Longsor terjadi 25 titik di Banjarnegara, 100 KK ngungsi
Selain rumah penduduk, tanah longsor juga mengakibatkan sejumlah ruas jalan kecamatan tertutup.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara mencatat sedikitnya ada 25 titik lokasi wilayah longsor selama musim hujan November-Desember 2014. Lokasi tersebut tersebar di delapan desa yang berada di enam kecamatan dari 19 kecamatan yang ada di Banjarnegara.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Catur Subandrio, mengatakan akibat bencana longsor yang terjadi di 25 titik tersebut, dilaporkan 20 rumah rusak dan lebih dari 100 jiwa mengungsi.
"Tidak ada korban jiwa dalam bencana longsor yang terjadi, tetapi diperkirakan kerugian mencapai lebih dari Rp 300 juta," katanya kepada wartawan, Selasa (9/12).
Selain rumah penduduk, dia menjelaskan, tanah longsor juga mengakibatkan sejumlah ruas jalan kecamatan tertutup. Titik longsor tersebut, jelas Catur, biasanya berada di daerah perbukitan yang tanahnya rentan bergerak.
"Daerah yang rawan saat ini meliputi Kecamatan Madukara, Bawang, Kalibening, Pagentan yang merupakan wilayah cukup banyak permukiman," jelasnya.
Dari data BPBD Banjarnegara, kejadian tanah longsor mengalami peningkatan sejak 2006. Kondisi tersebut terjadi seiring dengan maraknya illegal logging. Tercatat, pada tahun 2007 terdapat 57 kali kejadian tanah longsor. Kemudian tahun 2008 meningkat menjadi 76 kali, pun pada tahun 2009 terjadi sebanyak 126 kali dan di Tahun 2010 meningkat tajam sampai 200 kali longsor.