Lion Air telusuri korban yang tak masuk data manifes
Pihak Lion Air memastikan, meski tidak tercatat dalam manifes, korban akan tetap mendapatkan asuransi.
Managing Director Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro mengatakan pihaknya akan melakukan investigasi mengenai adanya salah satu nama korban pesawat Lion Air JT-610 yang tidak masuk manifes. Sehingga dapat ditentukan ada atau tidaknya pelanggaran.
"Kami investigasi dulu saya nggak bisa (memastikan) melanggar atau enggaknya," kata Daniel di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (4/11).
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Kapan pesawat Lion Air masuk bengkel untuk perawatan? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
Daniel memastikan, meski tidak tercatat dalam manifes, korban akan tetap mendapatkan asuransi. "Kalau memang di dalam pesawat kami tetap mendapat itu. Kami sedang telusuri informasi, kepastian siapa," jelasnya.
Sebelumnya, Yenti Sulastri (44), ibu korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang bernama Arif Yustian (20), berharap ada mukjizat yang membuat anaknya selamat dalam peristiwa nahas itu.
Dia mengharapkan itu karena nama anaknya tidak masuk dalam daftar manifes penumpang pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang berangkat dari Jakarta menuju Pangkal Pinang pada Senin (29/10). Tetapi bukti-bukti yang ada memperkuat dugaan anaknya naik pesawat itu, mulai dari tiket pesawat yang dipesan oleh perusahaan tempat anaknya bekerja, hingga kamera CCTV yang menunjukkan Arif Yustian menumpang pesawat tersebut.
"Tadinya saya tidak yakin anak saya ikut jadi korban, karena namanya tidak terdaftar di manifes penumpang. Saya minta semoga ada mukjizat, anak saya selamat," ucapnya lirih.
Yenti menuturkan bahwa pada Minggu (28/10) malam putra sulungnya sempat berpamitan akan bertugas keluar kota. "Pamitnya ke saya bilang mau Bangka, bukan Pangkal Pinang, penerbangannya pagi dari Jakarta, pukul 06.20 WIB," lanjutnya.
Reporter: Ika Defianti
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Masing-masing kru Lion Air JT610 akan terima santunan Rp 1,5 miliar
Lion Air beri santunan korban pesawat jatuh sebesar Rp 1,3 milliar
Jalan kaki di garis pantai, tim SAR Pakisjaya fokus cari korban dan serpihan Lion Air
Basarnas perpanjang evakuasi Lion Air tiga hari
Meninggalnya penyelam Syachrul Anto di tengah misi SAR Lion Air jadi sorotan dunia
Bukan bodi Lion Air, bongkahan di dasar perairan Tanjung Karawang hanya lempengan