Mabes Polri masih irit beri informasi soal 4 ajudan Nurhadi
"Saya belum dapat infonya. Makanya saya cek dulu," singkat Agus Riyanto.
Mabes Polri masih belum mau memberi informasi banyak terkait penugasan empat ajudan sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi Abdurrachman yang merupakan anggota Polri. Seperti diketahui, keempat ajudan Nurhadi yang merupakan anggota Brimob tersebut, ditugaskan ke Poso dalam Operasi Tinombala untuk memburu teroris Santoso.
"Nanti saya coba cek lagi. Saya belum dapat infonya. Makanya saya cek dulu, seperti apa perjalanannya. Makanya saya cek dulu," kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Agus Riyanto, di Mabes Polri, Jumat (10/6).
Agus menambahkan, sampai saat ini dia juga belum mendapatkan informasi kapan keempat anggota itu diberangkatkan ke Poso. Ia berjanji, dalam waktu dekat akan memberi keterangan.
"Kalau dapat saya informasikan segera. Nanti saya komunikasi dulu," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, empat anggota Brimob yang selama ini menjadi ajudan Nurhadi 'tiba-tiba' ditugaskan dalam Operasi Tinombala memburu teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Keempat anggota Brimob tersebut diketahui mangkir selama dua kali saat akan dimintai keterangan oleh KPK.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar menjelaskan, penugasan keempat anggota Brimob ke Poso bagian dari rotasi. Apalagi, operasi Tinombala dilanjutkan sampai 8 Agustus mendatang.
Itu kan rotasi. Kemarin kita kan ada Operasi Tinombala terakhir pada tanggal 8 Mei, dan diperpanjang sampai 8 Agustus, jadi tidak mungkin petugas yang di sana dipaksakan terus menerus, mereka kan manusia, situasi di sana tegang artinya perlu ada semacam pergantian agar yang lama istirahat dan yang di markas berangkat," kata Boy Rafli di Mabes, Kamis (9/6).
Sehingga, dia meminta penugasan itu tak dikaitkan dengan rencana pemanggilan KPK.
"Tidak ada kesengajaan. Semua Brimob punya keahlian khusus dibandingkan dengan yang lain boleh dikatakan yang dikirim ini tuh bukan fungsi lainlah, umumnya sama hanya penugasannya berganti-ganti," pungkasnya.
Baca juga:
KPK hari ini kembali periksa Sekretaris MA Nurhadi
Saktinya Nurhadi, sekretaris MA yang tersandung kasus di KPK
KPK bisa saja panggil ketua MA soal kasus Nurhadi
Dikawal 5 bodyguard, Nurhadi bantah sembunyikan Royani
Marak korupsi, Istana yakin aparat penegak hukum harus diperbaiki
Royani, penyambung 'benang merah' suap petinggi MA hilang misterius
-
Bagaimana KPK mengembangkan kasus suap dana hibah Pemprov Jatim? Pengembangan itu pun juga telah masuk dalam tahap penyidikan oleh sebab itu penyidik melakukan upaya penggeledahan. "Penggeledahan kan salah satu giat di penyidikan untuk melengkapi alat Bukti," ujar Alex.
-
Kenapa Kapolri dan Panglima TNI meninjau SUGBK? “Kami ingin memastikan serangkaian kesiapan pengamanan khususnya terkait dengan kegiatan puncak yang dilaksanakan besok sore ini betul-betul bisa terselenggara dengan baik,” tutur Sigit.
-
Bagaimana TKN Prabowo-Gibran menanggapi putusan DKPP? Meski begitu, dia menyampaikan TKN Prabowo-Gibran menghormati keputusan DKPP. Namun, kata dia keputusan tersebut tidak bersifat final.
-
Kapan DKPP menjatuhkan sanksi kepada Ketua KPU? DKPP menjelaskan, pelanggaran dilakukan Hasyim terkait pendaftaran pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden pada 25 Oktober 2023.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Oleh karena itu, saat terpilih menjadi Presiden Ganjar langsung menerapkan KTP Sakti ini.“Sebenarnya awal dari KTP elektronik dibuat. Maka tugas kita dan saya mengkonsolidasikan agar rakyat jauh lebih mudah menggunakan identitas tunggalnya,” tutup Ganjar.
-
Siapa yang ditahan oleh KPK? Eks Hakim Agung Gazalba Saleh resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (30/11/2023).