Lokalisasi Bangunsari ditutup, eks PSK beralih profesi
Mereka berhasil membuktikan diri untuk meraih keuntungan dari usaha yang halal.
Hidup tidak hanya bergantung dari bisnis prostitusi, tapi bisa dengan usaha halal. Mantan Pekerja Seks Komersial (PSK) lokalisasi Bangunsari, Surabaya, Jawa Timur telah membuktikan diri.
Alih profesi yang kini dijalani para eks PSK pasca-penutupan lokalisasi Bangunsari, ternyata lebih menguntungkan dan membawa berkah. Dan hari ini, Sabtu (16/11), mereka menggelar bazar makanan gratis buatan sendiri di Balai RW 04, Bangunsari. Produk makanan itu di antaranya, bakso, pangsit mie, gado-gado dan produk-produk makanan lainnya.
Pada acara bertema "Silaturahmi Penguatan Komunitas Dupak Bangunsari Pasca Penutupan Lokalisasi" itu, hadir Sekretaris Majelis Ulama (MUI) Jawa Timur, M Yunus, Ketua Ikatan Dai Area Lokalisasi (Idial) Jawa Timur, Sunarto, seluruh perangkat kampung, pihak kepolisan dan Korem Baskara, Surabaya.
"Ini merupakan bentuk tanggung jawab semua komponen untuk terus melakukan pembinaan dan pengawasan pasca penutupan lokalisasi. Para PSK yang sudah di pulangkan dan diberi keterampilan melalui pembinaan, tidak hanya dilepas begitu saja setelah penutupan lokalisasi, tapi terus diberdayakan agar bisa mandiri," beber M Yunus di sela acara.
Dengan terus melakukan pendampingan, lanjut dia, mereka (eks PSK Bangunsari) tidak merasa ditinggalkan. "Untuk yang dari Surabaya kita bina kita karyakan dengan bisa menciptakan lapangan kerja yang halal, sementara yang di luar daerah, kita panggil untuk terus mengembangkan hasil-hasil karyanya," katanya.
Selain itu, kata dia, ada pembinaan Jalin Kesra dari pemerintah daerah. "Gubernur Jawa Timur, Soekarwo juga terus melakukan pem-back up, beliau membantu masalah peminjaman modal usaha di bank dengan angsuran yang meringankan," katanya.
"Kita juga menjalin kerja sama dengan pengusaha-pengusaha sepatu, sandal dan pengelola home industri untuk ikut melakukan pembinaan, sehingga para mantan PSK makin bisa mengembangkan diri," sambung dia.
Seperti diketahui, pasca-penutupan lokalisasi Bangunsari, Pemkot Surabaya mengoptimalkan rumah produksi makanan. Kegigihan para eks PSK untuk mengembangkan usaha itu, menuai hasil yang cukup memuaskan.
Omzet dari produksi makanan olahan di eks lokalisasi Bangunsari itu cukup fantastis. Setiap bulannya mampu meraup keuntungan rata-rata Rp 10 juta.
Baca Juga:
Risma: Saya pasti bisa menutup Gang Dolly
Sejarah Gang Dolly sampai terbesar di Asia Tenggara
Kerja apa penghuni Dolly setelah ditutup?
Berapa perputaran uang di Dolly dalam semalam?
Diimingi gaji tinggi, 7 kembang desa nyaris dijual ke Malaysia
-
Siapa yang sering mengalami peradangan prostat? Pada pria dengan rentang usia 30–40 tahun, masalah umum yang sering dihadapi terkait dengan prostat adalah prostatitis, yang merupakan kondisi peradangan pada prostat.
-
Apa itu Prasi? Prasi adalah cerita bergambar, layaknya komik. Mengutip Liputan6.com, Prasi memuat cerita-cerita tradisional yang bersumber dari naskah kuno, termasuk memuat gambar makhluk-makhluk mitologi.
-
Apa itu prosa? Prosa adalah sebuah karya sastra dalam bentuk cerita yang disampaikan menggunakan narasi.
-
Apa saja gejala radang prostat? Gejala radang prostat bisa bervariasi, tergantung pada jenis dan penyebabnya. Beberapa gejala umum yang bisa muncul antara lain:Nyeri saat buang air kecil, buang air besar, atau ejakulasiNyeri di perut, pangkal paha, penis, testis, perineum (area antara pangkal testis dan anus), atau punggung bawahDemamMenggigilMual dan muntah Aliran urine melemahDarah dalam urine atau spermaUrine keruh, berbusa, dan berbau tidak sedapSering buang air kecil di malam hari (nokturia)Inkontinensia urine (kebocoran urine yang tidak terkontrol)
-
Siapa yang berisiko terkena radang prostat? Faktor risiko untuk infeksi bakteri radang prostat adalah perilaku seks berisiko, seperti hubungan seks tanpa pengaman, serta kondisi medis lainnya yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
-
Apa itu pronomina? Pronomina adalah Kata Ganti Nomina, Berikut Jenis dan Contohnya Penggunaan pronomina membantu menghindari pengulangan kata benda yang sama dalam sebuah wacana atau percakapan, sehingga membuat ungkapan lebih efisien dan jelas.