Delapan Korban Banjir dan Longsor Meninggal, Pemprov Sulsel Keluarkan Tanggap Darurat
Enam kabupaten yang terkena dampak banjir dan longsor adalah Luwu, Enrekang, Wajo, Sidrap, Sinjai, dan Pinrang.
Enam kabupaten yang terkena dampak banjir dan longsor adalah Luwu, Enrekang, Wajo, Sidrap, Sinjai, dan Pinrang.
Delapan Korban Banjir dan Longsor Meninggal, Pemprov Sulsel Keluarkan Tanggap Darurat
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengeluarkan status tanggap darurat setelah banjir bandang dan tanah longsor menerjang enam kabupaten. Bencana banjir dan tanah longsor menimbulkan delapan orang meninggal dunia.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin mengambil tindakan responsif dan cepat terhadap bencana banjir dan tanah longsor yang melanda enam kabupaten di Sulsel. Instruksi telah diberikan kepada seluruh jajaran pemerintahan untuk segera mengambil langkah-langkah penanganan bencana ini, bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah pusat.
Enam kabupaten yang terkena dampak adalah Luwu, Enrekang, Wajo, Sidrap, Sinjai, dan Pinrang.
Berdasarkan data terakhir, tercatat ada delapan korban jiwa, di mana tujuh di antaranya dari Luwu dan satu dari Sidrap.
"Selanjutnya sebagai pemerintah daerah kami pastikan sudah koordinasi dengan jajaran terkait. Kami pastikan semua lokasi-lokasi tersebut dalam pemantauan tim berkoordinasi bersama TNI-Polri. Baik tim Penanggulangan Bencana Provinsi, maupun kabupaten/kota setempat," ujar Bahtiar.
Bahtiar memerntahkan bupati dan wali kota se Sulsel untuk siaga dan aktif dalam upaya penanganan di lapangan, termasuk memastikan aksesibilitas jalan dan jembatan serta penanganan korban dan kerusakan harta benda. Kepala daerah juga diminta tidak meninggalkan daerahnya.
"Saya mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, pemerintah akan hadir memberikan pelayanan, pertolongan, serta melakukan upaya penyelamatan dan penanganan di lapangan," kata dia.
Sementara itu, Pj Sekda Sulsel, Andi Muhammad Arsjad meminta kabupaten untuk segera menetapkan tanggap darurat bagi daerah yang kondisi bencananya sudah tergolong darurat. Sehingga bisa dilakukan pemanfaatan terhadap BTT.
“Kami berharap penanganan korban untuk daerah terdampak betul-betul dipastikan pemenuhan pangan, obat air bersih, dan lainnya," ujar Andi.
Sementara itu, Kepala Kantor Basarnas Makassar Mexianus Bekabel menambahkan proses evakuasi terhadap warga terus dilakukan. Sejumlah Pos SAR terdekat dikerahkan untuk membantu.
"Kami melakukan evakuasi dengan menurunkan 27 orang personil, baik itu dari Kantor SAR Makassar, Pos SAR Bone, Unit Siaga Sar Masamba, Palopo, Parepare," kata Mexianus.
Mexianus mengatakan saat ini fokus pertolongan dan evakuasi di tiga kabupaten yakni Luwu, Wajo, dan Sidrap.
"Rescuer Basarnas Makassar bergabung dengan Unit Siaga SAR Parepare dengan berfokus di Kabupaten Sidrap, Pos SAR Bone berfokus di Kabupaten Wajo, Unit Siaga SAR Masamba dan Palopo, berfokus di Kabupaten Luwu, Kecamatan Suli dan Kera," beber Mexianus.
Hingga saat ini, dari ketiga kabupaten tersebut, data 91 orang selamat, 7 meninggal dunia di kabupaten Luwu.
"Sementara yang dalam Pencarian masih dalan pendataan," ucap Mexianus.