Liarnya kehidupan malam di Jatim, ada party seks gay dan lesbian
Liarnya kehidupan malam di Jatim, ada party seks gay dan lesbian. Para muncikari mematok tarif Rp 700 juta hingga Rp 3 juta, untuk layanan striptis dan live seks lesbian.
Dua kamar di salah satu hotel Jalan Diponegoro, Kecamatan Wonokromo, sudah dipesan seseorang sejak Sabtu (29/4) sampai Selasa (2/5). Ternyata sang pemesan sudah menyiapkan pesta seks khusus kelompok gay.
Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim Polrestabes Surabaya, Jawa Timur menggerebek pesta tersebut. Ditemukan 11 orang berada dalam kamar 314 dan tiga orang di kamar 303.
Pada saat pihak kepolisian datang lima dari 14 orang berada di satu ruangan. Mereka tengah asyik nonton video porno yang memang beredar khusus untuk pria penyuka sesama jenis.
"Ada yang tidak menggunakan pakaian sama sekali, dan kesemuanya adalah laki-laki," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Shinto Silitonga.
Polisi menemukan kondom baik yang baru maupun bekas, serta sampah-sampah tisu yang ada di dalam kamar tersebut. Sebelum menggelar pesta kaum homo di Surabaya, mereka sempat mengadakan acara di Madiun. Namun, tidak ada respons dari para undangan.
Pesta seks ternyata diinisiatori oleh Andre (43). Andre sehari-hari berprofesi sebagai pengusaha rental PlayStation (PS) di wilayah Jombang. Andre juga yang menginisiasi dengan mem-broadcast undangan party gay menggunakan BBM di wilayah Madiun.
Untuk pesta di Surabaya ini undangan diminati banyak kaum gay dari beberapa kota seperti Sidoarjo, Madiun, Jombang hingga Yogyakarta. Termasuk dari Kota Surabaya sendiri. Para peminat dikenakan biaya Rp 50 ribu sampai 100 ribu rupiah untuk menjadi member dan masuk ke dalam kamar yang sudah disiapkan.
"Sebagai inisiator dan fasilitator, saudara Andre juga memberikan kondom baru pada orang yang datang, kemudian mencatatkan dan berbagi peran antara satu dengan yang lainnya untuk menerima tamu."
Andre juga menjelaskan kepada para undangan yang datang tentang tata cara menjadi member acara. "Para tamu kemudian menunjukkan hasil transfer atau menunjukkan pembayaran secara langsung ke panitia acara. Setelah itu baru dia boleh masuk ke dalam kamar yang sudah disiapkan," sambungnya.
Andre sendiri dibantu Luki untuk menyiapkan acara. Luki berperan mempersiapkan flashdisk yang isinya video kaum homo untuk dipertontonkan. Tentu video diputar atas kesepakatan dengan peserta lain selama ada di dalam kamar.
Luki juga melakukan hubungan menyimpang bersama empat peserta party gay dan saling mempertontonkan adegan menyimpang kepada para undangan yang lain. Termasuk mereka yang tidak sedang dalam persenggamaan menyimpang.
"Artinya mereka mempertontonkan persenggamaan menyimpang itu di muka umum. Kemudian kami memeriksa enam saksi yang pada saat acara hanya sebagai penonton dan ikut di dalam kamar tersebut," papar Shinto.
Shinto juga mengatakan, para peserta party gay ini berasal dari pelbagai kalangan. "Ada mahasiswa, seorang IT, pedagang, EO freelance, photografer dan lain-lain," tandasnya.
Tak hanya pesta seks gay saja. Di Surabaya ternyata ada pula penari telanjang dan live seks lesbian.
Subdit IV Renakta (kekerasan anak dan wanita) Ditreskrimum Polda Jawa Timur menangkap 40 perempuan. Diduga perempuan yang diamankan hari Rabu (3/5) dinihari itu berprofesi sebagai striptis atau penari telanjang.
Dari informasi didapat, 40 perempuan ini diamankan di tempat hiburan berbeda. Ada yang di Surabaya, kemudian di wilayah Tulungagung, Jawa Timur. Rata-rata mereka dari usia 18 tahun hingga 25 tahun.
Saat dilakukan penggerebekan, mereka ada yang sedang menari dalam keadaan telanjang di sebuah ruangan tempat karaoke, untuk dipertontonkan secara langsung di hadapan perempuan. Ada juga yang sedang bersenggama bermain sesama jenis, yakni lesbi.
Selain itu, polisi juga mengamankan para muncikari. "Ada tiga muncikari yang kita amankan. Sekarang masih diperiksa penyidik, termasuk penarinya yang saat digerebek sedang telanjang. Saya minta waktunya," terang Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jawa Timur Kombes Pol Agung Yudha.
Perwira tiga melati di pundak tersebut minta waktu, lantaran ada dugaan muncikari yang diamankan itu mempunyai jaringan cukup luas di wilayah Jawa Timur. Lantaran mampu mendatangkan perempuan yang masih berusia belia mulai dari pelajar hingga yang berusia 25 tahun.
Para muncikari mematok tarif Rp 700 juta hingga Rp 3 juta, untuk layanan striptis dan live seks lesbian.
"Tarifnya itu all in itu Rp 700 per jam. Bisa melakukan tarian telanjang, melakukan hubungan sesama jenis dan menemani karaoke," kata Agung.