Lihat CCTV, polisi Australia tak bisa analisa wajah penyerang Novel
Lihat CCTV, polisi Australia tak bisa analisa wajah penyerang Novel. Tim penyidik Polda Metro Jaya telah mengirimkan surat ke kepolisian Australia. Mereka meminta bantuan untuk menganalisis CCTV kasus penyiraman air keras penyidik KPK Novel Baswedan.
Tim penyidik Polda Metro Jaya telah mengirimkan surat ke kepolisian Australia. Mereka meminta bantuan untuk menganalisis CCTV kasus penyiraman air keras penyidik KPK Novel Baswedan.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, hasil CCTV sudah dibalas namun hasilnya tetap tidak bisa terlihat jelas siapa pelaku penyiraman Novel. "CCTV sudah dibalas dari AFP Australia jadi yang bersangkutan hasilnya tetap tak bisa kita lihat dengan jelas," kata Argo di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (15/8).
Pihaknya juga belum mengetahui apakah akan meminta bantuan negara lain terkait penyelidikan CCTV. "Tergantung penyidik," tandasnya.
Sebelumnya, Tim penyidik Polda Metro Jaya telah mengirimkan surat ke kepolisian Australia. Mereka meminta bantuan untuk menganalisa CCTV kasus penyiraman air keras penyidik KPK Novel Baswedan.
"Surat yang dikirim Polda Metro ke Kedubes Australia dan AFP (Australian Federal Police) sudah diterima. Surat itu akan diterjemahkan dan dikirim ke Australia," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Senin (7/8).
Surat permohonan itu untuk meminta bantuan teknologi memeriksa CCTV. "Nanti ada 3 CCTV yang akan diperiksa di sana," ungkapnya.
Menurut Argo, CCTV itu memiliki tingkat resolusi rendah. "Kami tak bisa memeriksa ya, karena resolusinya rendah," kata Argo.
Argo menambahkan, pihaknya akan ke Singapura untuk memintai keterangan pada Novel. "Kami siap saja untuk pemeriksaan ke Singapura. Kami menunggu dari pemimpin KPK terkait perizinannya," tandas Argo.
Baca juga:
Fahri sebut Novel Baswedan mirip koruptor BLBI sembunyi di Singapura
Novel belum sebut nama jenderal polisi terlibat penyerangannya
KPK tak tahu sketsa penyerang Novel dibawa atau tidak ke Singapura
Diperiksa polisi di Singapura, Novel didampingi 3 orang kuasa hukum
Polri evaluasi hasil pemeriksaan Novel Baswedan di Singapura
-
Bagaimana Novel Baswedan mendapatkan informasi tentang keinginan Agus Rahardjo untuk mundur dari KPK? “Tetapi detailnya saya gak tahu, jadi saya waktu itu sedang sakit di Singapura sedang berobat. Ceritanya, tentunya saya tidak langsung ya. Jadi cerita itu saya denger-denger, dari Pegawai KPK lain yang bercerita. Jadi mestinya yang lebih tahu, pegawai yang ada di KPK,” ucapnya.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Apa yang dikatakan oleh Novel Baswedan tentang cerita yang ia dengar mengenai kasus e-KTP? “Iya saya memang pernah dengar cerita itu, saya saat itu ada di Singapura, sedang berobat,” kata Novel saat ditemui, Jumat (1/12).
-
Apa yang dilakukan KPK terkait kasus suap di Basarnas? KPK resmi menahan Komisaris Utama PT Multi Grafika Cipta Sejati Mulsunadi Gunawan (MG). Mulsunadi merupakan tersangka pemberi suap terhadap Kepala Basarnas Henri Alfiandi terkait pengadaan barang dan jasa di Basarnas.
-
Mengapa Novel Baswedan percaya bahwa revisi Undang-undang KPK tahun 2019 bertujuan untuk melemahkan KPK? “Sekarang kan semakin jelas kan. Apa yang banyak dikatakan orang termasuk saya, bahwa Undang-undang KPK revisi UU KPK yang no 19 itu adalah untuk melemahkan KPK. Jadi terjawab,” katanya.
-
Kapan air liur anjing dianggap najis? Air liur anjing tergolong sebagai najis berat atau mughaladhah, yang artinya harus dibersihkan dengan cara yang khusus agar suci kembali.