratorium Pengukuran Ketahanan Nasional (Labkurtannas) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Dadan Umar Daihani mengatakan bahwa ketahanan Indonesia cukup tangguh. Menurutnya, indeks ketahanan politik nasional berada dalam kondisi cukup baik.
"Ternyata hasil pengukuran kita bahwa ketahanan nasional itu sekarang dalam kondisi cukup tangguh, artinya apa? Itu berarti berbagai dinamika itu dapat diatasi dengan baik," tutur Dadan dalam Konferensi Pers "Menyikapi Situasi Terkini Setelah Pemilihan Umum 2019 dari Perspektif Ketahanan Nasional" di Gedung Astagatra, Lemhannas RI, Selasa (23/4).
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Hari Lebah Sedunia diperingati? Setiap tahun pada tanggal 20 Mei, dunia merayakan Hari Lebah Sedunia, sebuah peringatan yang mengingatkan kita semua tentang makhluk kecil yang memiliki peran besar dalam kelangsungan hidup planet kita.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Timnas Indonesia akan memulai latihan di Jakarta? Skuad Garuda dijadwalkan memulai latihan pada Jumat (30/8) sore WIB di Jakarta.
-
Dari mana keberangkatan kereta api Lebaran di Jakarta? Pertama, keberangkatan Kereta Api (KA) lebaran dari Jakarta dilakukan dari empat stasiun, yakni Stasiun Pasar Senen, Stasiun Gambir, Stasiun Manggarai, dan Stasiun Bekasi.
Menurut Dadan, indeks ketahanan nasional dibagi dalam lima tingkatan, yaitu paling bawah rawan, kurang tangguh, cukup tangguh, tangguh, dan sangat tangguh. Indeks secara keseluruhan itu diperoleh berdasarkan empat dari lima gatra ketahanan nasional Indonesia, yaitu indeks ketahanan politik, ekonomi, ideologi, dan sosial budaya.
"Dari sudut ukur kita, ketahanan gatra politik cukup tangguh. Artinya dinamika ini oleh katakanlah kegiatan politik atau sistem politik di Indonesia stabil," paparnya.
Kemudian indeks ketahanan nasional yang diukur oleh Labkurtannas ialah ketahanan ekonomi. Ketahanan ekonomi menurut hasil temuan berada di posisi cukup tangguh. Hal ini bermakna bahwa pasca-Pemilu 2019, kondisi ekonomi Indonesia cukup stabil.
"Dari hasil pengukuran kita terlihat lagi bahwa secara nasional itu adalah cukup tangguh," ujar Dadan.
Dalam gatra ekonomi menggunakan beberapa variabel utama, yaitu tingkat kemiskinan dan indeks gini atau ketimpangan. Secara nasional tingkat kemiskinan secara nasional berada dalam tahap aman, artinya tidak membahayakan bagi stabilitas nasional. Meskipun begitu, Dadan mengatakan, bahwa di beberapa daerah masih ada tingkat kemiskinan yang di atas 10 persen.
"Secara provinsi memang ada yang sangat tangguh, artinya di bawah 10 persen ada juga di atas, tapi secara umum cukup tangguh," jelasnya.
Variabel selanjutnya ialah rasio gini sebagai alat ukur ketimpangan di suatu negara. Dadan menginformasikan bahwa disparitas pendapatan masih banyak ditemui di negeri ini.
"Selanjutnya gini ratio, karena kita sendiri ingin membikin negara adil dan makmur, tapi disparitas masih ada, nah ini menjadi PR bagi kita," katanya.
Indeks ketahanan selanjutnya ialah ideologi yang menurut temuan Dadan sedang kurang tangguh.
"Ukuran dari indeks nasional dari gatra ideolog ini, itu unfortunately sedang kurang tangguh. Artinya justru kegaduhan-kegaduhan itu bisa muncul itu karena gatra ideologi kita sedang kurang tangguh," kata Dadan.
Labkurtannas menggunakan empat variabel utama dalam mengukur indeks ketahanan ideologi tersebut, yakni toleransi, frekuensi dialog antar-umat beragama, frekuensi konflik, dan intensitas konflik fisik massa.
Indeks ketahanan terakhir ialah sosial dan budaya. Sama seperti indeks ketahanan ideologi, sosial budaya juga saat ini sedang kurang tangguh.
"Dari sosial budaya dalam kondisi kurang tangguh, dari lima gatra memang ada dua yang kurang tangguh. Pertama ideologi dan yang kedua sosial budaya dan ini sebenarnya merupakan dasar konsensus berdirinya sebuah negara," tutur Dadan.
Indeks ketahanan sosial budaya ini ditinjau dari beberapa variabel utama, seperti rata-rata lama pendidikan, jumlah konflik antar-aparat pemerintah, serta narkoba.
Menurut Dadan, faktor banyaknya masyarakat yang menelan bulat-bulat berita mentah ialah salah satunya disebabkan karena rendahnya sebagian besar tingkat pendidikan masyarakat Indonesia. Masyarakat cenderung mencari pembenaran dari pada kebenaran dengan menelan informasi yang sesuai dengan pendapatnya.
Narkoba juga menjadi konsen tersendiri sebagai variabel dari gatra sosial budaya.
"Saya tidak tahu apakah ini relevan atau tidak, tapi ini menjadi PR bagi kita karena penetrasi luar terhadap narkoba itu mesti kita bendung," tandasnya.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Panglima TNI dan Menhan Hadiri Rapat Pleno Badan Pengkajian MPR
Jokowi sebut ada 3 peluang Indonesia bisa direbut negara lain
Gubernur Lemhannas: PKI pakai kekerasan untuk memaksakan ideologinya
Lemhannas buat pakta integritas zona bebas korupsi
Harapan rakyat tinggi, Gubernur harap Lemhannas mampu berkembang